Selasa, 22 Mei 2012

SHIVA PURANA

SHIVA PURANA VOL I PENGENALAN Purana adalah kelompok kitab sastra yang berisikan tentang ajaran agama, filsafat, sejarah, sosiology, politik dan berbagai bidang pengetahuan lainnya yang usianya sudah sangat tua. Purana adalah sebuah ensiklopedia dari berbagai cabang ilmu dan kebijaksanaan kuno. Purana juga dinyatakan sebagai kitab yang berisikan topik-topik utama tentang proses penciptaaan, Pergantian para Manu, masa pemerintahan seorang Manu, sejarah dan silsilah para raja besar. Karena purana semata-mata menerangkan tentang bidang bidang ini maka purana juga dikatagorikan sebagai Pancalaksana (1)-- sebuah nama yang sebenarnya sudah terdapat dalam berbagai purana (2) dan terkenal pada abad keV karena dipakai dalam sebuah karya Amarasimha yang terkenal yaitu Amarakosha (3). Akan tetapi ketika proses interpolasi mulai berlangsung maka istilah Pancalaksana dirasakan tidak sesuai lagi untuk menjelaskan apa kitab Purana itu sebenarnya. Maka istilah untuk menggambarkan purana itu mulai dikembangkan lagi sebagai Dasalaksana (4). Namun karena proses dinamika yang terus melaju, disertai proes pemasukan berbagai unsur asing, modifikasi dan penyingkatan maka segera saja ditemukan bahwa istilah itu tidak lagi relevan. Purana juga memiliki beberapa aspek yang tidak terjangkau oleh Panca atau Dasalaksana itu. Disamping itu, ciri-ciri yang dijelaskan dalam Panca dan Dasalaksana itu juga tidak ditemukan dalam beberapa Purana tertentu. Dalam koteks keseluruhannya Purana mewakili berbagai phase dan aspek kehidupan dalam berbagai jaman dan era. Oleh karena itulah mustahil bagi kita untuk memberikan definisi standar untuk sebuah literatur yang berisikan berbagai aspek dan phase yang heterogen. Lagi pula sesuatu yang diberikan definisi berdasarkan sudut pandang tertentu cenderung tidak sempurna. Kitab Purana di bagi menjadi dua bagian yang umum yaitu Mahapurana(5) dan Upapurana (6). Setiap kelompok terdiri dari delapan belas purana. Jadi secara keseluruhan Purana terdiri dari tiga puluh enam purana. 1.Untuk detailnya lihat Kirfel :Dasa purana panca lasksana. 2.Vamana I . 41,Kurma I 1. 12, Varaha 2.4, Matsya 53-54,Vayu 4.10-11 dan BhavishyaI.2.4-5 3.Dr. Pulsaker: Studies on epic and Puranas:IntroHal 23. 4.Bhagavata xi 7.910. 5.Vayaviya I1.42;Uma 44.119-121. 6.Untuk detailnya lihat R.C HAzra.Studies on Upapurana, 2 Vols. Mahapurana kemudian diklasifikasikan menjadi beberapa katagori yang berbeda yaitu Vaishnava, Brahma, Shaiva dan sebagainya, dalam proporsi bahwa purana-purana itu cenderung mengagungkan Brahma, Vishnu, Saiva dan sebagainya (7). Maka Shiva purana sebagaimana judulnya, termasuk dalam kelompok Saiva purana. Hal ini nyata terlihat pada kenyataan bahwa Purana ini menggambarkan keagungan dewa Shiva yang disertai ajaran beliau serta berbagai budaya ritual yang dikaitkan dengan beliau. Purana ini juga menceritakan tentang simbol linga, menceritakan kisah keagungan dan legenda beliau, serta menceritakan kisah inkarnasi, termasuk pahala dari pemujaan yang dilakukan pada lambang beliau. Pendek kata Shiva purana adalah kitab yang berisikan ajaran suci, legenda dan ritual tentang Shiva. Naskah Shiva purana ini dibagi menjadi tujuh (8) Samhita yang dikenal sebagai Vidyeswara, Rudra, Satarudra, Kotirudra, Uma, Kailasa, dan Vayaviya. Dan yang kedua dari kitab-kitab ini dibagi lagi menjadi lima bagian yang menceritakan tentang proses penciptaan, kisah Sati, kisah kehidupan Parvati, kelahiran dan petualangan Kumara, dan berbagai peperangan yang dilakukan oleh Shiva. Samhita yang ketujuh (Vayaviya) memiliki dua bagian yaitu Purvabhaga dan Uttarabhaga (9). Samhita ini disebut sebagai Vayaviya, karena meskipun samhita ini diceritakan oleh rshi Suta di hutan Naimisha, namun sebenarnya kitab ini telah diproklamirkan oleh Vayu pada awal Shvetakalpa. (10). Menurut keterangan dalam Vayaviya, Shiva purana yang asli terdiri dari duabelas Samhita (11). Dengan kata lain bahwa sebagai tambahan dari tujuh Samhita yang dinyatakan sebelumnya ternyata masih ada lima Samhita lagi yaitu Vainayaka, Matra, Rudraikadasa, Sahasra koti dan Dharma. Keseluruhan dari duabelas purana itu terdiri dari seratus ribu shloka (12). Akan tetapi lima tidak dipakai dalam proses penyingkatan dan modifikasi dari naskah itu. Jadi shivapurana yang ada sekarang ini adalah edisi singkat yang terdiri dari duapuluh dua shloka.(13). Pengurangan itu dibuat oleh Rshi Krsna Dwaipayana (14) sendiri (15). Sebagaimana yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa Mahapurana terdiri dari delapan belas purana. Para sarjana purana menyetujui keberadan tujuh belasa purana, namun purana yang ke delapan belas mereka masing-masing memiliki pendapat yang berbeda. Kebanyakan purana-purana (17) memasukkan Shiva purana dalam daftar purana yang terdapat di dalamnya. Sedangkan beberapa diantaranya (18) memasukkan Vayu purana dalam daftarnya. Penambahan salah satunya memang tidak bisa dihindari lagi karena jumlah keseluruhan dari purana itu harus selalu dijadikan patokan. Oleh karena itulah beberapa ada yang menggunakan Vayu sedangkan beberapa lagi mempergunakan Shiva purana. Tak satu pun dari kedua kubu yang mau menyetujui salah satunya sebagai Mahapurana yang sebenarnya, karena masing masing mempertahankan prisip masing -masing . Sekarang marilah kita mencoba untuk mencarikan solusi yang memungkinkan. Kita mengetahui bahwa Shivapurana dibagi menjadi tujuh Samhita dimana salah satunya adalah Vayaviya. Kita juga telah memiliki bukti yang nyata tentang keberadaaan Shiva purana yang terdiri dari seratsus ribu Shloka dan disingkat menjadi duapuluh dua ribu shloka. Sampai disini tentu saja masuk akal malah ada yang setuju pada Shivapurana yang sesungguhnya dan pada Vayaviya. Maka bukan tidak mungkin lagi ada hubungan yang berkaitan antara Vayu purana dan pihak Vayaviya dimana Vayu purana adalah sebuah resensi untuk Vayaviya yang tidak lain adalah bagian dari Shiva purana itu sendiri. Jadi solusinya adalah dengan mengambil kesimpulan seperti tadi dan bukan dengan prinsip menerima yang satu dan membuang yang lainnya. Shiva purana memiliki semua karakteristik dari purana-purana yang lainya.Menurut para leluhur dan para bijak masa lampau, sebuah Mahapurana memiliki lima karateristik utama(19). Yang memperhatikan sejarah tradisi dan agama. Dari semua itu, awal dari penciptaan alam semesta adalah bagian yang terpenting dari setiap agama. Sebagai sebuah Mahapurana dan sebuah kitab suci dari budaya Shiva, maka Shiva purana memiliki ciri-ciri penting itu. Purana ini menceritakan tentang awal penciptaan yang ditelusuri dari Shiva, yang merupakan dewa abadi yang mekipun tidak memiliki atribut tertentu namun memiliki energy yang potensial dalam memanifestasikan diri beliau dalam tiga prinsip yaitu Satva, Rajas dan Tamas. yang dipersonifikasikan sebagai Brahma,Vishnu dan Rudra. Ketiga manifestasi ini memiliki energi masing-masing yaitu Lakshmi, Saraswati dan Kali, dimana dalam kolaborasinya mereka memiliki aspek yaitu mencipta, memelihara dan melebur.(20). Menurut perhitungan ini, maka tugas mencipta dipercayakan pada Brahma yang menciptakan telur maha besar yang berisikan dupuluh empat prinsip. Pada mulanya telur itu tidak bergerak, namun ketika Vishnu memenuhinya, telur itupun mulai bergerak. Maka selanjutnya berbagai jenis ciptaan termasuk di dalamnya (21). Sivapurana (22) mengklasifikasikan penciptaan menjadi tiga katagori yaitu Utama, yang madya dan primari-sekunder. Ketiga katagori itu di klasifikasikan seperti dalam tabel di bawah ini : Penciptaaan (23) Primer Madya Primer-sekunder Intelek dan Ego Objek yang Putra-putra Brahma yang tidakbergerak. diciptakan-Nya. Elemen halus Binatang Lima organ berbuat, Manusia ilahi lima organ pengeta Manusia biasa huan, Manas Perasaan aktif Menurut Shiva purana, sembilan lapis penciptaan tidak sanggup melanjutkan proses penciptaan. Sedangkan putra-putra Brahma yang beliau ciptakan dari kekuatan pikiran beliau, tidak mau mematuhi sang pencipta dan tetap menjadi Brahmacharya. Maka Brahma kemudian menciptakan tujuh orang putra yaitu : Marichi dari kedua mata, Bhrigu dari hatinya, Angira dari kepala, Pulaha, Pulastya, Vasistha, dan Kratu dari nafas beliau, Atri dari telinganya, Narada dari kedua pangkuan tangannya, dan Kardama dari bayangannya (24). Ketika dengan semua usaha itu tidak berhasil maka Brahma kemudian membagi diriNya menjadi dua -- sebagian menjadi seorang wanita dan sebagian lagi menjadi seorang pria. Dalam sebagian wujudNya yang sebagai wanita maka beliau menciptakan sepasang suami istri yaitu Swayambhuva Manu dan Satarupa yang selanjutnya memenuhi keinginan sang pencipta dan melanjutkan proses penciptaan. 7.Skanda , Kedara I 8. Vayaviya I 1. 