Selasa, 31 Agustus 2010

Menggunakan Pendulum (3)

Menggunakan Pendulum (3)
Penyelarasan
Lanjutan dari: Cara Menggunakan Pendulum

Karya Sig Lonegren
Disunting oleh: Bernard Prasodjo

Dalam menggunakan pendulum, langkah selanjutnya yang perlu Anda ketahui adalah penyelarasan (tuning in), ini sama seperti menyetel radio atau mencari frekwensi yang tepat. Di sini disediakan empat langkah persiapan atau pertanyaan untuk penyelarasan. Nyatakan apa yang hendak Anda lakukan, dengan harapan akan memperoleh jawaban ‘ya’, kemudian ajukan lagi tiga buah pertanyaan sederhana tapi penting berikut ini: ‘Dapatkah saya?’ ‘Bolehkah saya?’ ‘Siapkah saya?’
‘Dapatkah saya?’ terkait dengan apakah saya mempunyai kemampuan ‘DOWSING’ untuk memperoleh jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang saya ajukan. (Ingatkah Anda masa-masa di sekolah dulu, “Bu guru, dapatkah saya pergi ke kamar kecil?” “Tentu, tetapi kamu tidak dapat pergi sebelum kamu menyelesaikan ulanganmu!”) Mungkin saat ini Anda sudah memiliki cukup kemampuan untuk menemukan cincin teman Anda yang hilang di suatu tempat dalam ruangan, namun mungkin Anda belum dapat melakukan DOWSING untuk sesuatu si masa yang akan datang, yang biasanya di sebut dengan “DOWSING waktu.” Pertanyaan ‘Dapatkah saya?’ memungkinkan Anda mengetahui apakah Anda sudah punya cukup kemampuan untuk melakukan hal itu.
‘Bolehkah saya?’ dilakukan untuk meminta izin. Saat ini nampaknya hal ini memang terasa kurang penting, namun di situ ada sesuatu yang bisa melengkapi para DOWSER yang sudah terbiasa dengan pertanyaan itu, dia akan memperoleh hal-hal baru yang bisa mengatasi kesulitan-kesulitannya. Kalau sudah tercebur dalam dunia esoterik, atau menggunakan pendulum untuk mencari jawaban atas fenomena yang tak dapat dijelaskan, merupakan hal yang sering kita alami, DOWSER yang mahir dapat melakukannya dengan baik, namun hal itu bisa membuat para pemula tersesat. Karenanya sangat bijaksana meminta izin terlebih dahulu sebelum memulai pertanyaan seperti di atas.
Mungkin ada masalah karma yang terkait di situ, karma bisa berarti perimbangan antara perbuatan baik dan perbuatan buruk, dan sebagai akibatnya kita harus menerima pelajaran dari situ. Mungkin Anda tergoda untuk mendapatkan nomor lotre harian yang cocok dengan memanfaatkan DOWSING, namun ingat, menggunakan kemampuan DOWSING atau intuisi bisa berakibat sebaliknya, “secara karma” pada tingkatan yang lain. “Bolehkah saya?” bisa membantu mencegah jangan sampai Anda terjerumus di daerah yang tidak ada manfaat positifnya bagi Anda.
Jadi siapa yang memberi Anda izin ketika Anda bertanya “Dapatkah saya?” Ada beberapa jawaban untuk yang satu ini, semuanya merupakan jawaban yang lemah, sama seperti jawaban atas pertanyaan “darimana datangnya jawaban DOWSING?” Perasaan saya mengatakan bahwa kita mempunyai pemandu spiritual yang terus mengawasi kita, sesuatu yang seperti berasal dari pribadi luhur (higher self) pada Huna, aliran spiritual Hawaii. Dalam setiap kejadian, nampaknya ada beberapa daya yang berkembang, yang berada di luar sana, terus memperhatikan kita, dan pertanyaan ‘bolehkah saya?’ memberi daya atau kekuatan itu kesempatan untuk berbicara secara langsung kepada kita, untuk membantu kita mempertahankan agar pertimbangan kita teap rasional.
Minta izin merupakan syarat penting saat kita menggunakan pendulum untuk melakukan penyembuhan, ini merupakan bidang lain yang membuktikan bahwa DOWSING merupakan sebuah cara yang penting. Tak ada hal yang lebih menjengkelkan atau mengganggu daripada ketika kita menghadiri konvensi tentang DOWSING dan tiba-tiba seseorang menghampiri Anda dan mulai melakukan DOWSING pada aura Anda, atau mengatakan sesuatu yang keliru mengenai diri Anda, sebelum bertanya apakah dia boleh melakukan hal itu pada Anda. Gangguan psikik pada privasi orang lain bukanlah hal yang boleh dilakukan begitu saja. Orang semacam itu adalah orang yang baru saja mempelajari sesuatu yang baru, dan mereka begitu bersemangat untuk memamerkan kepada orang lain apa yang baru saja diketahuinya (ingat bahwa saya tidak mengatakan “gnow” selama mereka belum belajar menjadi intuitif).
Izin merupakan hal yang sangat penting. Jadi sebelum memulainya, prosedur kita adalah: ‘Inilah yang ingin saya lakukan.’ ‘Dapatkah saya?’ ‘Bolehkah saya?’ Ada satu lagi pertanyaan penyelarasan, ‘Siapkah saya?’ Apakah saya sudah melakukan semua yang diperlukan agar memperoleh jawaban yang benar? Apakah masih ada hal lain yang diperlukan untuk melakukan penyelarasan? Yang terpenting adalah ini: Kita anggap bahwa sejauh ini Anda telah menerima tanggapan yang positif, dan bahwa sebenarnya Andalah yang telah mengajukan pertanyaan.
Namun, bagaimana kalau yang Anda peroleh untuk salah satu dari pertanyaan tadi adalah “tidak?” Jawabannya sangat sederhana. Kalau Anda percaya pada proses ini, dan Anda memperoleh jawaban ‘tidak,’ tetapi terus saja bekerja dengan pendulum Anda, makan Anda tidak dapat mempercayai jawaban yang diberikan. Jadi sebaiknya Anda mulai dari awal sekali lagi. Tunggulah satu sampai dua menit dan cobalah mengajukan pertanyaan sekali lagi, namun dengan cara yang sedikit berbeda, kalau Anda tetap memperoleh jawaban ‘tidak’ untuk salah satu dari keempat langkah penyelarasan, cobalah melakukan DOWSING dengan pertanyaan yang berbeda sama sekali, bisa mengenai topik lain, Nanti Anda bisa mengulang pertanyaan Anda yang semula.
Salah satu cara yang paling berkesan yang dapat Anda gunakan di mana Anda bisa melakukan DOWSING ketika Anda membaca tulisan ini adalah dengan cara mempertanyakan setiap proses atau gagasan yang sedang Anda baca. Salah satu buku terpenting yang pernah saya baca ketika saya mempersiapkan diri untuk menjadi guru pada tahun 1960-an adalah sebuah buku berjudul “Mengajar sebagai aktifitas yang subversif.” tulisan Neil Postman dan Charles Weingartner. Kegiatan subversif yang dimaksudkan buku itu adalah membuat murid sekolah dasar dan menengah berpikir untuk diri mereka sendiri. Ini benar-benar subversif karena ketika Anda berhenti berpikir bahwa tujuan utama sebagian besar sekolah saat ini adalah mengajar muridnya agar duduk dalam satu garis lurus, tetap tenang, dan memberikan jawaban yang diinginkan gurunya. Dalam keadaan seperti ini, berpikir benar-benar merupakan kegiatan yang subversif.
Untuk berpikir bagi diri sendiri, pertama-tama Anda harus mampu mendengarkan orang lain, baru kemudian mempersiapkan pikiran Anda sendiri mengenai kebenaran dari apa yang baru saja Anda dengar. Ini benar-benar merupakan konsep “gnostik.” Saya terbuka pada apa yang akan Anda katakan, namun pada akhirnya saya akan mengatur pikiran saya sendiri, terimakasih!” Dengan hal semacam ini dalam pikiran kita, Postman dan Weingartner memberi judul bab pertamanya dengan “Crap Detecting.” Ini merupakan salah satu cara yang saya sarankan kepada Anda ketika menggunakan pendulum sambil membaca tulisan ini.
Mari kita coba berlatih: Tentukan sendiri pentingnya langkah-langkah penyelarasan ini. Di sini, pertanyaan yang diajukan adalah: “Apakah pada saat ini keempat langkah penyelarasan ini bermanfaat bagi saya?”
Peganglah pendulum dalam posisi mencari. Katakan bahwa Anda ingin mengajukan pertanyaan berkenaan dengan keempat langkah penyelarasan ini. Itu adalah hal yang ingin saya lakukan. Saya ingin tahu apakah keempat langkah ini berguna bagi saya saat ini?”
‘Dapatkah saya?’ Apakah saya punya cukup kemampuan DOWSING untuk bisa melakukan hal ini?’
‘Bolehkah saya?’ ‘Apakah saya diizinkan melakukannya?’ Sekali lagi, mungkin nampaknya pertanyaan ini kurang relevan, namun ini merupakan bagian dari sebuah proses.

‘Siapkah saya?’ (kita anggap setiap kali Anda memperoleh jawaban ‘ya’) ‘Apakah langkah penyelarasan ini berguna bagi saya bila saya melakukannya saat ini?’

Apa jawaban yang Anda terima? Saya yakin bahwa sebagian besar dari Anda akan memperoleh jawaban ‘ya’ sepanjang latihan ini. Sebagian besar DOWSER di seluruh dunia menggunakan proses penyelarasan sama seperti yang kita lakukan. Bila karena ada suatu perubahan yang aneh, di sana-sini Anda memperoleh jawaban ‘tidak’ dalam latihan Anda, ulang sekali lagi seluruh proses setelah Anda membaca tulisan ini lebih lanjut. Kalau Anda perhatikan, semua pertanyaan menggunakan kata-kata ‘pada saat ini’ (present tense). Mungkin saat ini Anda tidak membutuhkan proses penyelarasan ini. Mungkin Anda sudah cukup percaya diri bahwa sampai tahap ini respon yang Anda terima sudah akurat.
*
BERLATIH DENGAN TIGA MATA UANG LOGAM

Sekarang saatnya Anda berlatih melakukan DOWSING Anda yang sesungguhnya. Anda membutuhkan tiga mata uang logam (koin). Dua dengan nilai yang sama (kalau mungkin dengan tanggal keluaran yang sama), dan uang logam yang ketiga, dengan nilai yang berbeda.
Letakkan kedua uang logam yang sama dengan jarak kira-kira selebar telapak tangan. Pegang pendulum dalam posisi mencari, gerakkan pendulum (dengan sengaja) maju mundur di antar kedua mata uang logam tadi. Mulailah dengan sedikit ayunan dulu, tunggu sampai ayunan pendulum semakin melebar, seolah-olah ujung bandul pendulum mencoba mencapai uang logam tadi, Anda juga bisa merasakan daya tarik antara pendulum dan kedua uang logam itu.
Perhatikan betapa pendulum tertarik ke arah koin yang sama dengan kekuatan yang sama (kiri). Dengan koin yang berbeda (kanan), pendulum tertolak dan berayung menyamping di antara kedua koin.
Sekarang taruhlah mata uang yang ketiga (yang berbeda) menggantikan salah satu uang logam yang bernilai sama tadi. Yang terjadi bukanlah tarikan yang jelas ke arah kedua mata uang itu, kali ini pendulum Anda akan bergerak membentuk lingkaran atau berayun menyamping di antara kedua mata uang logam itu, atau bisa juga dalam gerakan lain. Tapi tidak akan terasa tarikan seperti yang terjadi sebelumnya, atau dorongan yang semula ada ketika pendulum bergerak di antara dua mata uang logam yang sama nilainya.
Berlatihlah dengan reaksi ini berulang kali. Pindah letak mata uang dalam posisi yang berbeda. Bagaimana reaksi pendulum Anda ketika Anda meletakkan tiga mata uang logam yang sama nilanya membentuk segitiga, dengan jarak lebih kurang selebar telapak tangan?
Anda akan menyukai latihan dengan tiga mata uang logam yang sama ini, dengan dua koin di antaranya sama tanggal keluarannya. Taruh semuanya di atas meja, dengan muka koin yang bertanggal sama menghadap ke bawah, kemudian acaklah, ambil dua di antaranya, tanpa terlebih dahulu melihat tanggal keluarannya dan lakukan DOWSING, cari tahu apakah kedua mata uang logam itu bertanggal sama atau tidak.
*
LATIHAN MELEMPAR KOIN

Untuk latihan ini, Anda membutuhkan seorang teman. Sebenarnya latihan ini merupakan latihan yang subversif, karenanya cara ini merupakan cara yang bagus untuk membuat seseorang tertarik pada DOWSING. Anda membutuhkan sebuah koin, pendulum, pena atau pinsil dan selembar kertas untuk mencatat hasil latihan Anda.
Katakan pada diri Anda sendiri bahwa Anda ingin melakukan DOWSING untuk melihat apakah koin yang jatuh, menghadap ke atas ataukah telungkup. ‘Dapatkah saya?’ ‘Bolehkah saya?’ ‘Siapkah saya?’

Taruh koin di atas meja menghadap ke atas, pegang pendulum di atasnya, pendulum akan bergerak dari posisi ‘mencari’ Anda ke posisi ‘ya’ Anda. Sekarang balikkan koin Anda, perhatikan pendulum Anda sekarang bergerak ke posisi ‘tidak’ Anda (bisa saja responnya kebalikannya, itu tidak jadi soal).

Biarkan teman Anda membalik koinnya dan mencatat pada kertas apakah bagian muka atau bagian belakang yang menghadap ke atas. Ketika dia mencatat jawabannya, bertanyalah pada pendulum apakah koin itu menghadap ke atas atau ke bawah. Kalau jawabannya ‘ya’ pendulum akan bergerak ke respon ‘ya’. Bila menghadap ke bawah, pendulum akan bergerak ke respon ‘tidak’, beritahu jawaban pendulum ke rekan Anda agar dia mencatatnya. Lakukan ini sampai sepuluh kali, minta agar teman Anda tidak memberitahukan hasilnya sampai latihan ini selesai.

Anda punya kemungkinan “fifty-fifty”, jadi kalau tidak ada lagi yang bisa di DOWSE, Anda sudah punya kemungkinan benar atau salah sebesar 50%, kalau Anda memperoleh lebih dari 50%, itu bagus.
Tujuan sebenarnya dari latihan ini adalah untuk mengatasi kesalahan-kesalahan para DOWSER, terutama para pemula, itu bisa diibaratkan seperti naik sepeda, tak ada orang yang belajar naik sepeda tanpa terjatuh, itu merupakan bagian dari proses belajar. Juga definisi menjadi manusia yang terbaik adalah bahwa kita bukanlah makhluk yang sempurna (kalau tahu bahwa kita sempurna, kita tak akan ada di dunia ini). Jadi, sekali lagi, dalam jangka panjang, saya yakin bahwa tak ada DOWSER yang 100% akurat.
Jadi, kalau Anda tidak begitu berhasil dalam latikan koin tadi, cobalah lagi, hanya kali ini dengan lebih perlahan, santai saja, untuk berhasil mencapai teknik DOWSING, seperti juga kemampuan lainnya, tentu dibutuhkan waktu. Ingat! Bahkan Anda bisa meminta teman yang membantu latihan Anda berlatih tadi untuk mencoba menggunakan pendulum Anda!

