Senin, 27 Desember 2010

MENGENAL TOKOH: RAMANUJA

Ramanuja adalah seorang filsuf, teolog Hindu dan pendiri dari sekolah (aliran filsafat) Vasistadvaita-vedanta. Lahir di desa Bhutapuri (di Tamil, Perumbundur). Menikah pada usia 16 tahun dan kemudian menjadi sanyasi. Dia belajar di bawah bimbingan guru-guru antara lain Kancipurna, Mahapurna dan Gosthipurna. Biografi Ramanuja ditulis paling tidak seratus tahun setelah ia meninggal dan mengandung banyak data yang tidak- konsisten.

Mula-mula ia hidup sebagai pertapa di suatu pura, kemudian ia melakukan perjalanan ke seluruh India, melakukan diskusi atau perdebatan khususnya dengan para pengikut Advaitin (Shankara). Akhirnya ia menetap di Srirangam di India Selatan dimana ia meninggal pada tahun 1137. Dia adalah pengikut Waisnawa, yang berusaha memberikan dasar-dasar philsafat dan refleksi bagi jalan bhakti para pengikut Waisnawa. Dia menerima tiga cara untuk memperoleh pengetahuan : pratyaksa (perception); anumana (inference, kesimpulan); dan sabda atau sastra (kesaksian verbal). Dia menerima teks dasar dari philsafat Vedanta, yaitu Upanishad, Brahma-sutra dan Bagawad Gita, tapi ia juga menerima otoritas dari kidung-kidung dari para Alvar (maharesi-penyair dalam tradisi Tamil), yaitu Pancaratra-Agama dan Visnu dan Bhagavata Purana.

Karya-karya utamanya adalah : Sribhasyam, Vedantadipah, dan Vedantasarah (semuanya merupakan komentar atas Vedanta), satu buku komentar atas Bagawad Gita, Vedantasamgrahah (yang merupakan penjelasan atas pandangan filsafatnya), Saranagatigadyam (tentang penyerahan diri kepada Tuhan), Srirangagadyam (devosi dan puji-pujian yang ditimbulkan oleh pura Srirangam), Vaikuntagadyam (mengenai sifat atau hakikat dari moksha), dan Nityagrantah (mengenai pemujaan atau persembahyangan).

Ramanuja setuju dengan Sankara bahwa Brahmanlah yang sesungguhnya ada, tanpa perbedaan (advaita), tapi dia tidak setuju bahwa semuanya selain Brahman adalah tidak nyata atau maya (penampakan belaka), atau hanya proyeksi dari avidya (kebodohan). Dia berpendapat bahwa jiwa individu dan dunia materi (dijelaskannya menurut pengertian Samkhya) adalah nyata, tapi bahwa mereka senantiasa tergantung pada Brahman bagi eksistensi dan fungsi mereka – dari sinilah muncul pandangannya yang disebut sebagai visistaadvaita (advaita bersyarat). Jiwa dan materi adalah alat bagi Brahman seperti hubungan badan dengan jiwa (sarira-sariri-bhava); hubungan ini dijelaskan dalam berbagai istilah, a.l seperti bagian untuk keseluruhan (part to whole), sebagai pendukung dengan yang didukung (supported to supporter).

Ramanuja juga berbeda dengan Sankara yang menganggap Tuhan sebagai tanpa sifat-sifat (nirguna), tapi sebagai Narayana (Visnu) yang memiliki sifat-sifat (saguna), dia memahami Tuhan sebagai penyebab materi (upadana-karana, material cause) dan penyebab efisien (nimita-karana, efficient cause) dari hal-hal yang bergantung kepadaNya (jiwa dan materi). Sekalipun Tuhan mengatasi semua penjelasan, namun banyak kesimpulan dan sifat yang diberikan kepadaNya melalui analogi dari manifestasinya di dunia sebagai Avatara. Karena itu Dia adalah sumber dari anugraha, yang memberi keselama-tan bagi mereka yang berpaling kepadaNya, dalam cara umum melalui wahyu atau sruti (Veda) dan dalam cara khusus kepada para bhaktanya. Ada dua cara untuk mencapai moksha yaitu : (I) bhakti, devosi, yang mensyaratkan (a) kecermatan dalam kesucian makanan, viveka; (b) tanpa-keterikatan, vimoka; (c) meditasi tetap, abhyasa; (d) pelaksanaan kewajiban agama seperti pancayadnya, kriya; (e) pelaksanaan kewajiban moral seperti keterbukaan, kebenaran, kalyana; (f) ketenangan indriya dalam menghadapi kesedihan dan kegembiraan, anudharsa; dan jalan kedua (II) prapatti, yaitu penyerahan diri kepada Tuhan. Moksa dalam pandangan Ramanuja bukanlah persatuan lebur total dengan dengan Brahman seperti pandangan Sankara, tapi jiwa tetap berbeda (sekalipun tetap tergantung pada Tuhan) dan mereka tetap melakukan pelayanan kepada Tuhan (kaimkarya) dalam alam abadi yang disebut Vaikuntha.

(The Oxford Dictionary of World Religion dengan sumber dari J.B Carman, “The Teologi of Ramanuja”; J.A.B van Buitenen, “Ramanuja on the Bhagavad Gita”; E.J. Lott, “God and the Universe in the Vedanta”) .NPP