9-60. 9. ibid. I.1.65 10.Ibid I 123 11.Ibid I. 1 50-52 12.Ibid I 1 57 13.Ibid I 58 14. Ibid I 1.58 Yuddha 16.15 15. Keterangan yang diberikan tentang Vayaviya di atas juga terdapat dalam Vidyeshwara samhita. 16. Uma 44-1.99 17. Bhagawata xii 7.23;Brahmavaivarta III.133.14;Kurma I1.133; Linga; Markanedya; Padma ; varaha dan vishnu purana. 18. Agni 272.4 : Matsya 53.18 : Narada I.95 19. Mereka adalah Sarga, Patisarga, Vamsa,Manvantara, Vamsanucarita. 20. RS I 16.46.48. 21. Ibid15.29. 33 22. Ibid I .15 23 tentant masalah penciptaan diterang kan dalam RS I 15-16;Ibid II 2- 3;UmaUma 30dan Vayaviya I 10-12 24 Cf Vayaviya I 12. 42 disni nama dan jumlah yang tercantum adalah berbeda. 25. Vayaviya I.ii. 26. Vs I.16. 27. Ibid 28 Ibid II. 9 Lagi pula penciptaan alam semesta bukanlah masalah yang permanen, karena setelah masa penciptaan itu berlalu maka akan datang masa dimana semesta aka ndihancurkan dan terjadilah proses penciptan kembali. Salah satu ciri ini merupakan bagian dari lima ciri yang harus dipenuhi sebagai katagori sebuah Mahapurana. Dan Shivapurana juga telah memenuhi aspek inidan menerangkannya dalam bentuk yang lebih detail. Namun proses dari penghancuran alam semesta ini cukup rumit karena beberapa proses penghancuran alam semesta telah berlangsung sebanyak beberapa kali. Sebagaimana yang telah dinyatakan dalam beberapa purana bahwa semua ciptaanNya akan hancur dalam satu hari Brahma yang sama dengan empat belas Manvantara. Pada setiap akhir manwantara maka terjadilah poses penghancuran ini. Maka dalam satu hari beliau terjadi sebanyak empat belas kali penghancuran alam semesta. Akan tetapi ini hanyalah penghancuran sebagian. Pada akhir empat belas manvantara, atau sama dengan siangnya Brahma (26) atau satu Kalpa (27), maka terjadilah sebuah penghancuran total yang sering disebut sebagai Kiamat. Maka demikianlah selama hidup Brahma telah terjadi penghancuran berkali-kali. Dan jika masa hidup Brahma telah berakhir maka terjadilah penghancuran total yang dimaksud. Semua mahluk dan isi alam semesta dan planet lain akan terserap ke dalam tubuh sang pencipta. Sang pencipta kemudian beristirahat dan bersiap untuk memulai proses penciptaan kembali alam semesta. Maka dengan demikian kita telah mendapatkan beberapa kali penghancuran dan penciptaan kembali alam semesta ini.(28) Penjelasan tentang zaman para Manu (Manvantara) merupakan karakteristik atau ciri sebuah Mahapurana. Shiva purana menyebutkan ada empat belas Manu. Mereka adalah Svayambhuva, Svarochisa, Uttama, Tamasa, Raivata, Caksusha, Vaivaswata, Savarni, Raucya, Brahma-savarni, Dharma-savarni, Rudra Savarni, Deva-savarni dan Indra-savarni. Setiap Manvantara terdiri dari 43.200 tahun manusia atau 1/14 harinya Brahma. Empat bels manvantara itu membentuk satu harinya Brahma. Dijelaskan bawa setiap Manvantara selalu memiliki seorang dewa penguasa, seorang rshi dan raja-raja yang memerintah alam semesta. Proeses penciptaan dan penghancuran ini selalu berulang ulang dari satu Manu ke Manu yang lainnya sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Mahapurana. Dan Shiva purana bukanlah pengecualian dari semua pernyataan itu. Dalam karakter Pancalaksana yang merupakan ciri sebuah Mahapurana, faktor keturunan dan silsilah raja besar adalah sebuah faktor yang penting. Para Suta (penyanyi kerajaan yang biasa menyanyikan pujian untuk sang raja disertai keagungan silsilah rajanya) biasanya menjadi pemegang silsilah para raja yang mereka bacakan pada saat-saat tertentu dan mereka akan mendapatkan hadiah dari raja mereka. Akan tetapi seiring dengan transimisi kekuasaan dan generasi para raja, maka terjadilah proses interpolasi didalamnya. Hal ini terbukti dengan adanya perbedaan antara silsilah yang dimiliki oleh salah satu Suta dengan Suta yang lainnya. Jika dari perbedaan itu digabungkan dengan yang ada dalam purana maka terdapatlah perbedaan-perbedaan didalamnya. Inilah yang membuktikan adanya perbedaan antara silsilah para raja dengan yang ada dalam purana. Pargiter (29) telah menyediakan sebuah daftar silsilah para raja yang telah disesuaikan dengan daftar yang ada pada kitab Purana. Dengan membandingkan daftar ini dengan yang ada dalam Shiva purana maka ditemukan beberapa perbedaan. Dalam sebuah ilustrasi sebagi berikut: I. Daftar Pargiter tentang silsilah para raja Ayodhya menempatkan Kakutstha sebagai keturunan langsung dari Vikukshi-sasada, sedangkan dalam Shiva purana menyatakan bahwa Kakutstha merupakan keturunan langsung dari raja yang tidak teradapat dalam daftar Pargiter. II. Arinabha dalam Shiva purana digantikan menjadi Anena oleh Pargiter . III. Setelah Purukutsa Pargiter menyebutkan Trasadasyu, Sambhuta, Anaranya, Trasadsva, Haryasva, Vasumanas, Trindhanvan. Nama-nama ini disebutkan dalam Shiva purana, yang menyebutkan bahwa Trayyaruni sebagai keturunan langsung dari Purukutsa. Shiva purana menyebutkan Anaranya, Mundidruha, dan Nishada memerintah setelah Sarvakarman atau Sarvasarman sedangkan Pargiter tidak menyebutkan nama-nama ini. Sebaliknya, Pargiter malah menyebutkan nama sepuluh raja yang sama sekali tidak terdapat dalam Shivapurana. Dengan variasi-variasi seperti ini, Shivapurana kemudian melanjutkan dengan pernyataan tentang silsilah keturunan para raja dan karya besar mereka. Akan tetapi pernyataan-pernyataan itu menjadi tanggung karena Shiva purana tidak menjelaskannya secara terperinci (30). Masih dalam hubungan dengan dinasty raja-raja Ayodhya Shiva purana juga menyediakan sebuah informasi detail. Silsilah para raja ini disusun sedemikian rupa dalam tiga perioda yaitu : 1) Pergantian tampuk kekuasaaan dari Manu hingga ke Satyavrata. 2) Dari Satya vrata hingga ke raja Sagara. 3) Dari Sagara kepada Sumitra. Ada juga pengelompokan serupa yang didasarkan pada perioda waktu. Dinasty dari raja Ikashvaku hingga Maruta digolongkan sebagai masa lampau. Masa pemerintahan Marut yang adalah ayah dari Agnivarna adalah masa sekarang yang merupakan perioda dimana Purana disusun. Perioda pemerintahan dari Aginvarna kepada sumitra disebut sebagai masa yang akan datang yang diduga sebagai awal terbuntuknya kitab ini. Daftar Silsilah para raja ini disertai dengan berbagai tindakan serta karya besar para raja yang terkenal itu. Karena merupakan sebuah ciri dari sebuah Mahapurana untuk menceritakan karya besar para raja terkenal itu. Biasanya suatu karya itu disertai dengan sejarah sang raja namun kadang-kadang juga dikaitkan dengan keadaan selama masa pemerintahan mereka. Shiva puran terutama tertarik dalam menciertikan silsilah raja-raja Ayodhya yang merupakan keturunan dinasty Surya dan oleh karena itulah maka purana ini menceritakan beberapa raja dari keluaraga itu. Dari semua raja yang disebutkan nama Kuvalasva-Dhundhumara, Satyavrata- Trishanku dan Sagara adalah yang paling sering dibicarakan. Sedangkan nama seperti Vikukshi-sasada, Bhagiratha, Nisdha, Hiranyanabha dan yang lainnya diberikan tempat kedua. Analisis diatas secara jelas memperlihatkan bahwa Shiva purana memiliki ciri yang istimewa dari sebuah Mahapurana daripada purana-purana lainnya. Hal ini membuat Shiva purana mendapatkan gelar kehormatan sebagai purana yang agung. Akan tetapi sesungguhnya keagungan itu terletak pada isinya yang menjelaskan tentang ritual pemujaan Shiva. Purana ini memandang Shiva sebagai Prinsip yang abadi, dewa tertinggi, jiwa kosmik, dan penyangga alam semesta. Akan tetapi orang yang kurang tahu dan tertipu oleh kegelapan batinnya, kemudian mencari pengetahuan dan membayangkan bahwa Shiva memiliki wujud tertentu yang berbeda dengan dirinya, dimana pada saat mereka memerlukan sesuatu maka sang dewa akan membalas doanya dan memberikan berkat pada mereka. Seorang penyembah sejati hanya akan mengejar pencerahan spiritual dan memanfaatkan ritual sebagai alat untuk membersihkan diri dan bathin mereka. Shiva purana menggabungkan beberapa ritual pemujaan dan homa yang disertai dengan praktek spiritual dan jasmaniah dalam praktek yang disertai dengan penggunaan Mantra, Yantra dan Tantra. Seorang pemuja akan memulai dengan tiga lapis pemujaan (31) yaitu mendengar, mengagungkan dan membayangkan wujud Tuhan-- adalah sebuah proses,yang menurut Shiva purana (32), yang membutuhkan perhatian yang sama besarnya dengan perhatian pada hubungan badan yang menjadi trend manusia sekarang. Dalam hubungan ini, Rudra samhita (33), menyebutkan ada delapan cara untuk mencapai konsentrasi dan pencapaian spiritual. Selanjutnya sadhaka atau penyembah disarankan untuk mengendalikan enam pusat energi (chakra) yang terdapat pada terowongan tulang belakang yang disebut sebagai Sumshumna yang terdapat diantara dua nadi halus yaitu Idda dan Pingala. Dan semua itu hanya mungkin dengan mengambil jalan pengetahuan, dengan menyucikan enam saluran suci, melakukan disiplin ritual dan latihan Yoga (34). Sang sadhaka harus melewati beberapa aktivitas spiritual sebelum ia mencapai keadaan dimana ia mencapai keharmonisan yang sempurna antara dirinya dengan dewa yang dipujanya., akan tetapi disana masih ada kesadaran bahwa ia masih terpisah dengan dewa itu hingga ia mencapai keadaaan dimana ia tidak menemukan perbedaan sedikitpun antara dirinya dengan dewa yang dipujanya itu. 29.AIHT .PP. 144-149 30. Vayaviya I 17. 