Menggunakan Pendulum (3)

Menggunakan Pendulum (3)
Penyelarasan
Lanjutan dari: Cara Menggunakan Pendulum

Karya Sig Lonegren
Disunting oleh: Bernard Prasodjo

Dalam menggunakan pendulum, langkah selanjutnya yang perlu Anda ketahui adalah penyelarasan (tuning in), ini sama seperti menyetel radio atau mencari frekwensi yang tepat. Di sini disediakan empat langkah persiapan atau pertanyaan untuk penyelarasan. Nyatakan apa yang hendak Anda lakukan, dengan harapan akan memperoleh jawaban ‘ya’, kemudian ajukan lagi tiga buah pertanyaan sederhana tapi penting berikut ini: ‘Dapatkah saya?’ ‘Bolehkah saya?’ ‘Siapkah saya?’
‘Dapatkah saya?’ terkait dengan apakah saya mempunyai kemampuan ‘DOWSING’ untuk memperoleh jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang saya ajukan. (Ingatkah Anda masa-masa di sekolah dulu, “Bu guru, dapatkah saya pergi ke kamar kecil?” “Tentu, tetapi kamu tidak dapat pergi sebelum kamu menyelesaikan ulanganmu!”) Mungkin saat ini Anda sudah memiliki cukup kemampuan untuk menemukan cincin teman Anda yang hilang di suatu tempat dalam ruangan, namun mungkin Anda belum dapat melakukan DOWSING untuk sesuatu si masa yang akan datang, yang biasanya di sebut dengan “DOWSING waktu.” Pertanyaan ‘Dapatkah saya?’ memungkinkan Anda mengetahui apakah Anda sudah punya cukup kemampuan untuk melakukan hal itu.
‘Bolehkah saya?’ dilakukan untuk meminta izin. Saat ini nampaknya hal ini memang terasa kurang penting, namun di situ ada sesuatu yang bisa melengkapi para DOWSER yang sudah terbiasa dengan pertanyaan itu, dia akan memperoleh hal-hal baru yang bisa mengatasi kesulitan-kesulitannya. Kalau sudah tercebur dalam dunia esoterik, atau menggunakan pendulum untuk mencari jawaban atas fenomena yang tak dapat dijelaskan, merupakan hal yang sering kita alami, DOWSER yang mahir dapat melakukannya dengan baik, namun hal itu bisa membuat para pemula tersesat. Karenanya sangat bijaksana meminta izin terlebih dahulu sebelum memulai pertanyaan seperti di atas.
Mungkin ada masalah karma yang terkait di situ, karma bisa berarti perimbangan antara perbuatan baik dan perbuatan buruk, dan sebagai akibatnya kita harus menerima pelajaran dari situ. Mungkin Anda tergoda untuk mendapatkan nomor lotre harian yang cocok dengan memanfaatkan DOWSING, namun ingat, menggunakan kemampuan DOWSING atau intuisi bisa berakibat sebaliknya, “secara karma” pada tingkatan yang lain. “Bolehkah saya?” bisa membantu mencegah jangan sampai Anda terjerumus di daerah yang tidak ada manfaat positifnya bagi Anda.
Jadi siapa yang memberi Anda izin ketika Anda bertanya “Dapatkah saya?” Ada beberapa jawaban untuk yang satu ini, semuanya merupakan jawaban yang lemah, sama seperti jawaban atas pertanyaan “darimana datangnya jawaban DOWSING?” Perasaan saya mengatakan bahwa kita mempunyai pemandu spiritual yang terus mengawasi kita, sesuatu yang seperti berasal dari pribadi luhur (higher self) pada Huna, aliran spiritual Hawaii. Dalam setiap kejadian, nampaknya ada beberapa daya yang berkembang, yang berada di luar sana, terus memperhatikan kita, dan pertanyaan ‘bolehkah saya?’ memberi daya atau kekuatan itu kesempatan untuk berbicara secara langsung kepada kita, untuk membantu kita mempertahankan agar pertimbangan kita teap rasional.
Minta izin merupakan syarat penting saat kita menggunakan pendulum untuk melakukan penyembuhan, ini merupakan bidang lain yang membuktikan bahwa DOWSING merupakan sebuah cara yang penting. Tak ada hal yang lebih menjengkelkan atau mengganggu daripada ketika kita menghadiri konvensi tentang DOWSING dan tiba-tiba seseorang menghampiri Anda dan mulai melakukan DOWSING pada aura Anda, atau mengatakan sesuatu yang keliru mengenai diri Anda, sebelum bertanya apakah dia boleh melakukan hal itu pada Anda. Gangguan psikik pada privasi orang lain bukanlah hal yang boleh dilakukan begitu saja. Orang semacam itu adalah orang yang baru saja mempelajari sesuatu yang baru, dan mereka begitu bersemangat untuk memamerkan kepada orang lain apa yang baru saja diketahuinya (ingat bahwa saya tidak mengatakan “gnow” selama mereka belum belajar menjadi intuitif).
Izin merupakan hal yang sangat penting. Jadi sebelum memulainya, prosedur kita adalah: ‘Inilah yang ingin saya lakukan.’ ‘Dapatkah saya?’ ‘Bolehkah saya?’ Ada satu lagi pertanyaan penyelarasan, ‘Siapkah saya?’ Apakah saya sudah melakukan semua yang diperlukan agar memperoleh jawaban yang benar? Apakah masih ada hal lain yang diperlukan untuk melakukan penyelarasan? Yang terpenting adalah ini: Kita anggap bahwa sejauh ini Anda telah menerima tanggapan yang positif, dan bahwa sebenarnya Andalah yang telah mengajukan pertanyaan.
Namun, bagaimana kalau yang Anda peroleh untuk salah satu dari pertanyaan tadi adalah “tidak?” Jawabannya sangat sederhana. Kalau Anda percaya pada proses ini, dan Anda memperoleh jawaban ‘tidak,’ tetapi terus saja bekerja dengan pendulum Anda, makan Anda tidak dapat mempercayai jawaban yang diberikan. Jadi sebaiknya Anda mulai dari awal sekali lagi. Tunggulah satu sampai dua menit dan cobalah mengajukan pertanyaan sekali lagi, namun dengan cara yang sedikit berbeda, kalau Anda tetap memperoleh jawaban ‘tidak’ untuk salah satu dari keempat langkah penyelarasan, cobalah melakukan DOWSING dengan pertanyaan yang berbeda sama sekali, bisa mengenai topik lain, Nanti Anda bisa mengulang pertanyaan Anda yang semula.
Salah satu cara yang paling berkesan yang dapat Anda gunakan di mana Anda bisa melakukan DOWSING ketika Anda membaca tulisan ini adalah dengan cara mempertanyakan setiap proses atau gagasan yang sedang Anda baca. Salah satu buku terpenting yang pernah saya baca ketika saya mempersiapkan diri untuk menjadi guru pada tahun 1960-an adalah sebuah buku berjudul “Mengajar sebagai aktifitas yang subversif.” tulisan Neil Postman dan Charles Weingartner. Kegiatan subversif yang dimaksudkan buku itu adalah membuat murid sekolah dasar dan menengah berpikir untuk diri mereka sendiri. Ini benar-benar subversif karena ketika Anda berhenti berpikir bahwa tujuan utama sebagian besar sekolah saat ini adalah mengajar muridnya agar duduk dalam satu garis lurus, tetap tenang, dan memberikan jawaban yang diinginkan gurunya. Dalam keadaan seperti ini, berpikir benar-benar merupakan kegiatan yang subversif.
Untuk berpikir bagi diri sendiri, pertama-tama Anda harus mampu mendengarkan orang lain, baru kemudian mempersiapkan pikiran Anda sendiri mengenai kebenaran dari apa yang baru saja Anda dengar. Ini benar-benar merupakan konsep “gnostik.” Saya terbuka pada apa yang akan Anda katakan, namun pada akhirnya saya akan mengatur pikiran saya sendiri, terimakasih!” Dengan hal semacam ini dalam pikiran kita, Postman dan Weingartner memberi judul bab pertamanya dengan “Crap Detecting.” Ini merupakan salah satu cara yang saya sarankan kepada Anda ketika menggunakan pendulum sambil membaca tulisan ini.
Mari kita coba berlatih: Tentukan sendiri pentingnya langkah-langkah penyelarasan ini. Di sini, pertanyaan yang diajukan adalah: “Apakah pada saat ini keempat langkah penyelarasan ini bermanfaat bagi saya?”
Peganglah pendulum dalam posisi mencari. Katakan bahwa Anda ingin mengajukan pertanyaan berkenaan dengan keempat langkah penyelarasan ini. Itu adalah hal yang ingin saya lakukan. Saya ingin tahu apakah keempat langkah ini berguna bagi saya saat ini?”
‘Dapatkah saya?’ Apakah saya punya cukup kemampuan DOWSING untuk bisa melakukan hal ini?’
‘Bolehkah saya?’ ‘Apakah saya diizinkan melakukannya?’ Sekali lagi, mungkin nampaknya pertanyaan ini kurang relevan, namun ini merupakan bagian dari sebuah proses.

‘Siapkah saya?’ (kita anggap setiap kali Anda memperoleh jawaban ‘ya’) ‘Apakah langkah penyelarasan ini berguna bagi saya bila saya melakukannya saat ini?’

Apa jawaban yang Anda terima? Saya yakin bahwa sebagian besar dari Anda akan memperoleh jawaban ‘ya’ sepanjang latihan ini. Sebagian besar DOWSER di seluruh dunia menggunakan proses penyelarasan sama seperti yang kita lakukan. Bila karena ada suatu perubahan yang aneh, di sana-sini Anda memperoleh jawaban ‘tidak’ dalam latihan Anda, ulang sekali lagi seluruh proses setelah Anda membaca tulisan ini lebih lanjut. Kalau Anda perhatikan, semua pertanyaan menggunakan kata-kata ‘pada saat ini’ (present tense). Mungkin saat ini Anda tidak membutuhkan proses penyelarasan ini. Mungkin Anda sudah cukup percaya diri bahwa sampai tahap ini respon yang Anda terima sudah akurat.
*
BERLATIH DENGAN TIGA MATA UANG LOGAM

Sekarang saatnya Anda berlatih melakukan DOWSING Anda yang sesungguhnya. Anda membutuhkan tiga mata uang logam (koin). Dua dengan nilai yang sama (kalau mungkin dengan tanggal keluaran yang sama), dan uang logam yang ketiga, dengan nilai yang berbeda.
Letakkan kedua uang logam yang sama dengan jarak kira-kira selebar telapak tangan. Pegang pendulum dalam posisi mencari, gerakkan pendulum (dengan sengaja) maju mundur di antar kedua mata uang logam tadi. Mulailah dengan sedikit ayunan dulu, tunggu sampai ayunan pendulum semakin melebar, seolah-olah ujung bandul pendulum mencoba mencapai uang logam tadi, Anda juga bisa merasakan daya tarik antara pendulum dan kedua uang logam itu.
Perhatikan betapa pendulum tertarik ke arah koin yang sama dengan kekuatan yang sama (kiri). Dengan koin yang berbeda (kanan), pendulum tertolak dan berayung menyamping di antara kedua koin.
Sekarang taruhlah mata uang yang ketiga (yang berbeda) menggantikan salah satu uang logam yang bernilai sama tadi. Yang terjadi bukanlah tarikan yang jelas ke arah kedua mata uang itu, kali ini pendulum Anda akan bergerak membentuk lingkaran atau berayun menyamping di antara kedua mata uang logam itu, atau bisa juga dalam gerakan lain. Tapi tidak akan terasa tarikan seperti yang terjadi sebelumnya, atau dorongan yang semula ada ketika pendulum bergerak di antara dua mata uang logam yang sama nilainya.
Berlatihlah dengan reaksi ini berulang kali. Pindah letak mata uang dalam posisi yang berbeda. Bagaimana reaksi pendulum Anda ketika Anda meletakkan tiga mata uang logam yang sama nilanya membentuk segitiga, dengan jarak lebih kurang selebar telapak tangan?
Anda akan menyukai latihan dengan tiga mata uang logam yang sama ini, dengan dua koin di antaranya sama tanggal keluarannya. Taruh semuanya di atas meja, dengan muka koin yang bertanggal sama menghadap ke bawah, kemudian acaklah, ambil dua di antaranya, tanpa terlebih dahulu melihat tanggal keluarannya dan lakukan DOWSING, cari tahu apakah kedua mata uang logam itu bertanggal sama atau tidak.
*
LATIHAN MELEMPAR KOIN

Untuk latihan ini, Anda membutuhkan seorang teman. Sebenarnya latihan ini merupakan latihan yang subversif, karenanya cara ini merupakan cara yang bagus untuk membuat seseorang tertarik pada DOWSING. Anda membutuhkan sebuah koin, pendulum, pena atau pinsil dan selembar kertas untuk mencatat hasil latihan Anda.
Katakan pada diri Anda sendiri bahwa Anda ingin melakukan DOWSING untuk melihat apakah koin yang jatuh, menghadap ke atas ataukah telungkup. ‘Dapatkah saya?’ ‘Bolehkah saya?’ ‘Siapkah saya?’

Taruh koin di atas meja menghadap ke atas, pegang pendulum di atasnya, pendulum akan bergerak dari posisi ‘mencari’ Anda ke posisi ‘ya’ Anda. Sekarang balikkan koin Anda, perhatikan pendulum Anda sekarang bergerak ke posisi ‘tidak’ Anda (bisa saja responnya kebalikannya, itu tidak jadi soal).

Biarkan teman Anda membalik koinnya dan mencatat pada kertas apakah bagian muka atau bagian belakang yang menghadap ke atas. Ketika dia mencatat jawabannya, bertanyalah pada pendulum apakah koin itu menghadap ke atas atau ke bawah. Kalau jawabannya ‘ya’ pendulum akan bergerak ke respon ‘ya’. Bila menghadap ke bawah, pendulum akan bergerak ke respon ‘tidak’, beritahu jawaban pendulum ke rekan Anda agar dia mencatatnya. Lakukan ini sampai sepuluh kali, minta agar teman Anda tidak memberitahukan hasilnya sampai latihan ini selesai.

Anda punya kemungkinan “fifty-fifty”, jadi kalau tidak ada lagi yang bisa di DOWSE, Anda sudah punya kemungkinan benar atau salah sebesar 50%, kalau Anda memperoleh lebih dari 50%, itu bagus.
Tujuan sebenarnya dari latihan ini adalah untuk mengatasi kesalahan-kesalahan para DOWSER, terutama para pemula, itu bisa diibaratkan seperti naik sepeda, tak ada orang yang belajar naik sepeda tanpa terjatuh, itu merupakan bagian dari proses belajar. Juga definisi menjadi manusia yang terbaik adalah bahwa kita bukanlah makhluk yang sempurna (kalau tahu bahwa kita sempurna, kita tak akan ada di dunia ini). Jadi, sekali lagi, dalam jangka panjang, saya yakin bahwa tak ada DOWSER yang 100% akurat.
Jadi, kalau Anda tidak begitu berhasil dalam latikan koin tadi, cobalah lagi, hanya kali ini dengan lebih perlahan, santai saja, untuk berhasil mencapai teknik DOWSING, seperti juga kemampuan lainnya, tentu dibutuhkan waktu. Ingat! Bahkan Anda bisa meminta teman yang membantu latihan Anda berlatih tadi untuk mencoba menggunakan pendulum Anda!