61-65. 31. VS. 4, 32. VS. 4.4 33. RS II .12. 9.Lebih jelas lagi terdapat dalam Bhodasara PP 121-128. 34. Vayaviya II 10. 30. SHIVA PURANA VOL 1(BAB 1) SHIVA PURANA MAHATMYAHAM * BAB I (Keagungan Shiva purana) Rshi Saunaka(1) berkata : 1. Oh Rshi Suta yang penuh pengetahuan, Tuan hamba, yang mengetahui segala jenis prinsip pengetahuan filsafat, mohon ceritakanlah pada kami tentang esensi dari kitab purana itu secara mendetail. 2. Bagaimanakah perbuatan dan sikap baik, pengabdian yang baik, dan pengetahuan pembedaan bisa berkembang? Bagaimanakah perbuatan dan pikiran jahat bisa dijauhkan oleh orang baik? 3. Pada jaman Kali yang dahsyat ini, hampir semua mahluk hidup dipenuhi dengan karakter jahat. Apakah yang cara yang paling efektif untuk menghalaunya? 4. Sekarang beritahukanlah hamba bagaimana cara yang terbaik untuk mencapai kepribadian yang sempurna, sikap yang paling sempurna diantara yang sempurna. 5. Praktek spiritual apakah yang secara khusus menyucikan jiwa manusia? Apakah yang memungkinkan pikiran seseorang yang tidak sempurna bisa mencapai kesadaran Shiva? Rshi Suta (2) menjawab : 6. Oh yang utama diantara para rshi, anda sungguh terberkati karena memiliki keinginan yang amat kuat terhadap hal itu. Sekarang saya akan menceritakan rahasia dari kitab suci kepada anda. 7. Yang terkasih, dengarkanlah semua ajaran suci dan mengembangkan pengabdian yang sejati dan segala sesuatu yang baik untuk menyenangkan Shiva. 8. Ajaran ini adalah yang menjadi penghancur dari rasa takut terhadap ular phiton yang bernama Kala (Kematian). Tuan Rshi ini ajaran itu adalah Shiva purana (3) yang diajarkan oleh Shiva sendiri. 9. Untuk kepentingan umat manusia pada jaman Kali ini Rshi Vyasa (4) telah menyingkat ajaran itu sebagai ungkapan rasa terimakasihnya pada Rshi Sanatkumara (5) yang memerintahkannya untuk menyusun Purana ini. 10. Tuan Rshi, tidak ada lagi selain Shivapurana yang berguna untuk menyucikan pikiran orang -orang yang berada pada pegaruh jaman Kali (6) ini. 11. Hanya orang yang cerdas dan memiliki tumpukan pahala yang besar pada kehidupannya yang sebelumnya sajalah yang bisa memahami dan larut dalam ajaran Shiva purana ini. 12. Shiva purana ini adalah yang tertinggi diantara ajaran kitab suci yang ada. Ajaran ini adalah perwujudan Shiva sendiri dan oleh karenanya maka kitab ini harus diperlakukan sebagaimana memperlakukan Shiva sendiri. 13. Dengan membaca dan mendengarkan kisah dan ajaran yang terkandung didalamnya maka orang yang baik akan berubah menjadi alim dan suci. Dengan cara apapun maka orang itu akan segera mencapai alam kesadaran Shiva. 14. Maka setiap usaha yang dilakukan untuk bisa mengetahui dan mendengarkan isi kitab ini selalu berpahala. Perhatian yang penuh terhadap isi kitab ini akan menghasilkan pemenuhan terhadap segala keinginan. 15. Dengan mendengarkan isi dari kitab purana ini maka seseorang akan menjadi tanpa dosa. Setelah menikmati semua kenikmatan duniawi maka ia akan segera mencapai alam Shiva. 16. Hanya dengan mendengarkan kisah sihva maka orang itu akan mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang melakukan upacara Rajasuya (7) dan seratus Agnistomas (8). 17. Tuan Rshi mereka yang mendengarkan Sihva purana yang merupakan kitab suci yang tertinggi dari semua kitab suci, tidak lagi menjadi manusia biasa. Mereka telah menjadi salah satu manifestasi Rudra, sebagai bagian dari Shiva. 18. Para rshi mengatakan bahwa debu kaki mereka yang senantiasa membaca kitab suci Shiva purana ini lebih suci dibandingkan dengan tempat suci sekalipun. 19. Semoga mereka yang ingin mencapai pembebasan akan selalu mendengarkan isi dari kitab purana ini dengan penuh pengabdian yang tulus. 20. O tuan rshi jika mereka tidak sanggup untuk selalu membaca dan menghayatinya maka biarkanlah mereka membacanya sedikit demi sedikit setiap harinya.dengan pikiran yang sepenuhnya terkendali. 21. Jika ia tidaksanggup membacanya setiap hari maka biarlah mereka membacanya pada bulan-bulan yang suci. 22. Mereka yang membaca kitab ini meskipun hanya satu Muhurta (48 menit ) saja, setengah dari waktu itu,seperempat, atau walaupun untuk sesaat saja maka ia tidak akan menderita satu penderitaan pun. 23. Pemimpin dari para Rshi, Orang yang membaca isi kitab suci itu akan sanggup menyeberangi lautan kehidupan setelah mengalami pembakaran karma-karma masa lalu yang telah mengikatnya. 24. Tuan rshi, pahala yang didapatkan dari melakukan berbagai upacara yajnya akan sama jika ditimbang dengan pahala dari mendengarkan isi kitab suci ini. 25. Khususnya dalam jaman Kali ini, tidak ada cara yang lebih baik dan lebih memungkinkan bagi seseorang untuk mencapai pembebasan selain dengan memahami isi kitab purana ini. 26. Tidak perlu diragukan lagi bahwa mendengarkan purana ini dan mengucapkan nama shiva adalah sama saja dengan memiliki pohon Kalpavriksha (9) dalam memenuhi keinginan seseorang. 27. Demi mereka yang memiliki dan terpengaruh oleh jaman yang dahsyat ini maka dewa Shiva telah menyediakan sebuah nektar yang disebut sebagai Shiva purana. 28. Jika seseorang meminum nektar keabadian maka ia akan menjadi abadi dan kekal, namun orang yang meminum nektar abadi yang terdapat dalam Shiva purana maka, tidak hanya mereka yang menjadi namun seluruh keluarga dan kerabatnya ikut merasakan hal yang sama. 29. Pahala yang didapatkan dari mempelajari Shiva purana ini pasti akan terjadi dan pasti seperti itu. 30. Hanya dengan mendengarkan Shivapurana saja (jika demikian hasilnya ) lalu apa yang akan terjadi jika Shiva berdiam dalam diri seseorang dan mengikuti perintah orang itu? 31. Kitab yang terdiri dari 24000 sloka ini dibagi menjadi tujuh Samhita. Tiga jenis pengabdian kepada Tuhan terdapat didalamnya yaitu : Meditasi, pengucapan doa-doa, dan cara pemujaan dan pelayanan pada Tuhan dijelaskan secara mendetail di dalamnya. Maka purana ini harus dibaca dengan penuh hormat dan bhakti. 32. Samhita yang pertama dsebut Vidyeswara, yang kedua adalah rudra samhita, yang ketiga adalah Satarudrasamhita, dan yang keempat adalah KotiRudrasamhita. 33. Samhita yang kelima adalah Uma samhita, yang keenam adalah Kailasasamhita, dan yang ketujuh adalah Vayaviya. Dengan demikian ada tujuh samhita dalam Shiva purana ini. 34. Shivapurana yang terdiri dari tujuh Samhita ini, menyatakan bahwa shiva telah mencapai tingkat yang sama dengan Brahman dan mendapatkan pencapaian tertinggi dari segala disiplin spiritual. 35. Ia yang membaca seluruh isi kitab Shiva purana ini tanpa meninggalkan salah satunya maka ia layak disebut sebagai seorang Jivanmukta. 36. Tuan rshi, mereka yang diliputi oleh ketidaktahuan akan selalu tenggelam dalam lautan keduniawian sebelum isi kitab Shiva purana sampai ke telinganya. 37. Untuk apakah seseorang disarankan untuk membaca isi kitab suci dan yang lainya menyusun purana? Hanya Shiva purana saja yang dengan tegas menyatakan bahwa itu adalah untuk mencapai pencerahan, pembebasan. 38. Rumah yang menjadi pusat atau tempat diceritakannya Shiva purana ini akan menjadi tempat suci. Hal itu akan menghancurkan segala dosa yang diperbuat oleh para penghuninya. 39. Ribuan kurban kuda (10) dan ratusan Vajapeya (11) tidak akan menyamai bahkan seperenambelas dari keagungan Shiva purana. 40. O yang terbaik diantara para Rshi, seorang pendosa akan tetap menjadi pendosa hingga ia mendengarkan isi Kitab shiva purana dengan penuh bhakti. 41. Semua sungai suci, Gangga dan yang lainnya, tujuh kota suci termasuk Gaya tidak akan pernah sanggup menyaingi kesucian Shiva purana. 42. Jika seseorang menginginkan pembebasan yang tertinggi maka ia hendaknya membaca satu sloka yang terdapat dalam kitab Shiva purana. 43. Ia yang dengan sepenuh hati mendengarkan isi kitab purana dan dengan penuh perhatian memahami maknanya atau hanya dengan membacanya saja, maka tidak diragukan lagi Ia akan menjadi sebuah jiwa yang agung. 44. Tuhan Mahesasana adalah dewa yang sangat pemurah pada mereka yang mendengarkan pembacaan kitab purana jika kematian menjemput orang itu. Beliau dengan senang hati akan memberikan tempat pada orang itu di alamNya. 45. Ia yang memuja Shiva purana ini dengan penuh Bhakti maka ia akan mendapatkan segala kenikmatan duniawi dan di akhir hayatnya maka ia akan mencapai Shivaloka. 46. Tanpa mengurangi rasa bhaktinya pada kitab ini, ia yang senantiasa memperlakukan kitab ini dengan penuh bhakti maka ia akan selalu mendapatkan kebahagiaan. 47. Shiva purana yang suci ini, satu-satunya milik para pemuja Shiva yang setia, harus senantiasa diperlakukan dengan hormat jika ia menginginkan kebahagiaan di bumi dan kebahagiaan kelak di alam sana. 48. Shiva purana yang berisikan empat tujuan hidup manusia (Catur purushartha) hendaknya selalu didengarkan isinya dan dibaca dengan penuh bhakti. 49. Shiva purana yang merupakan harta dari semua veda, Itihasa dan dan semua kitab suci lainnya hendaknya selalu dipahami sedemikian rupa oleh mereka yang mengejar pembebasan dan kebahagiaan rohani. 50. Sihva purana ini adalah pegangan bagi para pencari kebenaran sejati untuk selamanya; adalah satu-satunya kitab yang pantas untuk diagungkan oleh para pencari kebenaran, Kitab ini mengalahkan tiga jenis Dhukkha, yaitu penyakit badan, penyakit mental dan kekurangan dalam spiritual; purana ini selalu memberikan kebahagiaan; dan purana ini selalu disenangi oleh para dewa yang dipimpin oleh Brahma Hari dan Isa. 51. Dengan pikiran yang selalu senang hamba bersujud pada Shiva purana yang suci selamanya. Semoga Shiva berkenan dan bermurah hati kepada hamba dan memberikan bhakti yang tulus kepadaNya. * Bab 1-7 adalah tentang keagungan Shiva purana yang diambil dari skanda purana. 1. Saunaka adalah rshi yang memimpin upacara yang diadakan di hutan Naimasa yang kepadanya diceritakan kisah Mahabharata dan Purana oleh rshi Suta pada masa pemerintahan adhisimakrsna, yang merupakan cucu dari raja Janamejaya dan merupakan keturunan yang keenam dalam garis keturunan Arjuna, Pandawa. 2. Para Suta berarti mereka yang menjadi penutur dari silsilah para raja dan dewa serta manusia.Suta yang ditulis disini juga bukan mereka yang termasuk dalam salah satu kasta sebagaimana yang dijelaskan oleh Manu.Akan tetapi Suta yang dimaksud adalah seorang Brahmana yang amat terhormat dan terpelajar yang telah menyusun balada, lagu dan pujian pada para dewa serta raja-raja besar. 3. Untuk lebih jelas tentang purana ini maka lihat bab ‘pengenalan’ 4. Menurut tradisi purana, Krsna dvaipahyana Vyasa, putra dari Satyavati, adalah penyusun dari delapan belas purana. 5. Purana-purana disusun oleh Brahma.Sanatkaumara yang merupakan salah satu putra dewa Brahma mewarisi kitab ini dari ayahnya lalu menurunkan pengetahuan ini pada rshi Vyasa yang kemudian menyingkat kitab itu menjadi delapan belas bagian untuk kemudahan pemahaman umat manusia. 6. Awal mulanya jaman Kali telah didiskusikan oleh Dr Fleet yang menyatakan bahwa jaman ini mulai pada hari setelah kematian Krsihna dimana dalam mahabharata dinyatakan bahwa jaman ini mulai pada sekitar duapuluh tahun setelah perang Bharatayuda dimana Yudhistira meninggalkan tahtanya dan menyerahkannya pada Parikshit. 7. Rajasuya adalah sebuah upacara persembahan yang dilakukan oleh para raja besar sebelum penobatanya sebagai tanda atas besarnya kekuasaan mereka. 8. Agnistoma adalah sebuah ritual yang berlangsung selama beberapa hari selama musim panas dan merupakan bagian penting dalam pelaksanan upacara Jyotistoma. 9. Kalpadruma adalah pohon ilahi yang bisa memenuhi keinginan seseorang. 10. Pada jaman Veda upacara Ashvamedha dilakukan bagi para raja yang menginginkan kekuasaan yang lebih luas lagi, namun selanjutnya upacara ini dimanfaatkan untuk menunjukkan bahwa seorang raja telah menguasai seluruh dunia.Seekor kuda dibiarkan mengembara seenak hatinya keseluruh wilayah dengan diiringi oleh beberapa prajurit.Wilayah yang dilewati oleh kuda itu menjadi milik yang melakukan upacara ,tentu saja setelah persetujuan dari raja setempat.Jika penguasa setempat tidak menyetujuinya maka perang tidak dapat dihindarkan lagi antara kedua pihak. 11. Vajapeya adalah salah satu bentuk dari persembahan yang dipersembahkan oleh raja atau brahmana yang menghendaki kekuasaan atau kedudukan yang lebih tinggi, yang diawali dengan upacara Rajasuya lalu Brhiaspatisava. 12. Tujuh kota suci bagi para penganut Hindu adalah Ayodhya, Mathura, Maya, Kashi,Kanchi, Avantika dan Dvarika. BAB II (Pembebasan Devaraja) Saunaka berkata : 1. Rshi Suta, anda adalah yang paling terberkati dan paling beruntung karena telah mendapatkan pengetahuan yang tertinggi.anda telah dengan murah hati menceritakan kepada kami tentang kisah ilahi ini. 2. Kisah ilahi yang menghancurkan tumpukan dosa, yang menyucikan pikiran dan menyenangkan dewa Shiva telah kami dengar. 3. Terimakasih atas kemurahan hati anda karena kami telah memahami sesuatu yang sangat agung dan indah dalam Kisah ini. 4. Siapakah diantara para pendosa yang telah disucikan oleh kisah (isi) dari kitab ini?Mohon beritahukanlah kami dan buatlah dunia bahagia atas jawaban anda. Suta menjawab : 5. Manusia yang pada kesehariannya selalu melakukan dosa, orang yang jahat dalam setiap tindakannya, telah menjadi orang suci oleh ajaran kitab purana ini. 6. Melakukan hal ini adalah sebuah Jnanayajna yang agung, Melakukan ini akan menghasilkan pencapaian pembebasan, dan menghancurkan segala dosa.serta menyenangkan dewa Shiva. 7. Manusia yang diliputi oleh ketidaktahuan, yang tidak memiliki sifat jujur, mereka yang menghina dan mencela orang tuanya sendiri, serta mereka yang biasa melakukan perbuatan jahat akan tersucikan oleh perbuatan membaca dan memahami isi kitab suci ini. 8. Mereka yang tidak pernah melakukan tugas dari varna (kastanya) dan ashrama (tingkatan hidup)nya, dan mereka yang bertemperamen buruk akan tersucikan oleh Jnanayajna ini. 9. Mereka yang biasa menipu dan bersikap kasar mereka yang dipenuhi oleh maksud-maksud jahat akan tersucikan, meskipun pada jaman Kali ini dengan melakukan Jnanayajna ini. 10. Mereka yang mencuri harta para Brahmin, akan sadar dengan sendirinya, mereka yang terlibat dalam perselingkuhan akan tersucikan dan memiliki kesadaran jika melakukan Jnanayajna ini. 11. Mereka yang senantiasa terlibat dalam perbuatan hina, mereka yang selalu berpikiran jahat akan tersucikan jika melakukan Jnanayajna ini, meskipun sekarang adalah jaman Kali yuga. 12. Manusia yang memiliki kebiasaan yang buruk, dan pikiran jahat mereka yang tidak pernah bisa merasakan kedamaian, mereka yang memanfaatkan kuil untuk tujuan yang tidak baik akan tersucikan dengan melakukan Jnanayajna ini. 13. Pahala yang didapatkan dari membaca dan memahami isi dari kitab ini sanggup menghancurkan segala dosa, memberikan kenikmatan hidup, pembebasan dan menyenangkan dewa Shiva. 14. dalam hubungannya dengan pernyataan itu, sebuah anekdot diceritakan sebagai sebuah contoh dan meskipun hanya dengan mendengarkannya maka orang itu akan terhapuskan dosa-dosanya. 15. Di sebuah kota yang dinamakan Kirata hiduplah seorang Brahmana miskin yang sangat miskin dalam pengetahuan yang seharusnya dimiliki oleh seorang Brahmana.Ia biasa menjual minuman keras yang bertentangan dengan sikap dan perbuatan seorang brahmana yang sejati. 16. Ia tidak pernah melakukan Sandhya puja ataupun disiplin spiritual lainnya.Perbuatannya persis seperti tugas seorang Vaishya.Ia bahkan tidak segan-segan untuk menipu orang demi keuntungan materi.Namanya adalah Devaraja. 17. Baik dengan cara membunuh ataupun dengan menggunakan cara lain untuk menipu ia senantiasa merampas milik para Brahmana, Kshatrya, Vaishya, Sudra dan yang lainnya. 18. Dengan cara jahatnya itu akhirnya ia bisa mengumpulkan banyak kekayaan.Akan tetapi sebagai orang jahat maka tidak satupun kekayaannya itu digunakannya untuk perbuatan yang baik. 19. Pada suatu hari Devaraja pergi ke sebuah sungai untuk melakukan permandian.Disana ia melihat seorang wanita nakal yang sangat menggoda pandangannya. 20. Wanita nakal itu, yang tahu bahwa seorang Brahmana kaya datang padanya merasa sangat senang, dan bersedia menjadi budak sang brahmin.Sang Brahmin yang tidak lain adalah Devaraja menjadi amat senang mendengar cara wanita itu berbicara padanya dan ini membuatnya jatuh cinta pada wanita itu. 21. Maka ia kemudian memutuskan untuk menikahi wanita itu, sementara sang wanita juga tidak menolak jika dilamar oleh Devaraja.Perjalanan cinta mereka berlangsung cukup lama. 22. Duduk santai, membohong, minum-minuman keras, mereka sama sekali tidak ada bedanya dengan pasangan-pasangan yang lainnya. 23. Meskipun telah dibujuk untuk kembali ke jalan yang benar, baik oleh ibu, ayah, maupun oleh istri pertamanya, namun ia tidak pernah mau bertobat dan malahan terus melakukan perbuatan yang tercela. 24. Pada suatu hari, karena suatu hal, ia hendak membunuh ibu, ayah, dan istrinya sendiri, ketika mereka sedang tertidur.dan mengambil kekayaan mereka. 25. Karena tergoda oleh kata-kata wanita di sungai itu, maka ia menyerahkan semua kekayaannya pada wanita itu beserta kekayaan yang dirampasnya dari ibu,ayah dan istri pertamanya. 