Menggunakan Pendulum (2)

Menggunakan Pendulum (2)
BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN PENDULUM
Otak kiri dan otak kanan
Saat ini kita hidup di dunia yang lebih menekankan pada pikiran rasional. Ketika kita sekolah, kita dihadapkan pada pertanyaan seperti: “Apakah sila ke lima dari Pancasila?” atau “Bila sebuah lingkaran berjari-jari empat, berapakah kelilingnya?” Bila pertanyaan siapa penemu mesin uap menjadi sedemikan penting, dan tak seorangpun yang tertarik pada “Bagaimana perasaan suku Aztec ketika mereka menyadari apa yang dilakukan Cortez dan anak buahnya?” Kita cenderung melihat sejarah sebagai suatu seri akibat dan peristiwa. Kita telah diajar supaya menjadi analitis, mengikuti perintah, dan memuntahkan jawaban yang ‘benar’, tetapi tak dapat disangkal bahwa ada beberapa guru yang nampaknya tertarik untuk menguatkan intuisi kita, menguatkan sisi perasaan kita.
Lebih dari 15 atau 20 tahun yang lalu, banyak terdapat tulisan tentang otak bagian kiri dan bagian kanan. Otak bagian kiri mengatur tubuh bagian kanan kita, serta pikiran analitis kita, atau pikiran liniar kita. Misalnya Anda menderita stroke dan bagian kanan tubuh Anda lumpuh, Anda tidak akan mampu bicara. Berbicara adalah aktivitas linier, otak sebelah kanan yang mengatur tubuh bagian kiri nampaknya merupakan tempat bagi hal-hal yang lebih subyektif, kemampuan intuitif dan juga kempuan untuk berfungsi secara menyeluruh (holistik).
Ini adalah aspek keberadaan kita sehingga kita dapat mengenali orang lain. Kita tidak melihat ke hidung seseorang, lalu bibirnya, kemudian matanya dan rambutnya untuk kemudian baru berkata: “Oh, kamu Hadi kan?” Ini bukan fungsi linier, kita memandang wajah seseorang secara keseluruhan dan mengenali siapa orang itu. Juga dikatakan bahwa bagian kanan otak mengatur kemampuan intuitif kita, sedangkan penelitian terkini menunjukkan bahwa secara sederhana otak kiri berkaitan dengan yang rasional dan otak kanan lebih berhubungan dengan intuisi. Bagian rasional kita memang cukup digunakan, bahkan secara berlebihan. Bagaimanapun, bagi sebagian besar dari kita, intuisi kita, bagian subyektif kita, jarang digunakan. Sekolah kita, pekerjaan kita serta pemerintah kita memang tidak begitu menghargai separuh dari keberadaan kita. Ini seperti menjalani hidup dengan sebelah mata tertutup. Banyak orang sadar akan kenyataan bahwa untuk sebuah pemenuhan yang lengkap mereka harus mulai mengetuk pintu intuisi, bagian subyektif dari keberadaannya. Di sini DOWSING merupakan keahlian yang sangat membantu.Bila seseorang di dunia modern saat ini “mengetahui” sesuatu, berarti orang lain juga bisa mengetahuinya dengan menggunakan kelima indera mereka sendiri. Dengan mengetahui sesuatu mereka harus mampu membuktikannya dengan menggunakan metoda ilmiah. Kata mengetahui atau dalam bahasa Inggris: to know, yang berasal dari kata knowen, bila terus ditelusuri ke belakang kata itu berasal dari kata lain gnoscere. tetapi gnoscere juga punya arti lain, arti yang sekarang sudah hilang, yaitu secara langsung mengetahui kenyataan spiritual yang yang tidak dapat dirasakan dan karenanya dapat memutuskan atau melakukan “gnowing” terhadap realitas itu bagi dirinya sendiri.
Jadi “to gnow” adalah mengetahui berdasarkan pengalaman spiritual yang intuitif dan tak dapat dirasakan. Bila seseorang secara intuitif mengetahui sesuatu, hal itu selalu saja tak dapat dibuktikan melalui proses rasional. Seseorang tahu bahwa Tuhan itu ada, namun dia tidak dapat mencium, mencecap, melihat, mendengar atau menyentuh-Nya. Realitas ini tidak berasal dari kelima indera manusia. Mengetahui yang di maksud di sini adalah sisi intuitif dari keberadaan kita, bukan sisi rasionalnya. Karenanya DOWSING adalah suatu cara untuk secara intuitif mengetahui, itu adalah “gnowing.”DOWSING, seperti yang dikatakan sebelumnya, juga merupakan suatu seni yang ilmiah. Mungkin Anda sebelumnya sudah pernah mendengar tentang DOWSING, atau divining yang merupakan istilah dalam mencari air, yang sebenarnya terus berlanjut menjadi salah sebuah aspek terpenting dari istilah DOWSING ini. Untuk dapat melakukan DOWSING dengan baik, seseorang harus baik juga dalam penguasaan ilmu pengetahuan (baca: rasional), dan seni (baca: intuitif). Pertama-tama, Anda harus mampu bertanya dengan benar, sebagai contoh, bila seorang teman memerlukan sebuah sumur baru, Anda tidak dapat begitu saja datang ke rumahnya dan bertanya pada pendulum, “Dimanakah sumber air yang terdekat?”
Anda mungkin mendeteksi air yang berada 200 meter di bawah tanah, menghasilkan air setengah gelas per jam, berbau anyir, dan kering di musim kemarau. Jadi dari pada mengajukan pertanyaan “Di manakah sumber air yang terdekat?” Pertanyaannya lebih baik seperti berikut: “Saya harus menggali sumur ini sendiri, jadi di manakah sumber air yang terdekat yang dapat diminum, tidak lebih dari 10 meter di bawah tanah, yang sepanjang tahun menghasilkan air paling tidak 20 liter permenit?” Ini adalah contoh pertanyaan yang benar.
Kemudian akan muncul bagian yang intuitif, bagian kanan otak, yang dapat memahami sesuatu dengan segera tanpa perlu bertanya-tanya. Bagaimanapun juga, untuk sementara waktu Anda harus “mematikan” otak bagian kiri Anda, bagian yang analitis, dan membuka bagian intuitif Anda, sehingga Anda bisa mengetahui jawabannya (gnow). Baru kemudian peralatan DOWSING memberi jawaban yang terbaik bagi Anda dan benar-benar menakjubkan. Sering kali, di tangan orang yang cukup mahir melakukan DOWSING, akan benar-benar sangat berhasil. “Dukun air yang sakti,” begitulah orang menyebut beberapa DOWSER, yang keberhasilannya bisa mencapai 85 sampai 90 persen.
Mengapa intuisi dianggap begitu penting? Saya kira karena kita hidup di dunia di mana pikiran rasional kita bisa memecahkan segala masalah, banyak orang percaya bahwa memang benar demikian, ini memang hal yang cukup menarik, bukan bukan seperti itulah seharusnya kita bertindak.
DOWSING bisa memberi jawaban atas pertanyaan yang tak dapat di jawab (atau paling tidak membutuhkan waktu yang lama) bila di jawab secara rasional. Seseorang yang ahli mencari sumber air tidak dapat melihat, menyentuh, mencium, mendengar atau mencecapi adanya aliran air di bawah tanah, tetapi dia dapat menemukannya. DOWSING membawa kita melampaui pikiran rasional kita, barang kali yang paling penting adalah Anda tidak perlu menolak pikiran rasional Anda ketika sedang melakukan DOWSING. Ini juga bukan persoalan rasional atau intuitif. DOWSING memerlukan kedua kemampuan ini. Anda harus mengajukan pertanyaan yang benar (otak kiri) dan membiarkan sisi intuitif Anda (otak kanan) mencari jawabannya. Dan, mungkin saja melakukan DOWSING untuk apa saja yang Anda pikirkan. Anda hanya dibatasi oleh imajinasi Anda sendiri.
DOWSING tidak hanya untuk mencari sumber air di bawah tanah, sekarang banyak orang melakukan DOWSING untuk mencari minyak, mineral, harta karun, orang hilang, kesehatan, pengobatan, energi bumi serta berbagai sasaran lain, baik yang nyata maupun yang maya.
Sering kali, bukan hanya pada target fisik yang nyata saja, orang juga mencari jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ untuk pertanyaan “Apakah mangga ini sudah matang?” sampai “Apakah ini arah yang positif bagi kehidupanku saat ini?” Ini adalah beberapa aspek pertanyaan dalam DOWSING yang akan kita bahas lebih lanjut nanti. Bagaimana kita memperoleh jawaban dari pertanyaan relevan yang khusus dan sangat penting bagi kehidupan kita selanjutnya?

Bagaimana cara kerjanya?
Saya yakin ini adalah pertanyaan yang ingin Anda ajukan. Jujur saja, saya benar-benar tidak tahu, tetapi ada beberapa teori yang tersedia. Pertama, seperti yang dilakukan dengan radar. Bila mencari sumber air di bawah tanah, mungkin prosesnya seperti radar, orang yang melakukan DOWSING mengirimkan semacam sinyal untuk mencari targetnya. Begitu menemukan targetnya, sinyal tadi memantul kembali ke DOWSER, dan mengakibatkan alat yang digunakannya bergerak.
Kemungkinan lain adalah sumber air itu sendiri mengeluarkan semacam sinyal yang kemudian diterima oleh DOWSER. Namun bagaimana mungkin radar atau sesuatu yang berada jauh dari dalam tanah bisa menjelaskan bagaimana DOWSING bisa memberi Anda jawaban ‘ya’ atau ‘tidak untuk pertanyaan seperti “Apakah ini merupakan arah yang positif dalam kehidupanku saat ini?” bagaimana seseorang yang mencari sumber air dapat menemukan sumber air yang spesifik, yang akan menghasilkan lebih dari 20 liter dalam semenit, dan akan terus mengeluarkan air sepanjang tahun? Radar, paling tidak seperti yang kita kenal, tidak dapat melakukan hal seperti itu. Radar dapat memonitor dan mendeteksi obyek yang ada tetapi tidak mampu melihat ke masa yang akan datang atau masa lampau. Radar tidak dapat memberi tahu seberapa banyak air dari sumber itu di masa lalu atau berapa banyak kapasitasnya nanti. jadi, cara radar beroperasi tidak sama dengan DOWSING, atau ini sekedar salah satu cara dari beberapa cara yang dapat dilakukan dengan DOWSING.Penyelasan yang lebih masuk akal dari pertanyaan: Bagaimana cara kerja DOWSING, bisa dijelaskan dengan cara kerja hologram.
Berbeda dengan film negatif dari foto sebuah pisang, misalnya. Negatif sebuah hologram kelihatan seperti bila seseorang melemparkan segenggam kerikil ke dalam kolam yang tenang, satu seri gelombang melingkar yang saling berbaur akan terlihat. Kalau Anda menyobek sudut sebuah film negatif kemudian mencetaknya, Anda hanya mendapatkan foto yang tidak utuh, kalau Anda menyobek sebagian negatif hologram kemudian menyinarinya dengan sinar yang tepat (sinar laser), Anda tetap akan memperoleh gambar yang utuh. Walau mungkin tidak begitu tajam lagi. Kalau kita merupakan bagian dari hologram alam raya ini, maka jawabannya dapat diperoleh dengan masuk ke dalam diri kita sendiri. Orang-orang yang sering melakukan meditasi akan mengatak bahwa hal ini masuk akal. Menurut cara hologram, di suatu tempat dalam diri kita merupakan bagian kecil dari hologram yang mempunyai jawaban pertanyaan yang mungkin kita ajukan. Orang menyebut ini dengan “suara lembut keheningan.”
Dengan demikian model hologram memicu agar jawaban DOWSING itu muncul dari dalam diri dowser. Pada sisi lain, pada radar jawabannya datang dari luar. Beberapa sinyal dari dalam diri kita muncul, dan ketika dia menemukan sasarannya, dia memantul kembali ke kita. Penjelasan yang lain adalah bahwa dengan DOWSING, dia menyetel kita ke sebuah perpustakaan besar di angkasa, sama seperti rekaman akashic dalam keyakinan Hindu, merupakan suatu tempat di mana segala sesuatu direkam, dan akan muncul kembali bila dibutuhkan.
Pendulum adalah sebuah alat yang dapat membuka sisi intuitif kita. Agar dia dapat bekerja, kita harus menggunakan aspek rasional maupun aspek intuitif kita. Jadi, bagaimana cara kerja DOWSING? Tentu pertanyaan ini sudah terjawab oleh penjelasan di atas. Kita benar-benar tidak tahu, pada saat yang berbeda dan dalam tingkatan yang sangat gamblang. Kita sudah membandingkan melakukan DOWSING dengan beberapa cara yang lain, termasuk dengan radar dan hologram. Namun dari sudut pandang yang praktis, akhirnya tidak menjadi soal benar bagaimana cara DOWSING bekerja; Yang penting berhasil, atau paling tidak hampir selalu berhasil. Kedengarannya memang tak bisa dipercaya begitu saja, namun sangat penting agar kita tetap berpikir bahwa sisi rasional kita memang tidak 100% akurat. Bagaimanapun, bekerja secara bersamaan, sisi rasional maupun sisi intuitif secara nyata dapat meningkatkan kesempatan kita untuk memperoleh jawaban yang benar. Tulisan ini dimaksudkan untuk membuat intuisi kita lebih sering bekerja dibanding sebelumnya. Yang terpenting adalah: Teruslah berlatih!
*
Mulai menggunakan pendulum
Dalam melakukan DOWSING, tidak ada cara yang sama bagi setiap orang, yang ada hanyalah cara yang benar bagi diri Anda sendiri. Ketika Anda mulai melakukan DOWSING, Anda akan menemukan sebuah cara yang paling cocok untuk diri Anda sendiri. Ada banyak cara yang diusulkan di sini, saya yakin Anda akan mencoba semuanya, walau pada akhirnya, hanya Anda sendirilah yang dapat memutuskan cara DOWSING mana yang paling cocok bagi Anda. Sebagai contoh, tangan mana yang akan Anda gunakan untuk memegang pendulum? Bukankah sebelumnya tidak pernah saya usulkan tangan yang mana yang harus Anda gunakan untuk memegang pendulum? Namun secara alamiah dan secara intuitif Anda telah mengetahui (gnow) tangan mana yang paling cocok bagi Anda. Teruslah menggunakan tangan yang Anda pakai ketika pertama kali menggunakan pendulum.
Ingatlah agar Anda selalu bersikap santai selama berlatih menggunakan pendulum. Jangan berusaha terlalu keras untuk mencapai hasil yang Anda pikir merupakan respon yang paling benar.
Respon pendulum berikutnya, yang akan kita gunakan adalah respon yang memberitahu kita jawaban “mungkin” atau respon “bila kita salah mengajukan pertanyaan.” Sekali Anda telah menemukan respon ‘ya’, ‘tidak’ dan ‘mungkin,’ banyak hal yang sudah dapat Anda lakukan.
Setiap kali Anda melakukan DOWSING, “Penyelarasan” atau “tuning in” merupakan keahlian terpenting yang harus Anda kembangkan. Walau tidak ada cara ‘penyelarasan’ yang benar secara universal, saya menawarkan sebuah proses yang dapat membantu Anda memusatkan kegiatan DOWSING di tangan, kemudian disusul dengan beberapa latihan praktek yang menggunakan kepingan uang logam, dan sebuah diskusi awal yang membahas tentang mengapa DOWSING tidak selalu berhasil.
Pendulum juga dapat menunjukkan kepada Anda arah yang tepat. Latihan dengan menggunakan konsep garis bantu serta metoda segitiga dapat digunakan untuk menemukan titik tertentu.
*
Jawaban ‘mungkin’
Sampai d sini Anda sudah dapat melakukan ‘posisi mencari’, jawaban ‘ya,’ dan ‘tidak.’ Mari sekarang kita mulai dengan jawaban (respon) yang keempat, ini adalah respon ‘cara Anda bertanya salah’ atau ‘pertanyaan itu tidak mungkin dijawab’ atau secara sederhana, respon ‘mungkin’ atau ‘pertanyaannya salah,’ karena tidak semua pertanyaan masuk akal, dalam hal apa yang sebenarnya paling ingin Anda ketahui. Respon ini akan membuat Anda sadar ketika Anda berada pada arah yang salah.
*
LATIHAN
Pegang pendulum dalam posisi mencari, sebagian DOWSER menemukan bahwa respon ‘mungkin/pertanyaannya salah’ adalah gerak di antara maju mundur dan dari sisi ke sisi, dalam sudut kira-kira 45 derajad, cobalah! Ajukan pertanyaan pada pendulum, “Tunjukkan respon ‘mungkin/pertanyaannya salah’ padaku. Kalau nampaknya pendulum Anda tidak mau bergerak, gerakkan saja maju mundur dengan sudut 45 derajad, atau dari arah jam 10.30 menju arah jam jam 4.30, atau jam 1.30 ke jam 7.30.
Sebagian besar orang memperoleh respon ‘mungkin/pertanyaannya salah’ dengan mengikuti salah satu dari dua arah di atas, bergerak dengan sudut 45 derajad dari ‘posisi mencari’. Lihat gambar di bawah ini.


Sekarang Anda punya empat jenis jawaban pendulum yang berbeda, dengan keempat gerakan dasar ini, Anda sudah bisa memperoleh jawaban atas hampir semua pertanyaan yang dapat Anda bayangkan. Bagaimanapun, masih ada kesulitan yang tersembunyi. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, mengajukan pertanyaan yang benar merupakan hal yang sangat penting. Ketika Anda mengajukan pertanyaan, yakinkan bahwa pertanyaan itu hanya dapat dijawab dengan satu cara. Kesadaran Anda bereaksi seperti apa adanya (masih ingat contoh, di mana sumber air terdekat?”) Jadi pikirkanlah, dan ungkapkan pertanyaan Anda sedemikian rupa sehingga benar-benar jelas. Bila Anda tidak mengawali dengan pertanyaan yang benar, Anda tidak akan memperoleh jawaban yang benar pula. Sangat sederhana bukan?
(BERSAMBUNG)

Menggunakan Pendulum (2)

Menggunakan Pendulum (2)
BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN PENDULUM
Otak kiri dan otak kanan
Saat ini kita hidup di dunia yang lebih menekankan pada pikiran rasional. Ketika kita sekolah, kita dihadapkan pada pertanyaan seperti: “Apakah sila ke lima dari Pancasila?” atau “Bila sebuah lingkaran berjari-jari empat, berapakah kelilingnya?” Bila pertanyaan siapa penemu mesin uap menjadi sedemikan penting, dan tak seorangpun yang tertarik pada “Bagaimana perasaan suku Aztec ketika mereka menyadari apa yang dilakukan Cortez dan anak buahnya?” Kita cenderung melihat sejarah sebagai suatu seri akibat dan peristiwa. Kita telah diajar supaya menjadi analitis, mengikuti perintah, dan memuntahkan jawaban yang ‘benar’, tetapi tak dapat disangkal bahwa ada beberapa guru yang nampaknya tertarik untuk menguatkan intuisi kita, menguatkan sisi perasaan kita.
Lebih dari 15 atau 20 tahun yang lalu, banyak terdapat tulisan tentang otak bagian kiri dan bagian kanan. Otak bagian kiri mengatur tubuh bagian kanan kita, serta pikiran analitis kita, atau pikiran liniar kita. Misalnya Anda menderita stroke dan bagian kanan tubuh Anda lumpuh, Anda tidak akan mampu bicara. Berbicara adalah aktivitas linier, otak sebelah kanan yang mengatur tubuh bagian kiri nampaknya merupakan tempat bagi hal-hal yang lebih subyektif, kemampuan intuitif dan juga kempuan untuk berfungsi secara menyeluruh (holistik).
Ini adalah aspek keberadaan kita sehingga kita dapat mengenali orang lain. Kita tidak melihat ke hidung seseorang, lalu bibirnya, kemudian matanya dan rambutnya untuk kemudian baru berkata: “Oh, kamu Hadi kan?” Ini bukan fungsi linier, kita memandang wajah seseorang secara keseluruhan dan mengenali siapa orang itu. Juga dikatakan bahwa bagian kanan otak mengatur kemampuan intuitif kita, sedangkan penelitian terkini menunjukkan bahwa secara sederhana otak kiri berkaitan dengan yang rasional dan otak kanan lebih berhubungan dengan intuisi. Bagian rasional kita memang cukup digunakan, bahkan secara berlebihan. Bagaimanapun, bagi sebagian besar dari kita, intuisi kita, bagian subyektif kita, jarang digunakan. Sekolah kita, pekerjaan kita serta pemerintah kita memang tidak begitu menghargai separuh dari keberadaan kita. Ini seperti menjalani hidup dengan sebelah mata tertutup. Banyak orang sadar akan kenyataan bahwa untuk sebuah pemenuhan yang lengkap mereka harus mulai mengetuk pintu intuisi, bagian subyektif dari keberadaannya. Di sini DOWSING merupakan keahlian yang sangat membantu.Bila seseorang di dunia modern saat ini “mengetahui” sesuatu, berarti orang lain juga bisa mengetahuinya dengan menggunakan kelima indera mereka sendiri. Dengan mengetahui sesuatu mereka harus mampu membuktikannya dengan menggunakan metoda ilmiah. Kata mengetahui atau dalam bahasa Inggris: to know, yang berasal dari kata knowen, bila terus ditelusuri ke belakang kata itu berasal dari kata lain gnoscere. tetapi gnoscere juga punya arti lain, arti yang sekarang sudah hilang, yaitu secara langsung mengetahui kenyataan spiritual yang yang tidak dapat dirasakan dan karenanya dapat memutuskan atau melakukan “gnowing” terhadap realitas itu bagi dirinya sendiri.
Jadi “to gnow” adalah mengetahui berdasarkan pengalaman spiritual yang intuitif dan tak dapat dirasakan. Bila seseorang secara intuitif mengetahui sesuatu, hal itu selalu saja tak dapat dibuktikan melalui proses rasional. Seseorang tahu bahwa Tuhan itu ada, namun dia tidak dapat mencium, mencecap, melihat, mendengar atau menyentuh-Nya. Realitas ini tidak berasal dari kelima indera manusia. Mengetahui yang di maksud di sini adalah sisi intuitif dari keberadaan kita, bukan sisi rasionalnya. Karenanya DOWSING adalah suatu cara untuk secara intuitif mengetahui, itu adalah “gnowing.”DOWSING, seperti yang dikatakan sebelumnya, juga merupakan suatu seni yang ilmiah. Mungkin Anda sebelumnya sudah pernah mendengar tentang DOWSING, atau divining yang merupakan istilah dalam mencari air, yang sebenarnya terus berlanjut menjadi salah sebuah aspek terpenting dari istilah DOWSING ini. Untuk dapat melakukan DOWSING dengan baik, seseorang harus baik juga dalam penguasaan ilmu pengetahuan (baca: rasional), dan seni (baca: intuitif). Pertama-tama, Anda harus mampu bertanya dengan benar, sebagai contoh, bila seorang teman memerlukan sebuah sumur baru, Anda tidak dapat begitu saja datang ke rumahnya dan bertanya pada pendulum, “Dimanakah sumber air yang terdekat?”
Anda mungkin mendeteksi air yang berada 200 meter di bawah tanah, menghasilkan air setengah gelas per jam, berbau anyir, dan kering di musim kemarau. Jadi dari pada mengajukan pertanyaan “Di manakah sumber air yang terdekat?” Pertanyaannya lebih baik seperti berikut: “Saya harus menggali sumur ini sendiri, jadi di manakah sumber air yang terdekat yang dapat diminum, tidak lebih dari 10 meter di bawah tanah, yang sepanjang tahun menghasilkan air paling tidak 20 liter permenit?” Ini adalah contoh pertanyaan yang benar.
Kemudian akan muncul bagian yang intuitif, bagian kanan otak, yang dapat memahami sesuatu dengan segera tanpa perlu bertanya-tanya. Bagaimanapun juga, untuk sementara waktu Anda harus “mematikan” otak bagian kiri Anda, bagian yang analitis, dan membuka bagian intuitif Anda, sehingga Anda bisa mengetahui jawabannya (gnow). Baru kemudian peralatan DOWSING memberi jawaban yang terbaik bagi Anda dan benar-benar menakjubkan. Sering kali, di tangan orang yang cukup mahir melakukan DOWSING, akan benar-benar sangat berhasil. “Dukun air yang sakti,” begitulah orang menyebut beberapa DOWSER, yang keberhasilannya bisa mencapai 85 sampai 90 persen.
Mengapa intuisi dianggap begitu penting? Saya kira karena kita hidup di dunia di mana pikiran rasional kita bisa memecahkan segala masalah, banyak orang percaya bahwa memang benar demikian, ini memang hal yang cukup menarik, bukan bukan seperti itulah seharusnya kita bertindak.
DOWSING bisa memberi jawaban atas pertanyaan yang tak dapat di jawab (atau paling tidak membutuhkan waktu yang lama) bila di jawab secara rasional. Seseorang yang ahli mencari sumber air tidak dapat melihat, menyentuh, mencium, mendengar atau mencecapi adanya aliran air di bawah tanah, tetapi dia dapat menemukannya. DOWSING membawa kita melampaui pikiran rasional kita, barang kali yang paling penting adalah Anda tidak perlu menolak pikiran rasional Anda ketika sedang melakukan DOWSING. Ini juga bukan persoalan rasional atau intuitif. DOWSING memerlukan kedua kemampuan ini. Anda harus mengajukan pertanyaan yang benar (otak kiri) dan membiarkan sisi intuitif Anda (otak kanan) mencari jawabannya. Dan, mungkin saja melakukan DOWSING untuk apa saja yang Anda pikirkan. Anda hanya dibatasi oleh imajinasi Anda sendiri.
DOWSING tidak hanya untuk mencari sumber air di bawah tanah, sekarang banyak orang melakukan DOWSING untuk mencari minyak, mineral, harta karun, orang hilang, kesehatan, pengobatan, energi bumi serta berbagai sasaran lain, baik yang nyata maupun yang maya.
Sering kali, bukan hanya pada target fisik yang nyata saja, orang juga mencari jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ untuk pertanyaan “Apakah mangga ini sudah matang?” sampai “Apakah ini arah yang positif bagi kehidupanku saat ini?” Ini adalah beberapa aspek pertanyaan dalam DOWSING yang akan kita bahas lebih lanjut nanti. Bagaimana kita memperoleh jawaban dari pertanyaan relevan yang khusus dan sangat penting bagi kehidupan kita selanjutnya?