26. Dengan ditemani oleh wanita nakal itu ia selalu memakan semua jenis makanan yang dilarang, menjadi pecandu anggur, minuman beralkohol, dan memakan makanan yang terletak pada satu piring dengan Gundiknya itu. 27. Pada suatu hari, secara kebetulan ia datang ke sebuah kota yang bernama Pratisthana, (13), disana ia melihat sebuah kuil Shiva dimanadidalamnya berkumpul para pemuja Shiva yang taat. 28. Selama tinggal disana, Ia terkena sebuah penyakit demam tinggi. Dan disamping itu ia juga mendengar cerita tentang dewa Shiva. 29. Pada akhir bulan sang Brahmana, Devaraja, itu meninggal oleh derita demamnya yang tinggi.Ia kemudian dijemput oleh para pelayan Yama dan dibawa ke alam Yama untuk mendapatkan hukuman. 30. - 33 .Sementara itu pada saat yang sama para pelayan Shiva dengan berpakaian serba putih, berlumuran abu, memakai tasbih Rushraksha, serta senjata Trishula dengan murka datang ke Alam Yama.Mereka mengancam para pelayan Yama (dewa kematian) dan mendesak mereka.setelah membebaskan Devaraja maka para pelayan Shiva itu menempatkan Devaraja pada sebuah kereta yang mewah. Ketika mereka akan menuju ke gunung Kaliasa sebuah gemuruh besar terjadi setelah mereka mendengar Dharmaraja (Yama) keluar dari istananya. 34. Melihat para Utusan yang berpakaian layaknya dewa Rudra, maka Dharmaraja yang merupakan simbol sopan santun memberi hormat pada mereka. 35. Melalui penglihatan kebijaksanaannya Yama mengetahui semuanya. Maka tanpa banyak tanya lagi Yama membiarkan para pelayan itu membawa Devaraja. 36. Setelah mendapat penghormatan dari dewa Yama maka mereka kemudian kembali ke Kailasa dan menyerahkan sang brahmin pada dewa Shiva, yang merupakan samudra welas asih dan pasangan beliau yaitu Parvati. 37. Sungguh terberkati cerita yang terdapat dalam Shiva purana ini, cerita yang paling suci diantara yang suci, yang hanya dengan mendengarkan saja orang akan terhapus dosanya yang paling besar sekalipun, untuk bisa mencapai pembebasan. 38. Singgasana dewa Shiva yang agung adalah tempat yang tertinggi, yang oleh para sarjana Veda , ditempatkan sebagai alam yang tertinggi dari semua alam lainnya. 39. - 40. Devaraja yang adalah brahmin yang jahat, yang kecanduan alkohol, tergoda oleh wanita nakal, pembunuh ibu, ayah dan istrinya sendiri, yang karena uang dan harta tega membunuh banyak brahmin, kshatrya, vaishya, dan banyak orang lainnya, secara mendadak bisa mencapai alam yang tertinggi hanya karena menjelang kematian ia mendengar kisah Shiva purana. 13. Pratisthana : Ada dua sumber dari dua kota yang berlainan nama : (i) sebuah kota yang terletak antara pertemuan dua sungai suci, Gangga dan Yamuna , (ii) sebuah kota yang terletak di pinggir Godawari dan merupakn ibu kota Salivahana. BAB III (Terbebasnya Cancula dari ilusi dan keterikatan) Saunaka berkata : 1. Tuan Suta yang amat cerdas, anda sungguh terberkati dan maha tahu. Atas kemurahan hati anda hamba selalu mendapatkan penjelasan tentang banyak hal berulang-ulang. 2. Pikiran hamba sangat gembira setelah mendengar cerita pendek yang menarik itu. Mohon ceritakanlah kisah lain yang akan mengembangkan bhakti kita pada Shiva yang tertinggi. 3. Tidak seorangpun didunia ini yang setelah meminum nektar akan mendapatkan pembebasan, akan tetapi lain halnya dengan kisah shiva purana ini. Jika nektar ini diminum maka orang itu sudah pasti akan mendapatkan pembebasan. 4. Sungguh anda adalah yang terberkati. Sungguh terberkatilah cerita Shiva yang membuat seseorang akan mencapai kerajaan Shiva. Suta kemudian berkata : 5. O Saunaka, saya akan menceritakannya padamu meskipun hal ini adalah amat rahasia, karena anda adalah yang terutama diantara para sarjana Veda dan adalah pembimbing para pemuja Shiva. 6. Tersebutlah sebuah desa yang bernama ‘Baskala’(14) dimana mereka yang menghina dan mencela Veda bermukim. 7. Mereka adalah kelompok orang jahat yang suka menghalalkan segala cara untuk mencari penghidupan, mereka Atheis, suka berkelahi dan melakukan perbuatan hina. 8. Mereka tidak mengetahui apapun tentang pengetahuan yang sejati, ketidakterikatan ataupun kebajikan. Mereka bermental brutal, dan senantiasa senang mendengarkan gosip jahat serta fitnah-menfitnah. 9. Orang-orang itu tidak memperdulikan kasta serta tidak melakukan kewajiban mereka. Karena selalu tenggelam dalam kenikmatan duniawi maka mereka selalu melakukan perbuatan dosa. 10. Para wanitanya bertubuh bungkuk, buruk rupa, serta jahat dalam setiap prilaku mereka. Mereka bertemperamen jahat, kehilangan moralitas, dan hampa terhadap perbuatan baik atau ciri kewanitaan yang pada umumnya. 11. Di desa Bhaskala ini, dimana semua orang rata-rata memiliki temperamen dan perbuatan jahat, terdapatlah seorang brahmana jahat yang bernama ‘Binduga’. 12. Ia adalah brahmana jahat yang senantiasa mengikuti jalan sesat. Meskipun ia memiliki seorang wanita cantik namun ia masih saja mencari pelacur. Kasih sayangnya pada istrinya sama sekali telah sirna. 13. Ia melupakan istrinya yang setia yang bernama Cancula itu, dan tenggelam dalam kenikmatan bersama para pelacur. 14. Bertahun-tahun berlalu tanpa ada jeda dari perbuatan hinanya itu. Karena takut menodai kesetiaanya pada suaminya, Cancula menahan rasa asmaranya tanpa ada yang mengisi hari-harinya. 15. Akan tetapi setelah gairah remajanya mulai naik dan tidak tertahankan lagi, maka ia memutuskan untuk tidak lagi melekat pada suaminya dan menghentikan semua perbuatan baik yang telah ia jalani selama ini. 16. Tanpa sepengetahuan suaminya ia mulai mengadakan hubungan zinah dengan seorang laki-laki lain. Dan setelah tenggelam dalam perbuatan hina itu maka iapun tidak terkendali lagi. 17. Tuan rshi, pada suatu hari akhirnya sang suaminya mengetahui istrinya sedang melakukan perbuatan hina bersama seorang laki-laki lain. 18. Melihat kelakuan istrinya itu maka dengan marah ia mendekati kedua pasangan selingkuh itu. 19. Ketika lelaki yang diajak berselingkuh oleh Cancula itu mengetahui bawa sang suami akan datang maka ia dengan cepat melarikan diri dari tempat itu. 20. Binduga yang jahat segera menangkap istrinya dan sembari melemparkan kata-kata kotor ia mulai memukuli Cancula berulang-ulang. 21. Cancula yang telah berubah jahat oleh perlakuan suaminya itu mulai marah dan bersiap untuk mengatakan sesuatu pada suaminya yang jahat itu. Cancula berkata : 22. Sungguh manusia bodoh kau ini, kau sendiri telah menjalin hubungan gelap dengan para pelacur siang dan malam. Sementara itu kau mengenyampingkan aku sebagi istrimu yang setia dan siap untuk mempersembahkan masa mudaku untukmu. 23. Aku istrimu yang masih muda dan kau buat teragitasi mental karena tidak pernah kau sentuh. Katakanlah jalan lain mana yang bisa aku tempuh jika aku diperlakukan seperti itu, oleh suamiku sendiri. 24. Aku sangat cantik dan memiliki jiwa dan gairah muda, lalu karena tidak mendapatkan kepuasan sebagi seorang wanita darimu, aku menjadi amat sedih. Bagaimana aku bisa menahan semua itu? Suta berkata : 25. Brahmin yang jahat yang bernama Binduga itu, ketika mendapat kata-kata seperti itu dari istrinya, tanpa teringat aan kesalahannya kemudian berkata. Binduga berkata : 26. Memang benar kau menderita tekanan batin. Sekarang dengarkanlah ceritaku, aku akan menyampaikan sesuatu yang mungkin akan berguna untukmu. Kau tidak perlu khawatir. 27. Kau boleh saja melakukan hubungan gelap dengan siapa saja yang kau suka. Kau tidak perlu takut untuk melakukan hal itu. Dapatkanlah sebanyak mungkin uang dari mereka dan berikanlah mereka kepuasan. 28. Setelah itu kau harus menyerahkan semua uang itu kepadaku. Kau tahu kalau aku senang bermain wanita. Maka dengan begitu kita menjadi impas. Suta berkata : 29. Istrinya, Cancula yang mendengar perkataan suaminya itu menjadi amat senang dan segera menyetujui apa yang dikatakan oleh suaminya itu. 30. Maka setelah terjadi kontrak perbuatan jahat antara kedua orang yang tiada lain adalah suami istri itu, maka mereka berdua tidak canggung lagi untuk melakukan berbagai perbuatan hina. 31. Cukup lama waktu yang telah dihabiskan oleh pasangan ini dalam melakukan berbagai perbuatan hina mereka. 32. Setelah beberapa waktu Binduga yang jahat dan seorang wanita Sudra yang menjadi gundiknya, mati dan dinyatakan masuk neraka. 33. Orang jahat ini terpaksa , meringkuk dalam waktu yang cukup lama di neraka karena perbuatan jahatnya selama di bumi.Ia menjadi seorang hantu di pegunungan Vindhya dan melanjutkan perbuatan jahatnya. 34. Sementara itu setelah kematian suaminya yang jahat , maka ia mulai tinggal bersama anak-anaknya. Wanita ini terus melanjutkan perbuatan hinanya, hingga pada suatu masa ia kehilangan daya tarik, dan gairah mudanya. 