Bagaimana cara kerjanya?
Saya yakin ini adalah pertanyaan yang ingin Anda ajukan. Jujur saja, saya benar-benar tidak tahu, tetapi ada beberapa teori yang tersedia. Pertama, seperti yang dilakukan dengan radar. Bila mencari sumber air di bawah tanah, mungkin prosesnya seperti radar, orang yang melakukan DOWSING mengirimkan semacam sinyal untuk mencari targetnya. Begitu menemukan targetnya, sinyal tadi memantul kembali ke DOWSER, dan mengakibatkan alat yang digunakannya bergerak.
Kemungkinan lain adalah sumber air itu sendiri mengeluarkan semacam sinyal yang kemudian diterima oleh DOWSER. Namun bagaimana mungkin radar atau sesuatu yang berada jauh dari dalam tanah bisa menjelaskan bagaimana DOWSING bisa memberi Anda jawaban ‘ya’ atau ‘tidak untuk pertanyaan seperti “Apakah ini merupakan arah yang positif dalam kehidupanku saat ini?” bagaimana seseorang yang mencari sumber air dapat menemukan sumber air yang spesifik, yang akan menghasilkan lebih dari 20 liter dalam semenit, dan akan terus mengeluarkan air sepanjang tahun? Radar, paling tidak seperti yang kita kenal, tidak dapat melakukan hal seperti itu. Radar dapat memonitor dan mendeteksi obyek yang ada tetapi tidak mampu melihat ke masa yang akan datang atau masa lampau. Radar tidak dapat memberi tahu seberapa banyak air dari sumber itu di masa lalu atau berapa banyak kapasitasnya nanti. jadi, cara radar beroperasi tidak sama dengan DOWSING, atau ini sekedar salah satu cara dari beberapa cara yang dapat dilakukan dengan DOWSING.Penyelasan yang lebih masuk akal dari pertanyaan: Bagaimana cara kerja DOWSING, bisa dijelaskan dengan cara kerja hologram.
Berbeda dengan film negatif dari foto sebuah pisang, misalnya. Negatif sebuah hologram kelihatan seperti bila seseorang melemparkan segenggam kerikil ke dalam kolam yang tenang, satu seri gelombang melingkar yang saling berbaur akan terlihat. Kalau Anda menyobek sudut sebuah film negatif kemudian mencetaknya, Anda hanya mendapatkan foto yang tidak utuh, kalau Anda menyobek sebagian negatif hologram kemudian menyinarinya dengan sinar yang tepat (sinar laser), Anda tetap akan memperoleh gambar yang utuh. Walau mungkin tidak begitu tajam lagi. Kalau kita merupakan bagian dari hologram alam raya ini, maka jawabannya dapat diperoleh dengan masuk ke dalam diri kita sendiri. Orang-orang yang sering melakukan meditasi akan mengatak bahwa hal ini masuk akal. Menurut cara hologram, di suatu tempat dalam diri kita merupakan bagian kecil dari hologram yang mempunyai jawaban pertanyaan yang mungkin kita ajukan. Orang menyebut ini dengan “suara lembut keheningan.”
Dengan demikian model hologram memicu agar jawaban DOWSING itu muncul dari dalam diri dowser. Pada sisi lain, pada radar jawabannya datang dari luar. Beberapa sinyal dari dalam diri kita muncul, dan ketika dia menemukan sasarannya, dia memantul kembali ke kita. Penjelasan yang lain adalah bahwa dengan DOWSING, dia menyetel kita ke sebuah perpustakaan besar di angkasa, sama seperti rekaman akashic dalam keyakinan Hindu, merupakan suatu tempat di mana segala sesuatu direkam, dan akan muncul kembali bila dibutuhkan.
Pendulum adalah sebuah alat yang dapat membuka sisi intuitif kita. Agar dia dapat bekerja, kita harus menggunakan aspek rasional maupun aspek intuitif kita. Jadi, bagaimana cara kerja DOWSING? Tentu pertanyaan ini sudah terjawab oleh penjelasan di atas. Kita benar-benar tidak tahu, pada saat yang berbeda dan dalam tingkatan yang sangat gamblang. Kita sudah membandingkan melakukan DOWSING dengan beberapa cara yang lain, termasuk dengan radar dan hologram. Namun dari sudut pandang yang praktis, akhirnya tidak menjadi soal benar bagaimana cara DOWSING bekerja; Yang penting berhasil, atau paling tidak hampir selalu berhasil. Kedengarannya memang tak bisa dipercaya begitu saja, namun sangat penting agar kita tetap berpikir bahwa sisi rasional kita memang tidak 100% akurat. Bagaimanapun, bekerja secara bersamaan, sisi rasional maupun sisi intuitif secara nyata dapat meningkatkan kesempatan kita untuk memperoleh jawaban yang benar. Tulisan ini dimaksudkan untuk membuat intuisi kita lebih sering bekerja dibanding sebelumnya. Yang terpenting adalah: Teruslah berlatih!
*
Mulai menggunakan pendulum
Dalam melakukan DOWSING, tidak ada cara yang sama bagi setiap orang, yang ada hanyalah cara yang benar bagi diri Anda sendiri. Ketika Anda mulai melakukan DOWSING, Anda akan menemukan sebuah cara yang paling cocok untuk diri Anda sendiri. Ada banyak cara yang diusulkan di sini, saya yakin Anda akan mencoba semuanya, walau pada akhirnya, hanya Anda sendirilah yang dapat memutuskan cara DOWSING mana yang paling cocok bagi Anda. Sebagai contoh, tangan mana yang akan Anda gunakan untuk memegang pendulum? Bukankah sebelumnya tidak pernah saya usulkan tangan yang mana yang harus Anda gunakan untuk memegang pendulum? Namun secara alamiah dan secara intuitif Anda telah mengetahui (gnow) tangan mana yang paling cocok bagi Anda. Teruslah menggunakan tangan yang Anda pakai ketika pertama kali menggunakan pendulum.
Ingatlah agar Anda selalu bersikap santai selama berlatih menggunakan pendulum. Jangan berusaha terlalu keras untuk mencapai hasil yang Anda pikir merupakan respon yang paling benar.
Respon pendulum berikutnya, yang akan kita gunakan adalah respon yang memberitahu kita jawaban “mungkin” atau respon “bila kita salah mengajukan pertanyaan.” Sekali Anda telah menemukan respon ‘ya’, ‘tidak’ dan ‘mungkin,’ banyak hal yang sudah dapat Anda lakukan.
Setiap kali Anda melakukan DOWSING, “Penyelarasan” atau “tuning in” merupakan keahlian terpenting yang harus Anda kembangkan. Walau tidak ada cara ‘penyelarasan’ yang benar secara universal, saya menawarkan sebuah proses yang dapat membantu Anda memusatkan kegiatan DOWSING di tangan, kemudian disusul dengan beberapa latihan praktek yang menggunakan kepingan uang logam, dan sebuah diskusi awal yang membahas tentang mengapa DOWSING tidak selalu berhasil.
Pendulum juga dapat menunjukkan kepada Anda arah yang tepat. Latihan dengan menggunakan konsep garis bantu serta metoda segitiga dapat digunakan untuk menemukan titik tertentu.
*
Jawaban ‘mungkin’
Sampai d sini Anda sudah dapat melakukan ‘posisi mencari’, jawaban ‘ya,’ dan ‘tidak.’ Mari sekarang kita mulai dengan jawaban (respon) yang keempat, ini adalah respon ‘cara Anda bertanya salah’ atau ‘pertanyaan itu tidak mungkin dijawab’ atau secara sederhana, respon ‘mungkin’ atau ‘pertanyaannya salah,’ karena tidak semua pertanyaan masuk akal, dalam hal apa yang sebenarnya paling ingin Anda ketahui. Respon ini akan membuat Anda sadar ketika Anda berada pada arah yang salah.
*
LATIHAN
Pegang pendulum dalam posisi mencari, sebagian DOWSER menemukan bahwa respon ‘mungkin/pertanyaannya salah’ adalah gerak di antara maju mundur dan dari sisi ke sisi, dalam sudut kira-kira 45 derajad, cobalah! Ajukan pertanyaan pada pendulum, “Tunjukkan respon ‘mungkin/pertanyaannya salah’ padaku. Kalau nampaknya pendulum Anda tidak mau bergerak, gerakkan saja maju mundur dengan sudut 45 derajad, atau dari arah jam 10.30 menju arah jam jam 4.30, atau jam 1.30 ke jam 7.30.
Sebagian besar orang memperoleh respon ‘mungkin/pertanyaannya salah’ dengan mengikuti salah satu dari dua arah di atas, bergerak dengan sudut 45 derajad dari ‘posisi mencari’. Lihat gambar di bawah ini.


Sekarang Anda punya empat jenis jawaban pendulum yang berbeda, dengan keempat gerakan dasar ini, Anda sudah bisa memperoleh jawaban atas hampir semua pertanyaan yang dapat Anda bayangkan. Bagaimanapun, masih ada kesulitan yang tersembunyi. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, mengajukan pertanyaan yang benar merupakan hal yang sangat penting. Ketika Anda mengajukan pertanyaan, yakinkan bahwa pertanyaan itu hanya dapat dijawab dengan satu cara. Kesadaran Anda bereaksi seperti apa adanya (masih ingat contoh, di mana sumber air terdekat?”) Jadi pikirkanlah, dan ungkapkan pertanyaan Anda sedemikian rupa sehingga benar-benar jelas. Bila Anda tidak mengawali dengan pertanyaan yang benar, Anda tidak akan memperoleh jawaban yang benar pula. Sangat sederhana bukan?
(BERSAMBUNG)

Menggunakan Pendulum (1)

Menggunakan Pendulum (1)
Karya Sig Lonegren; Disunting oleh: Bernard Prasodjo
*Apakah Dowsing itu?
Kalau kita perhatikan, banyak di antara Penyembuh Prana yang memiliki pendulum, tetapi tidak mempelajari cara penggunaannya dengan cukup baik, sehingga kurang dapat memanfaatkan pendulumnya dengan benar. Untuk itu berikut ini disajikan rangkuman teknik penggunaan pendulum, yang dipetik dari buku “The Pendulum Kit” karya Sig Lonegren. Dengan jelas, langkah demi langkah dia membimbing kita agar dapat menguasai penggunaan pendulum dengan baik dan benar.
Pada suatu hari yang cerah, kami duduk-duduk di halaman rumput di depan rumah untuk menikmati hari yang indah bersama beberapa orang teman. Tanpa disadari, isteriku Shanty, bermain-main dengan cincin kawinnya, warisan nenekku, tiba-tiba tanpa sadar, cincin itu terjatuh dan tak dapat ditemukannya kembali. Bagaimana cara kami dapat menemukan cincin yang hilang itu?
Kami membagi halaman rumput itu menjadi kotak-kotak kecil dan mulai merngais-ngais dengan kalut ke bawah rerumputan mencoba meraba barangkali cincin itu ada di situ, namun tanpa hasil.
Tiba-tiba saya teringat kalau saya membawa pendulum di saku saya. Saya punya pendulum pelor – terbuat dari logam yang cukup berat, berdiamater sebesar batang pena, panjangnya 3 sentimeter dan runcing di salah satu ujungnya, benda itu tergantung pada seutas rantai halus sepanjang 15 sentimeter.
Ketika saya memegang rantainya dengan bandul terjuntai ke bawah, segala macam pikiran masuk ke dalam benak saya, “Cincin itu pemberian nenek, dan sekarang sangat berharga bagi Shanty…., batunya sangat indah dan tak ada duanya…. mungkinkah akan hilang selamanya….? Hai, tunggu sebentar! Ini sungguh penting bagiku. Pusatkan pikiran, ada di manakah cincin kawin Shanty berada?
Pendulum mulai berayun maju-mundur membentuk garis sedikit ke sisi kiri saya, “Apakah di depanku?” Pendulum berputar searah jarum jam, untukku ini berarti ya, tengkukku mulai merinding, ini adalah cara tubuhku memberi tahu bahwa aku berada di arah yang benar, aku mencatat arah garis yang ditunjukkan tadi dalam benakku, kemudian melangkah kira-kira satu langkah ke kiri dan sedikit ke depan. Sekali lagi aku bertanya, “Di arah manakah cincin kawin Shanty berada?” Kali ini pendulum mulai berayun maju-mundur, menunjuk tepat di depanku. Dalam benakku aku bisa membayangkan garis yang pertama tadi, kemudian aku melihat ke arah yang sekarang ditunjukkan. Letak cincin pasti di titik persilangan kedua garis ini. Aku ulurkan tanganku tepat di titik persilangan di rerumputan dan meraba di bawah bilah-bilah rumput. Kurasakan cincin Shanty berada di antara jari-jariku. Bagaimana aku dapat melakukan hal seperti ini? Bagai mana mungkin ayunan pendulum logam bisa menunjukkan posisi benda berharga yang salah letak? Gejala apakah yang disebut dengan DOWSING ini, dan bagaimana hal ini bisa terjadi?
Mari kita mengawali dengan mengatakan bahwa sebagai tambahan agar bisa menjadi cara yang baik untuk menemukan barang yang hilang, DOWSING adalah sebuah cara menyeimbangkan aspek rasional kita dengan intuisi kita. Pendulum adalah sebuah alat untuk menjelajahi kesadaran kita, sebagai usaha menemukan jawaban dari pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan proses pikiran rasional atau dengan menggunakan metodologi ilmiah. Dan proses pikir rasional juga merupakan bagian integral dari proses DOWSING.
Jadi mari sekarang kita masuk ke dalam persoalan DOWSING, atau yang oleh sementara orang disebut dengan ‘divining’ atau divinasi, tak ada beda antara divining dan DOWSING. Keduanya punya arti yang sama. Dalam tulisan ini digunakan istilah DOWSING karena istilah ini lebih umum digunakan untuk menggambarkan metoda penggunaan sebuah pendulum (atau alat lainnya). Namun kalau Anda lebih suka menggunakan istilah Divining, itu baik juga.
Sekarang kita akan segera mulai membahas DOWSING dengan mempelajari dua sinyal atau jawaban pendulum (ya dan tidak), yang dapat digunakan oleh intuisi Anda untuk berkomunikasi dengan Anda. Dalam upaya memahami apa sebenarnya gejala DOWSNG itu, terlebih dahulu kita perlu mengetahui perihal otak kanan dan otak kiri, dan jalan untuk mengetahuinya adalah dengan membahas bagaimana sebenarnya proses DOWSING itu bekerja. Saya yakin bahwa intuisi dan DOWSING adalah satu dan sama, dan DOWSING pasti akan membuat kemampuan intuitif Anda terlatih. Kita akan melihat beberapa kemungkinan untuk menjelaskan apa sebenarnya DOWSING itu, termasuk menganalogikannya dengan radar dan membandingkannya dengan hologram.
*
Latihan
Sekarang kita akan mulai berlatih melakukan DOWSING. Agar benar-benar dapat mengerti isi tulisan ini, diperlukan partisipasi aktif Anda. Tidak mungkin Anda bisa mempelajari bagaimana melakukan DOWSING hanya dengan membaca tentang DOWSING saja, Anda harus benar-benar melakukan DOWSING itu!
*
Persiapkan pendulum Anda sekarang
Mari kita langsung melakukan latihan DOWSING yang pertama, dan mulai menggunakan alat mungil yang menakjubkan ini. Kita akan mengawalinya dengan mencari tiga jawaban berbeda yang dapat dilakukannya. Yang pertama adalah ‘posisi mencari,’ ini adalah posisi yang menandakan “Aku siap memulainya.”
Peganglah pendulum dengan posisi ibu jari dan telunjuk mengarah ke bawah, dengan tali pendulum di antaranya. Julurkan talinya sepanjang 15 cm, dari ujung jari sampai bandul pendulum. Anda boleh meletakkan siku Anda di atas meja kalau dengan begitu Anda merasa lebih nyaman.
‘Posis mencari’ adalah titik di mana Anda akan memulai semua operasi DOWSING, yang lain akan segera Anda pelajari dalam tulisan selanjutnya. Dalam menggunakan pendulum, tak ada reaksi atau jawaban yang universal. ‘Posisi mencari’ seseorang bisa tidak sama dengan yang lain. Biasanya ada dua jenis reaksi. Antara tidak ada gerakan sama sekali (bandul pendulum hanya tergantung diam tak bergerak) atau gerak maju-mundu,r ke arah Anda kemudian menjauh. Keduanya merupakan ‘posisi mencari’ yang dapat diterima. Berikut ini adalah latihan Anda yang pertama.
Peganglah pendulum Anda dengan cara seperti ini

Peganglah pendulum dengan posisi seperti yang terlihat dalam gambar di atas, katakan pada pendulum Anda “tunjukkan padaku posisi mencariku. Aku ingin tahu posisi mencariku!”
Dalam hal ini hasil yang terbaik adalah: usaha pertama Anda melakukan DOWSING sukses total, walau pendulum Anda sama sekali tidak bergerak, bila posisi mencari Anda adalah diam. Beberapa dowser (orang yang melakukan dowsing) menemukan bahwa respon ‘ya’ nya adalah gerak maju-mundur, seperti ketika Anda menyatakan ‘ya’ dengan menganggukkan kepala. Banyak juga yang menemukan jawaban ‘ya’ mereka sebagai gerak memutar berlawanan arah jarum jam. Kedua respon ini sama baiknya.
Sekarang peganglah pendulum Anda dalam ‘posisi mencari’ Anda, lalu ajukan pertanyaan berikut ini: “Apakah rumput yang tumbuh subur berwarna hijau?” Tentu saja Anda tahu bahwa jawaban dari pertanyaan ini adalah ‘ya’, jadi nantikanlah pendulum Amda dengan sabar, adakah bedanya dengan posisi mencari Anda? Bisa juga Anda mencoba dengan cara yang lain: Tunjukkanlah ‘ya’ padaku, tunjukkan ‘ya’ padaku!”

Bila nampaknya pendulum Anda tidak ingin bergerak dengan kemauannya sendiri, gerakkanlah! Saya usulkan agar Anda menggerakkannya searah jarum jam. Ketika Anda melakukan itu, berkatalah pada diri Anda sendiri (atau dengan suara keras kalau dengan demikianAnda bisa merasa lebih yakin): “Ini adalah ‘ya’, ini adalah ‘positif’, ini adalah ‘yang’, ini adalah ‘ya’.”
Mari sekarang kita cari jawaban ‘tidak’. Bila respon ‘ya’ yang diberikan maju-mundur, mungkin Anda akan menemukan ‘tidak’ Anda dengan gerak pendululum dari sisi ke sisi yang lain. Seperti ketika Anda menggelengkan kepala Anda ketika mengatakan tidak. Demikian pula, bila ‘ya’ Anda searah jarum jam, mungkin jawaban ‘tidak’ yang Anda temukan adalah gerak berlawanan arah jarum jam. Mari kita coba mencari respon ‘tidak’ Anda dengan melakukan latihan berikut ini:
Peganglah pendulum Anda dalam posisi mencari, lalu ajukan pertanyaan berikut ini: “Apakah salju berwarna hijau?” sekali lagi sebenarnya Anda sudah tahu jawabannya, jadi tunggulah pendulum Anda sampai posisinya berubah dari posisi mencari, ini bukan respon ‘ya’ Anda. Ini adalah respon ‘tidak’ Anda.

kalau ini tidak berhasil, tidak apa-apa. Banyak di antara para pemula yang dengan susah-payah baru berhasil membuat pendulumnya bekerja dengan sendirinya (paling tidak ini adalah perasaan yang timbul ketika untuk pertama kalinya kita melakukannya). Jadi, saya usulkan agar Anda menggerakkannya berlawanan arah jarum jam, dan katakan pada diri Anda sendiri “Ini adalah ‘tidak’, ini adalah ‘yin’, ini adalah ‘tidak’!”
Bila Anda telah melakukan latihan ini berulang kali, setiap hari selama seminggu, kemampuan Anda melakukan DOWSING dengan pendulum akan terbentuk. Sebenarnya yang terjadi adalah Anda sedang berkomunikasi dengan “bawah sadar” Anda, dan sedang menetapkan sebuah kode. Sebenarnya tidak menjadi masalah benar apapun kodenya, yang penting Anda memilikinya. Sampai di sini, dengan tiga tanda yang berbeda yang sudah Anda ketahui maksudnya, yaitu posisi mencari, ya dan tidak. Berjanjilah pada diri Anda sendiri bahwa Anda mau melakukan ketiga latihan ini setiap hari selama seminggu penuh. Ini akan benar-benar membantu Anda mengembangkan kemampuan DOWSING Anda.
(Bersambung)

Selasa, 24 Agustus 2010

Konsep tentang Tuhan & Dewa (dr Berbagai Sumber)

Om Swastyastu
BRAHMAN

Upanisad mengatakan bahwa :
1. Brahman adalah neti neti. Brahman bukan ini dan bukan itu. Brahman tidak dapat dikatakan begini atau begitu oleh karena Brahman adalah nirguna atau tidak bersifat.
2. Sebagai sumber dari segala sesuatu Brahman memiliki sifat Sat (keberadaan), Cit (kesadaran) dan Ananda (kebahagiaan). Brahman berarti keberadaan yang kekal, kesadaran murni dan kebahagiaan tertinggi.
Bagaimana dua hal yang bertentangan dalam pernyataan Upanisad ini dapat dijelaskan ?
Menurut Sankara Brahman memiliki dua rupa, yaitu rupa yang lebih tinggi (para rupa) dan rupa yang lebih rendah (apara rupa). Brahman dengan rupa yang lebih tinggi adalah Brahman tanpa sifat (Nirguna), Brahman tanpa bentuk (Nirkara) dan Brahman tanpa pembatasan (Nirupadhi) yang dinamakan Para Brahman atau Nirguna Brahman.
Isvara adalah merupakan Brahman yang lebih rendah yang mengganggu sekali para penganut Advaita atau para penganut Sankara. Menurut sebagian dari mereka Isvara merupakan refleksi dari Brahman dalam avidya. Sedangkan merurut kelompok yang lain Isvara adalah Brahman yang terbatas yang terkondisikan oleh maya. Brahman yang terbatas oleh internal organ atau antah karana atau upadi produk dari avidya disebut Jiva.(Purusatraya, Hal.7). Isvara yang dibatasi sendiri oleh kekuatannya sendiri dan tampak sebagai sang diri dalam jumlah banyak. Seperti halnya “ruang” yang pada dasarnya satu kemudian tampak sebagai ruang-ruang lain, priuk-priuk, kendi-kendi ataupun kotak-kotak. Isvara yang penuh pengetahuan (omniscience) bukan merupakan tujuan akhir karena pada saat kesatuan yang hakiki terjadi antara atman dan Brahman maka semua itu akan menghilang. Dengan demikian penciptaan bukan merupakan tujuan terakhi karena ia bukan merupakan realitas terakhir. Brahman adalah satu-satunya realitas, absolut , tidak terbagi,tidak dua ada di luar pikiran dan pembicaraan. Ia tidak dapat dijelaskan kerena tidak ada penjelasan yang memadai dan lengkap tentang DIA. Uraian yang terbaik menurut Sankara adalah lewat pernyataan yang negatif yaitu “neti neti” yaitu tidak ini dan tidak itu. Berbicara masalah sebab akibat maka sebab akibat itu masih dapat dinegasi karena ia tidak riil. Penyebam yaitu Brahman itu sendiri tidak dapat dinegasi karena ia adalah landasan terakhir dimana “akibat-akibat” bertumpu padanya. Isvara menjadi tidak riil hanya bagi mereka yang telah menyadari bahwa Isvara dan Brahman adalah satu yang muncul melampaui pikiran dan pembicaraan. Bagi kita sebagai roh yang terkondisikan maka Isvara adalah all in all (semua dalam semua). Pikiran kita yang terbatas tidak akan mampu mencapai Brahman. Bila ada pembicaraan mengenai Brahman adalah pembicaraan mengenai Isvara, walaupun kata-kata itu adalah Brahman yang tak terkondisikan tapi kenyataannya kita mengacu kepada Isvara yang terkondisikan. Kalau kita berbicara masalah Brahman maka ia akan berhenti sebagai Brahman tapi menjadi Isvara, Brahman yang lebih rendah yang berbeda dengan Brahman yang lebih tinggi.
Isvara adalah sat cit ananda. Ia adalah pribadi yang sempurna. Ia adalah Tuhan dari Maya. Ia imanen dalam keseluruhan alam semesta yang ia kontrol dari dalam. Ia adalah roh dari roh-roh termasuk roh dari alam. Ia juga transenden terhadap alam semesta. Ia merupakan sumber dari segala sesuatu, ia pemilik final dari segala sesuatu. Ia adalah inspirasi dari kehidupan moral. Ia adalah obyek yang disembah. Ia adalah keseluruhan dari hal-hal praktis. (Purusatraya, Hal.7).
Brahman dengan rupa yang lebih rendah adalah Brahman yang memiliki sifat-sifat atau menggunakan pembatasan-pembatasan. Saguna Brahman merupakan konsep yang mengganggu bagi pengikut Sankara. Menurut beberapa dari pengikutnya Saguna Brahman atau Isvara merupakan refleksi dari Brahman dalam avidya. Brahman yang dibatasi oleh avidya atau internal organ atau antah karana atau upadi-upadi. Pengikutnya yang lain mengatakan bahwa Isvara adalah Brahman yang terkondisikan oleh maya. Isvara dibatasi oleh kekuatannya sendiri sebagai sang diri yang menampakkanndirinya dalam jumlah yang banyak. Ibaratkan sebagai ruang yang pada dasarnya hanyalah satu kemudian tampak banyak sebagai ruang-ruang lainnya yang berbeda beda seperti ruang dalam priuk-priuk, ruang dalam kendi-kendi ataupun ruang dalam kotak-kotak.(HK). Tujuannya adalah agar dapat memenuhi keinginan manusia memuja, karena manusia melihatnya sebagai Tuhan (Iswara) yang menjadikan Dunia ini. Sankara percaya bahwa pertanyaan mengenai ekaistensi Tuhan adalah sesuatu yang absurd. Jika Tuhan ada, maka Ia harus ada seperti halnya obyek-obyek lainnya, sehingga Tuhan direduksi pada level yang terbatas, yang semata-mata menjadikannya satu bagian dari yang tak terbatas. (SR. Vol.2 Hal.542). Dunia merupakan Sakti (kekuatan gaib) dari Brahman, Dunia adalah Maya (semu). Ia dinamakan Apara Brahman atau Saguna Brahman.
Saguna Brahman menampakkan diri sebagai Iswara pencipata alam semesta. Alam semesta
Brahman menurut Sankara disadari secara eksklusif lewat Jnana, tidak melalui jalan Bhakti. Sadar akab Brahman atau Moksa adalah sepenuhnya vairagya, renunciation adan meditasi pada mahavakya “Tat Tvam Asi” aku adalah Brahman. Aku lebur didalam Brahman, menyatu dengan Brahman.
Menurut filsafat Nyaya
Tuhan dinyatakan sebagai penyebab operatif dari penciptaan, pemeliharaan dan penghancuran dari alam semesta. Tuhan tidak menciptakan alam semesta dari kekosongan atau dari dirinya tetapi dari atom-atom kekal dari ruang, waktu, pikiran dan roh. Penciptaan alam semesta mengacu kepada pesanan kepada entitas yang kekal ini yang ada bersama Tuhan di dunia kematian ini. Dengan demikian Tuhan sebagai penyebab operatif pertama dari kekuatan alam semesta, yang merupakan pencipta dari dunia ini. Dan Tuhan juga pemelihara, seperti halnya ia penyebab dari atom-atom untuk menjaga kesatuan dan meneruskan eksistensi dalam suatu pesanan khusus yaitu menjaga alam semesta fisik ini. Tuhan juga sebagai penghancur alam semesta karena ia melepaskan kekuatan penghancurnya ketika dimana pada saat energi dari dunia kematian ini membutuhkannya. Tuhan itu satu, tak terbatas, kekal dan merupakan alam semesta dari ruang dan waktu, pikiran dan roh, dan tidak menyebabkan ia terbatas. Tuhan dikatakan memiliki enam kesempurnaan yaitu : kemuliaan tak terbatas, kedaulatan yang absolut, kebajikan tanpa syarat, keindahan yang agung, pengetahuan sempurna dan ketidakterikatan yang penuh.
Filsafat Nyaya memiliki banyak argumentasi untuk membuat teori tentang Tuhan. Yang pertama adalah argumentasi kausal, atau Bukti Kosmologis. (Harun, Hal.57). Menurut jalannya penalaran ini, keseluruhan alam semesta dibentuk oleh kombinasi atom-atom. Gunung, dataran, sungai, harus memiliki penyebab dimana ia dibuat dari bagian-bagian, memiliki ukuran yang terbatas dan tidak memiliki kecerdasan. Dengan demikian ia bukan merupakan penyebab dari dirinya sendiri, ia membutuhkan pengarahan dari suatu penyebab yang cerdas. Setiap penyebab adalah juga akibat dari penyebab yang terdahulu yang kembali akan menghasilkan akibat dan penyebab lain. Sebagaimana dunia ini tidak ada awalnya begitu pula deretan sebab akibat, sehingga harus ada penyebab yang tidak disebabkan yang disebut Tuhan. (SR, Hal.166). Ini persis sama dengan salah satu jalan dari lima jalan yang dibuat oleh Thomas Aquinas (1225-1274) yaitu jalan ke dua yang dirumuskan sebagai berikut : “Jelas tampak bahwa pada obyek-obyek yang diindra terdapat suatu susunan teratur sebab-sebab efisien; tidak masuk akal dan juga tidak mungkin bahwa sesuatu menjadi sebab efisien bagi dirinya, karena kalau terjadi demikian sesuatu harus ada sebelum dirinya dan itu tidak mungkin. Tidak mungkin pula bahwa rangkaian sebab-sebab efisien berkelanjutan sampai tak terbatas…Jadi, adalah mutlak perlu suatu sebab efisien yang pertama. Sebab efisien yang pertama, orang menamakannya Tuhan. (Margareta Hal.36). Sungguh menarik suatu argumentasi yang sama yang dicetuskan dalam perbedaan waktu hampir 15 abad setelah Nyaya melontarkannya. Lebih lanjut Nyaya mengatakan bahwa penyebab yang cerdas itu harus memiliki pengetahuan langsung mengenai semua materi dan atom-atom yang berada di dalam semua materi itu. Ia harus bersifat omnipresent dan omniscient. (SR, Hal.169). Entitas yang cerdas ini bukan merupakan roh yang individual karena pengetahuan dari roh individual itu terbatas, roh individual ini tidak memiliki pengetahuan tentang roh-roh yang lainnya. Maka dari itu harus ada suatu entitas dengan kecerdasan yang terakhir yang kita sebut sebagai Tuhan.