35. Satu bagian dengan sloka 34 36. Karena kehendak yang diatas , pada hari yang dianggap bertuah ia kebetulan pergi ke kuil Gokarna (15) dengan ditemani oleh para kerabatnya. 37. Sebagaimana biasa jika seseorang pergi ke kuil maka mereka melakukan permandian suci di sebuah telaga suci seperti tradisi mereka. 38. Di dalam kuil, seorang sarjana Veda sedang menceritakan keagungan Shiva purana, dan beberapa diantaranya kebetulan didengar oleh Cuncula. 39. Bagian yang kebetulan didengar oleh wanita ini adalah bagian yang menceritakan tentang pelayan Yama yang akan memasukkan besi yang membara pada vagina orang yang melakukan perbuatan zinah. Cerita ini sengaja dibuat dalam purana ini untuk menumbuhkan ketidakterikatan pada hal itu, namun hal ini membuat Cancula menjadi gemetaran amat ketakutan. 40. satu bagian dengan sloka 39 41. Pada akhir ceramah itu, dimana orang-orang mulai meninggalkan kuil itu, Cuncula memberanikan diri untuk bertanya pada brahmin yang adalah sarjana Veda itu. Cuncula berkata : 42. Tuan yang terhormat, mohon maafkanlah perbuatan hamba yang mungkin agak lancang bertanya pada anda. Mungkin dengan mendengar cerita hamba, anda akan berbelas kasihan pada hamba dan mengangkat hamba dari lembah derita ini. 43. Tuan, dengan pikiran yang samasekali gelap, hamba telah melakukan dosa besar. Karena terbutakan oleh nafsu, hamba telah melakukan perbuatan hina dengan menjadi seorang pelacur. 44. Sekarang ini, setelah mendengar ceramah anda yang sama sekali tidak disertai dengn rasa sentiment dan penuh ketidak terikatan, hati hamba menjadi terenyuh hamba sangat takut. 45. Ampunilah hamba, seorang pelacur hina ini, yang terbutakan oleh nafsu, terikat oleh kenikmatan dunia hamba telah melakukan perbuatan yang terlarang. 46. Tanpa sadar dosa besar yang menimbulkan kesedihan yang amat mendalam, hanya karena kenikmatan sesaat, telah hamba lakukan sebuah kejahatan besar. 47. Namun ironisnya hamba tidak pernah tahu, apa yang akan menimpa hamba jika hamba melakukan semua itu. Pikiran hamba senantiasa tertuju pada hal yang jahat. Siapakah yang akan mau bermurah hati datang untuk menyelamatkan hamba dialam sana nanti? 48. Pada saat kematian bagaimana hamba harus menghadapi para pelayan Yama yang menakutkan itu? Bagaimana rasanya jika mereka telah membawa hamba pada tiang gantungan? 49. Bagaimana hamba harus menahan rasa sakit dan derita di neraka itu? Lalu bagaimana hamba harus menahan penderitaan khusus yang diberikan atas perbuatan hamba di dunia ini. 50. Hamba menyesal, tuan. Bagaimana hamba bisa melakukan pekerjaan dengan tenang pada siang hari, bagaimana hamba bisa tertidur pulas pada malam hari setelah mengetahui semua ini? 51. Sungguh hamba memang tidak beres. Hamba merasa terbakar habis! Hatiku terasa tercabik-cabik! Hamba telah dikutuk melakukan semua itu! Hamba adalah pendosa besar! 52. O nasib malang ! engkaulah yang mengarahkan semua pikiranku kepada jalan sesat ini!dengan sedikit sentuhan keras kepala kau telah menenggelamkan aku ke dalam jurang kedukaan! Kau telah dibuat melenceng dari tugasku yang sebenarnya membawa banyak kebahagiaan. 53. Tuan Brahmana pendertiaan hamba ini adalah lebih menyakitkan dari pada mereka yang mati terjepit atau mereka yang mati dilempar dari atas gunung. 54. Dosa hamba terlalu besar hingga meskipun dengan mandi disungai selama ratusan tahun, atau melakukan berbagai jenis yajna akan membersihkan dosa-dosa itu. 55. Apa yang harus hamba lakukan? Kemana hamba harus pergi? Kepada siapa hamba harus mengadu? Hamba telah jatuh ke alam yang sesat. Siapa yang akan bermurah hati mengangkat hamba kembali kejalan yang benar? 56. Tuan yang berhati mulia, anda adalah pembimbing hamba. Anda aku anggap sebagai ibuku. Anda juga adalah ibuku. Hamba berlindung pada anda. Hamba berada dalam jurang yang dalam ,mohon angkatlah hamba. Suta kemudian berkata : Brahmin yang cerdas itu dengan penuh welas asih kemudian mengangkat Cuncula (yang telah jijik dengan keduniawian), dari jurang kesengsaraan dan telah bersujud dikaki sang brahmin itu. Sang Brahmin kemudian berkata (sebagai berikut). BAB IV (Pembebasan Cuncula) Sang brahmana berkata : 1. Nyonya brahmana, beruntunglah anda sadar pada saat mendengarkan Shivapurana karena hal itu amat membantu dalam pelajaran ketidakterikatan. Jangan khawatir. Berlindunglah kepada Shiva. Dengan berkah dewa shiva maka semua dosa akan labur dalam waktu sekejap. 2. satu bagian dengan sloka 1 3. Aku akan menceritakan pada anda tentang keagungan dalam memuja Shiva. Dimana dengan melakukannya maka jalan anda dikehidupan nanti akan menjadi selalu menyenangkan. 4. Adalah karena mendengarkan cerita shiva puranalah, pikiran anda telah sadar sekarang ini. Anda telah menempuh jalan yang murni yang dipenuhi dengan penyesalan terhadap dosa dan ketidakterikatan pada kenikmatan dunawi. 5. Penyesalan adalah satu-satunya milik para pendosa.Para bijak telah menyatakan bahwa hal itu adalah cara satu-satunya untuk menebus dosa. 6. Kesucian hanya bisa disadari dengan memiliki rasa penyesalan. Jika para pendosa melakukan apa yang diajarkan oleh para suci maka penyesalan itu akan menyucikan sang pendosa. 7. Setelah menempuh cara-cara tertentu untuk menebus dosa maka sang pendosa akan terbebas dari ketakutan.tidak diragukan lagi , dengan memiliki rasa penyesalan seorang pendosa akan mencapai pembebasan. 8. Kesucian mental yang didapatkan seseorang dari membaca Shiva purana tidak bisa didapatkan dengan cara apapun. 9. Sebagaimana cermin yang dibersihkan dengan sebuah kain, maka tidak diragukan lagi demikianlah seseorang akan disucikan pikirannya dengan membaca kitab ini. 10. Dengan ditemani oleh Amba, Shiva berada dalam diri orang yang berpikiran murni.setelah itulah maka jiwa yang telah tersucikan itu akan mencapai alam Shiva dan Amba. 11. Kisah ini juga merupakan jalan untuk mencapai empat tujuan hidup manusia (catur purushartha). Untuk tujuan itulah Mahadewa bermurah hati mau menurunkan kisah ini kepada kita. 12. Mendengarkan kisah suami dari Parvati (Shiva) akan memberikan perenungan yang konstan. Perenungan akan membawa pada pengetahuan yang sempurna dan memberikan pembebasan. 13. Orang yang mendengarkan kisah Shiva purana dalam kelahiran yang sekarang ini, meskipun ia tidak bisa bermeditasi, maka ia akan mahir dalam kehidupan berikutnya dan mencapai tujuan dari meditasi itu sendiri yaitu Shiva. 14. Banyak para pendosa yang menyesal dan bertobat melakukan meditasi kepada Shiva dan telah mencapai pembebasan. 15. Mendengarkan kisah yang istimewa ini adalah sumber dari kebajikan pada manusia. Jika dilakukan dengan benar maka ia akan sanggup melepaskan segala ikatan duniawi. 16. Mendengarkan kisah dewa Shiva, melakukan meditasi secara konstan, dan menyanyikan keagungan beliau, secara pasti akan menyucikan pikiran. 17. Kesucian pikiran akan menuntun seorang meditator pada pengabdian yang tulus pada Mahesa dan kedua putra kesayangan beliau yaitu Ganesha dan Skanda. Dengan berkah mereka maka tidak di ragukan lagi sang meditator akan mencapai pembebasan. 18. Seseorang yang tidak memiliki kesucian pikiran seperti itu, senantiasa terikat pada ketidaktahuan adalah orang yang liar.Ia tidak akan pernah terbebaskan dari ikatan keduniawian. 19. Oleh karena itulah nyonya brahmana, anda berbaliklah dari kenikmatan duniawi. Dengarkanlah kisah Shiva yang suci dengan penuh bhakti. 20. Pikiran anda ketika anda mendengarkan kisah ilahi Shiva, yang merupakan jiwa yang agung, akan menjadi tersucikan, dan selanjutnya anda akan mencapai pembebasan. 21. Pembebasan adalah jaminan yang diberikan pada mereka yang bersujud pada kaki Padma Shiva, dengan hati yang suci. Aku mengatakan kebenaran, hanya kebenaran. Suta berkata : 22. Setelah mengatakan hal itu, brahmana yang istimewa itu, dengan pikiran yang tenggelam dalam welas asih, berhenti berkata-kata, dan mengalihkan perhatiannya pada meditasi kepada Shiva dengan kesucian jiwanya. 23. Istri Binduga, yang bernama Cuncula, setelah diberi petunjuk oleh sang brahmana, menjadi amat senang dan terharu hingga air mata mengalir di kedua matanya. 24. Dengan hati yang penuh syukur ia bersujud pada kaki sang brahmana. Cuncula dengan tangan tercakupkan, kemudian berkata “Hamba terberkati”. 25. Setelah itu, dengan berat hati, ia bangkit untuk mengatakan sesuatu, kata-katanya terputus-putus, wanita yang memiliki intelek yang lumayan itu kemudian berkata pada sang brahmana yang merupakan penyembah Shiva yang taat. Cuncula berkata : 26. Tuan brahmana yang agung, pemuja Shiva yang taat, anda sungguh terberkati. Anda memiliki wawasan kebenaran. Anda dengan penuh pengabdian bersedia membantu yang lain.Anda pantas masuk kedalam orang-orang suci yang layak untuk mendapatkan kehormatan. 