Argumentasi yang kedua berdasarkan atas adrsta yang artinya “sesuatu yang tak terlihat” atau “yang tak diketahui” dan barangkali diterjemahkan sebagai pemelihara yang baik atau nasib. Bukti ini juga disebut Bukti Teleologis. (Harun, Hal.57). Para filsuf Nyaya dihadapkan pada suatu pertanyaan : “ Mengapa beberapa orang bahagia dan sebagian yang lainnya tidak bahagia ? Mengapa sebagian orang adalah bijaksana dan sebagian lagi bodoh ?”. Dari pertanyaan ini kita tidak dapat mengatakan bahwa semua itu tidak ada penyebabnya. Semua kejadian ada sebabnya. Penyebab dari sakit dan nikmat adalah sebagai akibat dari perbuatan orang itu sendiri dalam kehidupan ini atau dalam kehidupan-kehidupannya yang terdahulu. Manusia menikmati atau mederita berdasarkan atas hasil baik dan hasil buruknya dari perbuatan baik dan buruk dalam kehidupannya yang lalu. Hukum karma ini mengatur kehidupan setiap roh individu dan perlu agar setiap manusia harus menuai buah-buah dari perbuatan-perbuatannya.
Sering terjadi kurun waktu yang begitu panjang antara suatu perbuatan dengan akibat-akibatnya walaupun banyak kenikmatan dan kesengsaraan tidak dapat dilacak kepada perbuatan-perbuatan yang dilakukan dalam hidup ini. Seperti halnya banyak perbuatan-perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan ini tidak menghasilkan buahnya secara langsung. Kesan-kesan kecil dari semua perbuatan-perbuatan dari seseorang berlangsung jauh setelah perbuatan-perbuatan itu dilakukan dan dikumpulkan dalam roh berbentuk kredit atau nilai (punya) dan kekurangan atau cela (papa). Jumlah antara yang baik dan yang kurang yang muncul dari perbuatan-perbuatan baik dan tidak baik disebut adrsta. Adrsta bukanlah suatu prinsip kecerdasan. Maka dari itu harus ada petunjuk atau pengarahan oleh suatu agent yang cerdas yang dapat menghasilkan konsekwensi yang sesuai. Roh individual tidak dapat dikatakan sebagai yang mengarahkan dan mengontrol adrsta, karena roh-roh individual itu tidak tahu tentang adrstanya. Maka dari itu agent kecerdasan yang maha cerdas memandu dan mengarahkan adrsta lewat terminal yang pantas (channel) menghasilkan konsekwensi yang pantas adalah kekal, omnipotent dan omnipresent, supreme being yang disebut Tuhan.
Argumentasi Nyaya yang ketiga tentang eksistensi Tuhan berdasarkan atas kesaksian kitab suci atau Bukti Teologis berdasarkan keimanan. Menurut penalaran ini Veda, Upanisad dan semua kitab-kitab otoritas menyatakan eksistensi dari Tuhan. Kitab-kitab suci ini tidak ditulis oleh orang sembarangan tapi ditulis oleh Maha Resi yang mengalami kebenaran dari dalam. Dengan demikian otoritas dari kesaksian tergantung dari pengalaman langsung, yang merupakan satu-satunya sumber pengetahuan tentang semua fakta. Fakta tentang eksistensi Tuhan dialami secara langsung oleh roh-roh individual dan beberapa dari individu itu mengekspresikan kesadarannya tentang Tuhan. Veda adalah ekspresi dari pengalaman langsung tentang Tuhan. Maka dari itu , Tuhan ada.
Menurut Yoga Patanjali
Patanjali menerima eksistensi Tuhan (Isvara) dimana Tuhan menurut dia adalah the perfect supreme being yang abadi, meliputi segalanya, maha kuasa, maha tahu dan maha ada. Tuhan adalah Purusa yang khusus yang tidak dipengaruhi oleh kebodohan, egoisme, nafsu, kebencian dan takut akan kematian. Ia bebas dari karma , karmaphala dan impressi-impressi yang sifatnya latent. Patanjali menganggap bahwa individu-individu memiliki esensi yang sama dengan Tuhan, akan tetapi oleh karena ia dibatasi oleh sesuatu yang dihasilkan oleh keterikatan dan karma maka ia berpisah dengan kesadarannya tentang Tuhan dan menjadi korban dari dunia material ini. Tujuan dari aspirasi manusia bukanlah bersatu dengan Tuhan tetapi pemisahan yang tegas antara purusa dengan prakrti. (SR, Hal. 371). Hanya ada satu Tuhan. Menurut Vijnanabhisu : “ Dari semua jenis kesadaran meditasi, bermeditasi kepada Kepribadian Tuhan adalah meditasi yang tertinggi “ ( SR, Hal 372). Ada bebagai obyek yang dijadikan sebagai pemusatan meditasi yaitu bermeditasi pada sesuatu yang ada di luar diri kita, bermeditasi kepada suatu tempat yang ada pada tubuh kita sendiri dan yang tertinggi adalah bermeditasi yang di pusatkan kepada Tuhan. Kebodohan menyatakan bahwa ada dualisme dari satu realitas yang disebut Tuhan. Ketika kebodohan dihilangkan oleh pengetahuan maka dualisme hilang dan kesatuan penuh akan dicapai. Ketika seseorang mengatasi kebodohan maka dualisme hilang maka ia menyatu dengan The Perfect Single Being tetapi kesempurnaan The Single Being itu selalu ada dan tetap tersisa sebagai sesuatu yang sempurna dan satu. Tak ada perubahan dalam lautan, seberapa banyakpun sungai-sungai yang mengalirkan airnya dan bermuara padanya. Ketidak berubahan adalah keadaan dasar dari kesempurnaan.
Konsep Dewa-Dewi
Saintis modern telah mengembangkan persamaan matematik dan hokum-hukum ilmiah untuk menguraikan keteraturan dan ketaatan alam semesta, yang oleh karenanya akan menambah kekuatan manusia dan mengontrol fenomena-fenomena alam semesta. Seperti halnya para bijaksana dalam veda mengembangkan kekuatan tak terhingga dari pengetahuan yang mendasari keteraturan, ketaatan, struktur dan dinamis dari fenomena dunia ini. Menurut filsafat Purwa Mimamsa pengontrol yang bersifat universal yang luar biasa dan menjaga keteraturan universal yang dipahami secara ilmiah dengan suara dari mantra-mantra. Dewa-dewa merupakan bentuk personifikasi dari prinsip-prinsip yang sesuai dengan pola-pola getaran atau vibrasi dari suara mantra. Bagi orang yang tidak terpelajar E = MC2 hanyalah garis-garis teratur yang tidak ada artinya pada secarik kertas. Tapi bagi mereka yang mengerti dengan baik tentang fisika rumus itu dapat membantu seseorang memahami hakekat dan dinamika dari alam semesta. Purwa Mimamsa memiliki sebuah konsep dalam mantra-mantra veda yang mirip dengan apa yang dilakukan oleh para ahli fisika dengan rumus-rumusnya.
Beberapa kritik dari filsafat Purwa Mimamsa menuduh bahwa sistim itu mempromosikan politeisme, tetapi didasarkan pada satu kesatuan. Para penganut Mimamsa percaya bahwa kesadaran yang meliputi segalanya yang memanifestasikan dirinya dalam tahapan yang berbeda, dimana masing-masing mempunyai bentuk (dewa) dan getaran suara (mantra) yang berbeda. Dengan demikian akan ada keanekaragaman dewa-dewi dan mantra yang menunjukkan kesatuan kesadaran. Proses dari manifestasi mulai dengan munculnya bentuk-bentuk yang sangat halus dimana dari sanalah terjadi yang lebih kasar. Proses ini diuraikan dalam berbagai jalan di dalam kitab yang berbeda. Dalam tradisi veda prototype dari entitas dilibatkan sebagai dewa-dewi yang sifat-sifatnya menunjukkan suatu sifat superhuman tertentu. Dewa-dewi dalam veda diturunkan dari sumber energi yang menghasilkan semua wujud-wujud dan nama-nama. Para penganut Purwa Mimamsa melihat dewa-dewa itu sebagai bentuk pemikiran yang menampilkan kekuatan-kekuatan kosmis. Menurut filsafat Purwa Mimamsa tidak mamandang dewa-dewa itu sebagai yang identik dengan wujud-wujud fisik tertentu. Apabila dewa-dewa itu berbadan fisik maka satu dewa tidak akan dapat tampil atau hadir dalam banyak upacara-upacara yang dilakukan di tempat yang berbeda-beda dan dalam waktu yang berbeda-beda pula. Adalah keliru bila kita menyimpulkan bahwa Purwa Mimamsa befikir bahwa bentuk-bentuk dari dewa-dewa itu hanyalah imajinasi saja. Dalam filsafat ini dewa-dewa mewujudkan diri dalam bentuk yang prima dan bentuk suara (mantra) menghasilkan karunia dan kebahagiaan yang sempurna melewati pengalaman duniawi. Kelihatan bahwa dewa dan mantra adalah dua prinsip operasional yang berbeda dan dalam level yang berbeda, namun dalam realitas keduanya itu adalah satu dan sama. Dewa adalah wujud jasmani kasar dari mantra dan mantra adalah bentuk halus dari dewa. Bila vibrasi-vibrasi sebuah mantra di materiilkan dalam sebuah bentuk atau wujud, itulah yang disebut dewa. Sebaliknya suatu bentuk yang material dapat dinonmaterialkan dan diredukasi dalam vibrasi dengan suatu frekwensi tertentu yang akan didengar sebagai sebuah mantra.
Ada suatu aturan bahwa bagaimana suatu mantra menjadi dewa dan sebaliknya bagaimana dewa berubah menjadi mantra. Keduanya baik mantra-mantra maupun dewa-dewa beroperasi dengan cara yang sama seperti perubahan energi menjadi materi dan sebaliknya materi menjadi energi seperti halnya dalam ilmu fisika. Dimana saja dalam suatu upacara tertentu dilaksanakan dengan mempergunakan mantra-mantra secara benar maka dewa yang berhubungan dengan mantra itu akan hadir pada saat getarannya atau vibrasinya dikonsentrasikan maka wujud material dari dewa akan ditampilkan. Jadi menurut pemikiran Purwa Mimamsa munculnya dewa-dewa itu bukan karena karunia dari dewa-dewa itu tapi dewa-dewa itu muncul ketika mantra-mantra yang berhubungan dengannya diucapkan sebagaimana mestinya maka akan menhasilkan obyek-obyek yang diinginkan yang dipercaya akan dipenuhi. Ahli filsafat Purwa Mimamsa memiliki kepercayaan penuh bahwa kekuatan-kekutan kosmis dapat dimanfaatkan sesuai dengan keinginan kita dengan melaksanakan upacara dengan benar. Purwa Mimamsa membagi tujuan upacara menjadi dua yaitu : untuk mendapatkan dan meningkatkan inner potential seseorang dan menyatukannya dengan kekuatan kosmis dan yang kedua adalah untuk menunjukkan penghormatan dan rasa terima kasih kepada kekuatan kosmis yang secara terus menerus mendukung dengan penerangan dan kehidupan kepada semua mahluk hidup. Inilah yang merupakan kewajiban tertinggi dari setiap orang dan tidak dapat dipisahkan dari bagian kehidupannya.
Semoga Bermanfaat
Om Santih Santih Santih Om
by: I Wayan Sudarma