27. Tuan brahmana yang bijak, Hamba telah berada di jurang neraka. Mohon tolonglah hamba. Sekarang hamba dengan penuh keyakinan ingin mendengarkan kisah purana itu.Agar dengan mendengarkan kisah sucinya itu hamba bisa terbebas dari segala ikatan keduniawian. 28. satu bagian dengan sloka 27 Suta berkata : 29. Maka dengan berkata demikian ia kemudian mendapatkan berkah dari sang brahmana. Karena keinginan yang keras untuk mendengarkan seluruh isi kitab purana itu maka ia mulai tinggal disana untuk melayani kepentingan sang brahmana. 30. Brahmana yang amat cerdas dan pemuja Shiva yang taat itu menceritakan kisah purana itu kepada Cuncula ditempat itu. 31. Dengan cara itu ia mendengarkan semua isi kitab Shiva purana di tempat suci itu, dari sang brahmana yang amat cerdas itu. 32. Setelah mendengarkan kisah suci itu dari sang brahmana, maka wanita ini mulai dipenuhi dengan rasa bhakti, pengetahuan dan ketidakterikatan dan akhirnya ia mencapai pembebasan, dia sungguh terberkati. 33. Atas berkah dari seorang guru yang bonafid maka ia segera bisa mencapai kemurnian pikiran. Kemudian atas berkah Shiva dia bisa bermeditasi paad wujud Shiva yang agung. 34. Demikianlah dengan bimbingan seorang guru yang bonafid itu , pikirannya senantiasa tertuju kepada Shiva. Ia senantiasa bermeditasi pada wujud Shiva yang penuh kebahagiaan yang kekal. 35. Dia memakai pakaian kulit kayu, dan rambut yang dijalin sedemikian rupa seperti seorang pertapa. Ia juga memakai tasbih kayu Rudhraksha. Setiap hari ia melakukan permandian suci dan upacara persembahan untuk mengagungkan Shiva. Secara teratur dia mengucapkan nama suci Shiva, membatasi pembicaraan dan melakukan puasa. Dia selalu melakukan berbagai ritual yang diajarkan oleh gurunya itu, 36. sama dengan 35 37. Saunaka, demikianlah Cuncula dalam waktu yang sangat lama melakukan meditasi dan ritual puja pada Shiva. 38. Ketika waktu yang ditetapkan untuknya untuk melakukan puja dan tapa brata selesai, maka Cuncula dalam proses melakukan tiga jalan pengabdian (16), meninggalkan badan kasarnya. 39. Kereta ilahi yang berkilau dengan berbagai warna, dikirim oleh Tripurari (17), (Shiva) sendiri, dengan ditemani para pelayan Shiva datang menjemputnya. 40. Ketika semua kekotoran dan dosa-dosanya terhapuskan, maka dia dipersilahkan untuk memasuki kereta ilahi itu dan saat itu juga ia dibawa menuju alam kediaman dewa Shiva, oleh para pelayan setia beliau. 41. Dia mendapatkan sebuah wujud Ilahi seluruh tubuhnya menjadi bersinar seperti mahluk kahyangan. Ia mendapatkan tubuh Gauri dengan sebuah bulan sabit yang menjadi perhiasan beliau serta dihiasi dengan berbagai perhiasan lainnya. 42. Dia melihat Dewa Shiva yang bermata tiga, yang kekal, yang dipuja oleh Vishnu, brahma dan para dewa yang lainnya. 43. Beliau memiliki sinar tubuh yang laksana ribuan matahari yang bersinar dan dilayani dengan penuh hormat oleh Ganesha, Bhringi, Nandisa, Virabhadresvara dan yang lainnya. 44. Leher beliau berwarna biru; memiliki lima wajah, tiga mata, bulan sabit, dan disamping kiri beliau dipekenankan sebagi tempat untuk Gauri yang juga bersinar cemerlang. 45. Shiva memiliki tubuh yang berwarna putih yang dihiasi dengan berbagai permata dan perhiasan berharga. Dengan dilumuri abu, putih di seluruh tubuhnya maka dan berpakaian serba putih maka beliau tampak bersinar amat cemerlang. 46. Wanita yang bernama Cancula itu menjadi amat senang melihat Shankara. Dalam luapan kegembiraannya maka dia bersujud berulang-ulang padaNya.. 47. Dia mencakupkan tangan dalam rasa penuh bhkati, cinta, dan kerendahan hati. Dalam suasana itu ia meneteskan air mata dan merasakan amat terharu. 48. Dengan penuh simpati ia diperkenankan untuk melihat Parvati dan Shankara yang dengan penuh welas asih memandanginya. 49. Cuncula, istri setia dari Binduga, telah mencapai wujud ilahi, dan diberkati dengan kenikmatan ilahi serta dijadikan teman Parvati. 50. Dalam tempat tinggal yang abadi dimana kebahagiaan senantiasa terasa kekal dia mendapatkan kedudukan yang abadi, dan kesenangan yang tak pernah putus. 16. Tiga bentuk bhakti adalah (I) Mendengarkan keagunganNya atau Sravana, (ii) mengagungkan keilahianNya, atau kirtana, (iii) merenungkan keilahianNya atau Manana. 17 Shiva dinyatakan sebagai Tripurari, yaitu beliau yang membasmi asura Tripura yang tinggal di tiga istana yaitu emas, perak dan besi yang terdapat ditiga tempat Surga, angkasa dan bumi. BAB V (Pembebasan Binduga) Saunaka berkata : 1. Tuan Suta yang amat beruntung, anda sungguh terberkati karena pikiran anda senantiasa tertuju pada Shiva. Kisah yang anda ceritakan kepada kami memang sangat luarbiasa dan bermanfat untuk membangkitkan bhakti kepada Shiva. Lalu apakah yang dilakukan oleh Cuncula setelah mencapai pembebasan? Tuan yang terhormat, mohon ceritakan juga tentang kisah suaminya ? 2. satu bagian dengan sloka 1 Suta berkata : 3. Pada suatu hari dia mendekati dewi Uma Parvati (18). Dia bersujud dan memberikan doa pujaan kepada beliau dengan tangan tercakupkan dan penuh rasa haru dan senang. Cancula berkata : 4. Ibu dari Skanda, putri Himalaya, anda selalu dilayani oleh semua. Kekasih Shiva, penganugrah segala bentuk kenikmatan, yang memiliki wujud Brahman. 5. Anda dihormati oleh Vishnu, Brahma dan yang lainnya. Anda diberkati dengan segala atribut dan juga tanpa atribut. Anda adalah asal mula Prakirti yaitu Kesadaran, Pengetahuan dan Kebahagiaan sejati adalah wujud anda. 6. Anda menciptakan, memelihara, dan melebur seluruh alam semesta. Anda adalah pemilik dari Triguna. Anda adalah tempat berlindung dari tiga mahluk agung yaitu pencipta Brahma, pemelihara Vishnu, dan pelebur Mahesa. Suta berkata : 7. Dengan mempersembahkan doa itu kepada sang Dewi, Cuncula, yang telah mencapai tingkat keilahian tidak lagi berkata terputus-putus dan mengeluarkan air mata. 8. Parvati yang merupakan kesayangan Shiva, selalu berkenan pada penyembahnya, dan yang senantiasa tergerak oleh welas asih kemudian berkata pada Cuncula. Parvati berkata : 9. Cancula temanku, aku senang mendengarkan doamu. Wanita cantik, apa permintaanmu kepadaku ? Katakanlah dan yakinlah bahwa tida ada yang tidak bisa aku berikan padamu. Suta berkata : 10. Dengan dijamin seperti itu oleh Girija maka Cancula segera bersujud padaNya. Maka dia bertanya dengan menundukkan kepala dan menyakupkan tangan dengan penuh bhakti. Cuncula berkata 11. Girija yang agung, Hamba tidak tahu dimanakah suami hamba berada sekarang ini, serta kemana ia hendak pergi. Tempat berlindung bagi mereka yang dalam kesedihan, mohon lakukanlah sesuatu agar hamba bisa bertemu dengannya lagi. 12. Dewi agung Mahesani suami hamba memiliki seorang gundik yang berasal dari kasta sudra. Ia mati sebelum hamba. Hamba tidak tahu nasib apa yang kiranya menimpa pendosa itu. Suta berkata : 13. Mendengar kata-kata ini, Parvati, putri gunung Himalaya yang selalu menyenangi keadilan, menjawab dengan penuh simpati. Girija berkata : 14. Putriku, suamimu yang jahat dan pendosa itu dan wanita nakal yang menjadi gundiknya telah lama dikirim ke neraka setelah kematiannya. 15. Ia telah mengalami berbagai siksaan neraka selama bertahun-tahun dan sekarang telah menjadi seorang Pisaca yang tinggal dipegunungan Vindhya, karena sisa perbuatannya. 16. Bahkan sekarangpun mahluk jahat itu terus melanjutkan semua perbuatan jahatnya. Ia, dalam wujud seorang pisaca, hanya makan angin dan senantiasa menderita berbagai macam siksaan. Suta berkata : 17. Mendengar kata-kata sang dewi, Girija cancula menjadi dipenuhi oleh rasa haru mengetahui keadaan suaminya, yang menyedihkan seperti itu. 18. Akan tetapi dia bisa mengendalikan emosinya, dan setelah bersujud sekali lagi maka dia mulai bertanya kepada sang dewi. Cancula berkata : 19. Maheswari, dewi yang agung, bermurah hatilah kepada hamba. Mohon selamatkanlah suami hamba, meskipun dia adalah seorang pendosa besar. 20. Dengan jalan apakah suami hamba yang penuh dosa itu bisa mencapai pembebasan, o dewi ,hamba bersujud padaMu hamba mohon anda menjelaskannya pada hamba. Suta berkata : 21. Mendengar kata-kata wanita itu, Parvati dengan murah hati memberikan penjelasan kepada Cancula. Parvati berkata : 22. Jika suamimu itu mau mendengarkan kisah Shiva, maka ia akan terselamatkan daripada penderitaannya sepenuhnya dan segera akan mencapai pembebasan. Suta berkata : 23. Mendengar kata-kata sang dewi, bagaikan mendapat setetes nektar, ia bersujud, menyakupkan tangan, dan dengan penuh bhakti menunduk berulang-ulang . 24. Dia meminta ijin dari sang dewi untuk menyediakan sebuah kesempatan kepada suaminya untuk bisa mendengarkan kisah Shiva purana, agar bisa menghapuskan dosa dan memberikan pembebasan. 25. Dewi Gauri yang merupakan kesayangan dewa Shiva, karena melihat wanita itu memohon padanya mulai kasihan dan beliau dengan penuh welas asih membantu penyembahnya. 