Konsep tentang Tuhan & Dewa (dr Berbagai Sumber)

Om Swastyastu
BRAHMAN

Upanisad mengatakan bahwa :
1. Brahman adalah neti neti. Brahman bukan ini dan bukan itu. Brahman tidak dapat dikatakan begini atau begitu oleh karena Brahman adalah nirguna atau tidak bersifat.
2. Sebagai sumber dari segala sesuatu Brahman memiliki sifat Sat (keberadaan), Cit (kesadaran) dan Ananda (kebahagiaan). Brahman berarti keberadaan yang kekal, kesadaran murni dan kebahagiaan tertinggi.
Bagaimana dua hal yang bertentangan dalam pernyataan Upanisad ini dapat dijelaskan ?
Menurut Sankara Brahman memiliki dua rupa, yaitu rupa yang lebih tinggi (para rupa) dan rupa yang lebih rendah (apara rupa). Brahman dengan rupa yang lebih tinggi adalah Brahman tanpa sifat (Nirguna), Brahman tanpa bentuk (Nirkara) dan Brahman tanpa pembatasan (Nirupadhi) yang dinamakan Para Brahman atau Nirguna Brahman.
Isvara adalah merupakan Brahman yang lebih rendah yang mengganggu sekali para penganut Advaita atau para penganut Sankara. Menurut sebagian dari mereka Isvara merupakan refleksi dari Brahman dalam avidya. Sedangkan merurut kelompok yang lain Isvara adalah Brahman yang terbatas yang terkondisikan oleh maya. Brahman yang terbatas oleh internal organ atau antah karana atau upadi produk dari avidya disebut Jiva.(Purusatraya, Hal.7). Isvara yang dibatasi sendiri oleh kekuatannya sendiri dan tampak sebagai sang diri dalam jumlah banyak. Seperti halnya “ruang” yang pada dasarnya satu kemudian tampak sebagai ruang-ruang lain, priuk-priuk, kendi-kendi ataupun kotak-kotak. Isvara yang penuh pengetahuan (omniscience) bukan merupakan tujuan akhir karena pada saat kesatuan yang hakiki terjadi antara atman dan Brahman maka semua itu akan menghilang. Dengan demikian penciptaan bukan merupakan tujuan terakhi karena ia bukan merupakan realitas terakhir. Brahman adalah satu-satunya realitas, absolut , tidak terbagi,tidak dua ada di luar pikiran dan pembicaraan. Ia tidak dapat dijelaskan kerena tidak ada penjelasan yang memadai dan lengkap tentang DIA. Uraian yang terbaik menurut Sankara adalah lewat pernyataan yang negatif yaitu “neti neti” yaitu tidak ini dan tidak itu. Berbicara masalah sebab akibat maka sebab akibat itu masih dapat dinegasi karena ia tidak riil. Penyebam yaitu Brahman itu sendiri tidak dapat dinegasi karena ia adalah landasan terakhir dimana “akibat-akibat” bertumpu padanya. Isvara menjadi tidak riil hanya bagi mereka yang telah menyadari bahwa Isvara dan Brahman adalah satu yang muncul melampaui pikiran dan pembicaraan. Bagi kita sebagai roh yang terkondisikan maka Isvara adalah all in all (semua dalam semua). Pikiran kita yang terbatas tidak akan mampu mencapai Brahman. Bila ada pembicaraan mengenai Brahman adalah pembicaraan mengenai Isvara, walaupun kata-kata itu adalah Brahman yang tak terkondisikan tapi kenyataannya kita mengacu kepada Isvara yang terkondisikan. Kalau kita berbicara masalah Brahman maka ia akan berhenti sebagai Brahman tapi menjadi Isvara, Brahman yang lebih rendah yang berbeda dengan Brahman yang lebih tinggi.
Isvara adalah sat cit ananda. Ia adalah pribadi yang sempurna. Ia adalah Tuhan dari Maya. Ia imanen dalam keseluruhan alam semesta yang ia kontrol dari dalam. Ia adalah roh dari roh-roh termasuk roh dari alam. Ia juga transenden terhadap alam semesta. Ia merupakan sumber dari segala sesuatu, ia pemilik final dari segala sesuatu. Ia adalah inspirasi dari kehidupan moral. Ia adalah obyek yang disembah. Ia adalah keseluruhan dari hal-hal praktis. (Purusatraya, Hal.7).
Brahman dengan rupa yang lebih rendah adalah Brahman yang memiliki sifat-sifat atau menggunakan pembatasan-pembatasan. Saguna Brahman merupakan konsep yang mengganggu bagi pengikut Sankara. Menurut beberapa dari pengikutnya Saguna Brahman atau Isvara merupakan refleksi dari Brahman dalam avidya. Brahman yang dibatasi oleh avidya atau internal organ atau antah karana atau upadi-upadi. Pengikutnya yang lain mengatakan bahwa Isvara adalah Brahman yang terkondisikan oleh maya. Isvara dibatasi oleh kekuatannya sendiri sebagai sang diri yang menampakkanndirinya dalam jumlah yang banyak. Ibaratkan sebagai ruang yang pada dasarnya hanyalah satu kemudian tampak banyak sebagai ruang-ruang lainnya yang berbeda beda seperti ruang dalam priuk-priuk, ruang dalam kendi-kendi ataupun ruang dalam kotak-kotak.(HK). Tujuannya adalah agar dapat memenuhi keinginan manusia memuja, karena manusia melihatnya sebagai Tuhan (Iswara) yang menjadikan Dunia ini. Sankara percaya bahwa pertanyaan mengenai ekaistensi Tuhan adalah sesuatu yang absurd. Jika Tuhan ada, maka Ia harus ada seperti halnya obyek-obyek lainnya, sehingga Tuhan direduksi pada level yang terbatas, yang semata-mata menjadikannya satu bagian dari yang tak terbatas. (SR. Vol.2 Hal.542). Dunia merupakan Sakti (kekuatan gaib) dari Brahman, Dunia adalah Maya (semu). Ia dinamakan Apara Brahman atau Saguna Brahman.
Saguna Brahman menampakkan diri sebagai Iswara pencipata alam semesta. Alam semesta
Brahman menurut Sankara disadari secara eksklusif lewat Jnana, tidak melalui jalan Bhakti. Sadar akab Brahman atau Moksa adalah sepenuhnya vairagya, renunciation adan meditasi pada mahavakya “Tat Tvam Asi” aku adalah Brahman. Aku lebur didalam Brahman, menyatu dengan Brahman.
Menurut filsafat Nyaya
Tuhan dinyatakan sebagai penyebab operatif dari penciptaan, pemeliharaan dan penghancuran dari alam semesta. Tuhan tidak menciptakan alam semesta dari kekosongan atau dari dirinya tetapi dari atom-atom kekal dari ruang, waktu, pikiran dan roh. Penciptaan alam semesta mengacu kepada pesanan kepada entitas yang kekal ini yang ada bersama Tuhan di dunia kematian ini. Dengan demikian Tuhan sebagai penyebab operatif pertama dari kekuatan alam semesta, yang merupakan pencipta dari dunia ini. Dan Tuhan juga pemelihara, seperti halnya ia penyebab dari atom-atom untuk menjaga kesatuan dan meneruskan eksistensi dalam suatu pesanan khusus yaitu menjaga alam semesta fisik ini. Tuhan juga sebagai penghancur alam semesta karena ia melepaskan kekuatan penghancurnya ketika dimana pada saat energi dari dunia kematian ini membutuhkannya. Tuhan itu satu, tak terbatas, kekal dan merupakan alam semesta dari ruang dan waktu, pikiran dan roh, dan tidak menyebabkan ia terbatas. Tuhan dikatakan memiliki enam kesempurnaan yaitu : kemuliaan tak terbatas, kedaulatan yang absolut, kebajikan tanpa syarat, keindahan yang agung, pengetahuan sempurna dan ketidakterikatan yang penuh.
Filsafat Nyaya memiliki banyak argumentasi untuk membuat teori tentang Tuhan. Yang pertama adalah argumentasi kausal, atau Bukti Kosmologis. (Harun, Hal.57). Menurut jalannya penalaran ini, keseluruhan alam semesta dibentuk oleh kombinasi atom-atom. Gunung, dataran, sungai, harus memiliki penyebab dimana ia dibuat dari bagian-bagian, memiliki ukuran yang terbatas dan tidak memiliki kecerdasan. Dengan demikian ia bukan merupakan penyebab dari dirinya sendiri, ia membutuhkan pengarahan dari suatu penyebab yang cerdas. Setiap penyebab adalah juga akibat dari penyebab yang terdahulu yang kembali akan menghasilkan akibat dan penyebab lain. Sebagaimana dunia ini tidak ada awalnya begitu pula deretan sebab akibat, sehingga harus ada penyebab yang tidak disebabkan yang disebut Tuhan. (SR, Hal.166). Ini persis sama dengan salah satu jalan dari lima jalan yang dibuat oleh Thomas Aquinas (1225-1274) yaitu jalan ke dua yang dirumuskan sebagai berikut : “Jelas tampak bahwa pada obyek-obyek yang diindra terdapat suatu susunan teratur sebab-sebab efisien; tidak masuk akal dan juga tidak mungkin bahwa sesuatu menjadi sebab efisien bagi dirinya, karena kalau terjadi demikian sesuatu harus ada sebelum dirinya dan itu tidak mungkin. Tidak mungkin pula bahwa rangkaian sebab-sebab efisien berkelanjutan sampai tak terbatas…Jadi, adalah mutlak perlu suatu sebab efisien yang pertama. Sebab efisien yang pertama, orang menamakannya Tuhan. (Margareta Hal.36). Sungguh menarik suatu argumentasi yang sama yang dicetuskan dalam perbedaan waktu hampir 15 abad setelah Nyaya melontarkannya. Lebih lanjut Nyaya mengatakan bahwa penyebab yang cerdas itu harus memiliki pengetahuan langsung mengenai semua materi dan atom-atom yang berada di dalam semua materi itu. Ia harus bersifat omnipresent dan omniscient. (SR, Hal.169). Entitas yang cerdas ini bukan merupakan roh yang individual karena pengetahuan dari roh individual itu terbatas, roh individual ini tidak memiliki pengetahuan tentang roh-roh yang lainnya. Maka dari itu harus ada suatu entitas dengan kecerdasan yang terakhir yang kita sebut sebagai Tuhan.
Argumentasi yang kedua berdasarkan atas adrsta yang artinya “sesuatu yang tak terlihat” atau “yang tak diketahui” dan barangkali diterjemahkan sebagai pemelihara yang baik atau nasib. Bukti ini juga disebut Bukti Teleologis. (Harun, Hal.57). Para filsuf Nyaya dihadapkan pada suatu pertanyaan : “ Mengapa beberapa orang bahagia dan sebagian yang lainnya tidak bahagia ? Mengapa sebagian orang adalah bijaksana dan sebagian lagi bodoh ?”. Dari pertanyaan ini kita tidak dapat mengatakan bahwa semua itu tidak ada penyebabnya. Semua kejadian ada sebabnya. Penyebab dari sakit dan nikmat adalah sebagai akibat dari perbuatan orang itu sendiri dalam kehidupan ini atau dalam kehidupan-kehidupannya yang terdahulu. Manusia menikmati atau mederita berdasarkan atas hasil baik dan hasil buruknya dari perbuatan baik dan buruk dalam kehidupannya yang lalu. Hukum karma ini mengatur kehidupan setiap roh individu dan perlu agar setiap manusia harus menuai buah-buah dari perbuatan-perbuatannya.
Sering terjadi kurun waktu yang begitu panjang antara suatu perbuatan dengan akibat-akibatnya walaupun banyak kenikmatan dan kesengsaraan tidak dapat dilacak kepada perbuatan-perbuatan yang dilakukan dalam hidup ini. Seperti halnya banyak perbuatan-perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan ini tidak menghasilkan buahnya secara langsung. Kesan-kesan kecil dari semua perbuatan-perbuatan dari seseorang berlangsung jauh setelah perbuatan-perbuatan itu dilakukan dan dikumpulkan dalam roh berbentuk kredit atau nilai (punya) dan kekurangan atau cela (papa). Jumlah antara yang baik dan yang kurang yang muncul dari perbuatan-perbuatan baik dan tidak baik disebut adrsta. Adrsta bukanlah suatu prinsip kecerdasan. Maka dari itu harus ada petunjuk atau pengarahan oleh suatu agent yang cerdas yang dapat menghasilkan konsekwensi yang sesuai. Roh individual tidak dapat dikatakan sebagai yang mengarahkan dan mengontrol adrsta, karena roh-roh individual itu tidak tahu tentang adrstanya. Maka dari itu agent kecerdasan yang maha cerdas memandu dan mengarahkan adrsta lewat terminal yang pantas (channel) menghasilkan konsekwensi yang pantas adalah kekal, omnipotent dan omnipresent, supreme being yang disebut Tuhan.
Argumentasi Nyaya yang ketiga tentang eksistensi Tuhan berdasarkan atas kesaksian kitab suci atau Bukti Teologis berdasarkan keimanan. Menurut penalaran ini Veda, Upanisad dan semua kitab-kitab otoritas menyatakan eksistensi dari Tuhan. Kitab-kitab suci ini tidak ditulis oleh orang sembarangan tapi ditulis oleh Maha Resi yang mengalami kebenaran dari dalam. Dengan demikian otoritas dari kesaksian tergantung dari pengalaman langsung, yang merupakan satu-satunya sumber pengetahuan tentang semua fakta. Fakta tentang eksistensi Tuhan dialami secara langsung oleh roh-roh individual dan beberapa dari individu itu mengekspresikan kesadarannya tentang Tuhan. Veda adalah ekspresi dari pengalaman langsung tentang Tuhan. Maka dari itu , Tuhan ada.
Menurut Yoga Patanjali
Patanjali menerima eksistensi Tuhan (Isvara) dimana Tuhan menurut dia adalah the perfect supreme being yang abadi, meliputi segalanya, maha kuasa, maha tahu dan maha ada. Tuhan adalah Purusa yang khusus yang tidak dipengaruhi oleh kebodohan, egoisme, nafsu, kebencian dan takut akan kematian. Ia bebas dari karma , karmaphala dan impressi-impressi yang sifatnya latent. Patanjali menganggap bahwa individu-individu memiliki esensi yang sama dengan Tuhan, akan tetapi oleh karena ia dibatasi oleh sesuatu yang dihasilkan oleh keterikatan dan karma maka ia berpisah dengan kesadarannya tentang Tuhan dan menjadi korban dari dunia material ini. Tujuan dari aspirasi manusia bukanlah bersatu dengan Tuhan tetapi pemisahan yang tegas antara purusa dengan prakrti. (SR, Hal. 371). Hanya ada satu Tuhan. Menurut Vijnanabhisu : “ Dari semua jenis kesadaran meditasi, bermeditasi kepada Kepribadian Tuhan adalah meditasi yang tertinggi “ ( SR, Hal 372). Ada bebagai obyek yang dijadikan sebagai pemusatan meditasi yaitu bermeditasi pada sesuatu yang ada di luar diri kita, bermeditasi kepada suatu tempat yang ada pada tubuh kita sendiri dan yang tertinggi adalah bermeditasi yang di pusatkan kepada Tuhan. Kebodohan menyatakan bahwa ada dualisme dari satu realitas yang disebut Tuhan. Ketika kebodohan dihilangkan oleh pengetahuan maka dualisme hilang dan kesatuan penuh akan dicapai. Ketika seseorang mengatasi kebodohan maka dualisme hilang maka ia menyatu dengan The Perfect Single Being tetapi kesempurnaan The Single Being itu selalu ada dan tetap tersisa sebagai sesuatu yang sempurna dan satu. Tak ada perubahan dalam lautan, seberapa banyakpun sungai-sungai yang mengalirkan airnya dan bermuara padanya. Ketidak berubahan adalah keadaan dasar dari kesempurnaan.
Konsep Dewa-Dewi
Saintis modern telah mengembangkan persamaan matematik dan hokum-hukum ilmiah untuk menguraikan keteraturan dan ketaatan alam semesta, yang oleh karenanya akan menambah kekuatan manusia dan mengontrol fenomena-fenomena alam semesta. Seperti halnya para bijaksana dalam veda mengembangkan kekuatan tak terhingga dari pengetahuan yang mendasari keteraturan, ketaatan, struktur dan dinamis dari fenomena dunia ini. Menurut filsafat Purwa Mimamsa pengontrol yang bersifat universal yang luar biasa dan menjaga keteraturan universal yang dipahami secara ilmiah dengan suara dari mantra-mantra. Dewa-dewa merupakan bentuk personifikasi dari prinsip-prinsip yang sesuai dengan pola-pola getaran atau vibrasi dari suara mantra. Bagi orang yang tidak terpelajar E = MC2 hanyalah garis-garis teratur yang tidak ada artinya pada secarik kertas. Tapi bagi mereka yang mengerti dengan baik tentang fisika rumus itu dapat membantu seseorang memahami hakekat dan dinamika dari alam semesta. Purwa Mimamsa memiliki sebuah konsep dalam mantra-mantra veda yang mirip dengan apa yang dilakukan oleh para ahli fisika dengan rumus-rumusnya.
Beberapa kritik dari filsafat Purwa Mimamsa menuduh bahwa sistim itu mempromosikan politeisme, tetapi didasarkan pada satu kesatuan. Para penganut Mimamsa percaya bahwa kesadaran yang meliputi segalanya yang memanifestasikan dirinya dalam tahapan yang berbeda, dimana masing-masing mempunyai bentuk (dewa) dan getaran suara (mantra) yang berbeda. Dengan demikian akan ada keanekaragaman dewa-dewi dan mantra yang menunjukkan kesatuan kesadaran. Proses dari manifestasi mulai dengan munculnya bentuk-bentuk yang sangat halus dimana dari sanalah terjadi yang lebih kasar. Proses ini diuraikan dalam berbagai jalan di dalam kitab yang berbeda. Dalam tradisi veda prototype dari entitas dilibatkan sebagai dewa-dewi yang sifat-sifatnya menunjukkan suatu sifat superhuman tertentu. Dewa-dewi dalam veda diturunkan dari sumber energi yang menghasilkan semua wujud-wujud dan nama-nama. Para penganut Purwa Mimamsa melihat dewa-dewa itu sebagai bentuk pemikiran yang menampilkan kekuatan-kekuatan kosmis. Menurut filsafat Purwa Mimamsa tidak mamandang dewa-dewa itu sebagai yang identik dengan wujud-wujud fisik tertentu. Apabila dewa-dewa itu berbadan fisik maka satu dewa tidak akan dapat tampil atau hadir dalam banyak upacara-upacara yang dilakukan di tempat yang berbeda-beda dan dalam waktu yang berbeda-beda pula. Adalah keliru bila kita menyimpulkan bahwa Purwa Mimamsa befikir bahwa bentuk-bentuk dari dewa-dewa itu hanyalah imajinasi saja. Dalam filsafat ini dewa-dewa mewujudkan diri dalam bentuk yang prima dan bentuk suara (mantra) menghasilkan karunia dan kebahagiaan yang sempurna melewati pengalaman duniawi. Kelihatan bahwa dewa dan mantra adalah dua prinsip operasional yang berbeda dan dalam level yang berbeda, namun dalam realitas keduanya itu adalah satu dan sama. Dewa adalah wujud jasmani kasar dari mantra dan mantra adalah bentuk halus dari dewa. Bila vibrasi-vibrasi sebuah mantra di materiilkan dalam sebuah bentuk atau wujud, itulah yang disebut dewa. Sebaliknya suatu bentuk yang material dapat dinonmaterialkan dan diredukasi dalam vibrasi dengan suatu frekwensi tertentu yang akan didengar sebagai sebuah mantra.
Ada suatu aturan bahwa bagaimana suatu mantra menjadi dewa dan sebaliknya bagaimana dewa berubah menjadi mantra. Keduanya baik mantra-mantra maupun dewa-dewa beroperasi dengan cara yang sama seperti perubahan energi menjadi materi dan sebaliknya materi menjadi energi seperti halnya dalam ilmu fisika. Dimana saja dalam suatu upacara tertentu dilaksanakan dengan mempergunakan mantra-mantra secara benar maka dewa yang berhubungan dengan mantra itu akan hadir pada saat getarannya atau vibrasinya dikonsentrasikan maka wujud material dari dewa akan ditampilkan. Jadi menurut pemikiran Purwa Mimamsa munculnya dewa-dewa itu bukan karena karunia dari dewa-dewa itu tapi dewa-dewa itu muncul ketika mantra-mantra yang berhubungan dengannya diucapkan sebagaimana mestinya maka akan menhasilkan obyek-obyek yang diinginkan yang dipercaya akan dipenuhi. Ahli filsafat Purwa Mimamsa memiliki kepercayaan penuh bahwa kekuatan-kekutan kosmis dapat dimanfaatkan sesuai dengan keinginan kita dengan melaksanakan upacara dengan benar. Purwa Mimamsa membagi tujuan upacara menjadi dua yaitu : untuk mendapatkan dan meningkatkan inner potential seseorang dan menyatukannya dengan kekuatan kosmis dan yang kedua adalah untuk menunjukkan penghormatan dan rasa terima kasih kepada kekuatan kosmis yang secara terus menerus mendukung dengan penerangan dan kehidupan kepada semua mahluk hidup. Inilah yang merupakan kewajiban tertinggi dari setiap orang dan tidak dapat dipisahkan dari bagian kehidupannya.
Semoga Bermanfaat
Om Santih Santih Santih Om
by: I Wayan Sudarma