26. Dengan penuh kasih, beliau memanggil raja para Gandharva, Tamburu, yang biasa menyanyikan lagu-lagu pujian untuk dewa Shiva.Parvati kemudian berkata pada nya. Girija berkata : 27. Tamburu, yang disayangi oleh Shiva, yang selalu siap untuk melakukan semua yang aku perintahkan, terberkatilah kau. Temanilah wanita ini menuju gunung Vindhya. 28. Disana ada seorang Pisaca yang menakutkan dan jahat.Aku akan menceritakan padamu tentang kisah. Mungkin kau mau mendengarkannya. 29. Dalam kehidupan sebelumnya, Pisaca itu adalah seorang brahmana. Dalam kehidupan itu ia menjadi suami dari wanita yang menjadi pelayanku ini. Ia sangat jahat dan memiliki seorang gundik yang berasal dari kasta sudra. 30. Ia adalah brahmana yang kotor, tidak pernah melakukan puja sehari-hari ataupun sandhya. Pikirannya selalu terbayangi oleh rasa amarah. Ia juga memakan semua jenis makanan yang terlarang. Ia senantisa bertengkar dengan orang-orang baik dan setiap tindakannya selalu melambangkan kejahatan. 31. Ia selalu bersikap kasar, suka menyalahgunakan senjata, dan menekan orang-orang miskin. Ia biasa makan dengan tangan kiri. Ia sering membakar rumah penduduk. 32. Ia berteman dengan para Candala (orang buangan, para algojo). Setiap hari, ia selalu bersenang-senang dengan para pelacur dengan melupakan istrinya yang setia menunggunya dirumah. Pendosa besar ini selalu bergaul dengan para penjahat. 33. Dalam pergaulannya dengan wanita nakal ia telah menghabiskan semua pahala yang pernah dikumpulkannya pada kehidupannya yang lampau. Disamping itu setelah mengetahui istrinya juga berselingkuh maka ia menjadikannya pelacur dan mengambil uang hasil perbuatan itu. 34. Perbuatan jahatnya itu berlanjut hingga menjelang akhir hidupnya dan ketika kematian menjemputnya maka ia dibawa ke alam Yama untuk menjalani hukuman atas segala perbuatannya. 35. Setelah menjalani hukuman di berbagai neraka, maka roh jahat itu menjelma menjadi seorang pisaca jahat yang berada d pegunungan Vindhya. 36. Certikanlah kisah Shiva purana dihadapannya, kisah yang akan membuat semua dosanya terbersihkan. 37. Segera setelah ia mendengarkan kisah Shiva purana ini maka jivanya yang kotor akan terbersihkan dan ia akan meninggalkan kebiasaan buruk serta wujud hantunya. 38. Aku perintahkan kau membebaskan Binduga dari badan hantunya dan membersihkan jiwanya untuk dibawa menghadap kepada dewa Shiva. Suta berkata : 39. Dengan perintah Parvati yang diberikan padanya itu, Tamburu merasa sangat senang dan bangga bisa melakukan sesuatu untuk majikannya. 40. Tamburu yang merupakan teman dari Narada, kemudian pergi ke gunung Vindhya duduk diatas kereta ilahi menemani Cancula, wanita suci ini melihat Pisaca yang merupakan inkarnasi suaminya sedang tertawa, menangis dan terkadang berteriak keras. Tubuhnya sangat besar, dan berbadan bungkuk. 41. satu bagian dengan sloka 40 42. Tamburu yang juga adalah mahluk yang sakti kemudian berusaha untuk menangkap sang pisaca dengan jerat kematianya yang di bawanya. 43. Setelah itu, sebelum memulai untuk menceritakan Shiva purana kepada sang Pisaca maka Tamburu melakukan beberapa persiapan. 44. Sementara itu, penghuni alam semesta mulai ribut tentang hal ini, “Tamburu telah pergi ke gunung Vindhya untuk menceritakan kisah Shiva purana atas perintah sang dewi, untuk menyelamatkan seorang Pisaca (Binduga).”Para orang suci dan rshi segera menuju kesana agar bisa mendengarkan kisah itu. 45. satu bagian dengan sloka 44 46. Kelompok besar orang yang datang kesana untuk menghadiri pembacaan kisah Shiva purana itu sangat besar. Mereka dengan khidmat datang untuk bisa memanfaatkan kesempatan langka itu. 47. Mereka mengikat sang pisaca dan memaksanya untuk duduk. Dengan sebuah kecapi ditangannya Tamburu memulai kisah yang menceritakan tentang pasangan Gauri (Shiva). 48. Dengan memulai dari samhita yang pertama dan mengakhirinya dengan samhita yang ketujuh, ia menceritakannya secara mendetail disertai dengan keagungan (Mahatmya) dari setiap samhita. 49. Setelah mendengarkan Shiva purana yang terdiri dari tujuh purana itu maka para pendengarnya secara tidak langsung menjadi terberkati. 50. Sedangkan sang Pisaca setelah mendengarkan kisah purana itu maka segera semua dosanya terhapuskan dan ia meninggalkan badan hantunya dan memperoleh badan ilahi. 51. Ia mendapatkan badan ilahi berupa tiga mata, bertubuh putih, berpakaian putih, dan badan yang berkilauan dengan berbagai jenis permata. 52. Setelah mendapatkan badan ilahi itu maka Binduga yang kini telah menjadi orang suci kemudian ditemani oleh istrinya, menyanyikan lagu dan kisah keagungan Shiva dan Parvati. 53. Setelah melihat kedua pasangan itu mencapai keilahian maka para rshi merasa terharu dan senang atas pencapaian dari pasangan ini. 54. Setelah ikut mendengarkan kisah Shivapurana itu maka para rshi dan para bijak lainnya kembali ke tempat mereka masing-masing dengan penuh puji dan syukur atas keagungan Shiva. 55. Sedangkan Binduga dengan tubuh ilahinya, ia kemudian menaiki kereta ilahi yang disediakan untuknya. Melayang tinggi di udara bersama istrinya, mereka berkilauan karena keilahiannya. 56. Sambil menyanyikan keagungan dewa Shiva ia ditemani oleh istrinya dan Tamburu. 57. Binduga kemudian disambut oleh Shiva dan Parvati dan dengan penuh welas asih beliau menjadikan mereka pelayanNya sedangkan Cuncula menjadi pelayan Parvati. 58. Di alam yang dipenuhi dengan kebahagiaan ilahi dan kasih sayang itu, mereka mendapatkan tempat yang tidak akan dijangkau oleh siapapun juga dan kenikmatan yang tak terputus. 59. Demikianlah, aku telah menceritakan kisah unik dan menarik ini kepada kalian, kisah yang membuat Shiva dan Parvati berkenan memberkati kita dengan bhakti yang murni. 60. Ia yang mendengarkan kisah ini dengan penuh bhakti, dan menceritakan kisah ini dengan penuh pengabdiian maka ia akan menikmati kebahagian dan mencapai pembebasan. 19. Vindhya, adalah sebuah bentangan pegunungan yang membentang sepanjang India dan membelah Madhyadesa dari selatan.Pegunungan ini adalah satu dari tujuh Kulaparvata dan diceritakan dalam purana. BAB VI (Aturan untuk mendengarkan kisah Shiva purana) Saunaka berkata : 1. O Suta, murid Rshi Vrata yang cerdas, hormatku untuk anda. Anda adalah yang terberkati dan paling dihormati diantara para pemuja Shiva. Pribadi anda layak untuk mendapat pujian. Mohon beritahukanlah kami aturan untuk mendengarkan isi kitab suci Shiva purana ini dimana dengan melakukannya seorang sadhaka akan sanggup untuk mendapatkan segala pahala yang istimewa. 2. satu bagian dengan sloka 1. Suta berkata : 3. Tuan rshi Saunaka, Aku akan menceritakan padamu tentang aturan mendengarkan Shiva purana agar semua pahala yang dijanjikan bisa dicapai. 4. Tuan rumah dari tempat dimana kitab ini akan dibacakan hendaknya mengundang seorang ahli astrlogi dan menyuruhnya untuk mencarikan hari baik untuk memulai pembacaan itu, ini dimaksudkan agar semuanya berjalan tanpa halangan dari segi perbintangan. 5. Kabar harus disebarkan bahwa akan diadakan pembacaan kitab suci Shiva purana di tempat yang telah ditentukan dan mereka yang hendak mendapatkan pahala hendaknya berkumpul. 6. Para perempuan, kasta sudra, dan mereka yang telah dijauhkan dari kitab suci dan puji-pujian kepada Tuhan, hendaknya diundang agar mereka mempunyai kesempatan untuk mendapat pencerahan. 7. Dimana saja ada penyembah Shiva yang ingin mendengarkan tentang kisah Shiva maka mereka hendaknya diundang dengan penuh kehormatan. 8. Di tempat Shiva purana akan dibacakan hendaknya berkumpul para orang suci, hendaknya dibuat suasana kerohanian yang kental dengan aura kesucian. 9. Teriring rasa bhakti yang mendalam, semoga kalian senang bergabung disini untuk bersama-sama merasakan manisnya sari buah Shiva purana, dengan segala hormat. 10. Jika kalian tidak punya banyak waktu, maka sisakanlah waktu anda barang satu hari. Namun jika satu haripun anda tidak sempat maka datanglah walau untuk sesaat. 11. Demikianlah semuanya harus diundang. Mereka yang datang hendaknya disambut dengan keramahan. 12. Tempat yang terbaik untuk menceritakan kisah Shiva purana ini adalah di kuil Shiva. Namun jika ini tidak bisa dilakukan maka hendaknya disediakanlah sebuah tempat khusus yang jauh dari gangguan lahir dan bathin. 13. Tanah di tempat itu hendaknya disucikan dengan menbarkan tahi sapi yang kering. Kemudian hiaslah tempat itu seindah mungkin. Seluruh persiapan harus di buat istimewa. 14. Semua sampah dan benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi harus dibuang atau di hindarkan dari tempat itu. 15. Sebuah podium yang cukup tinggi harus dibuat dan diatasnya hendaknya dibuatkan langit-langit buatan (untuk pemakaian sementara). Hiasan hendaknya terdiri dari dedaunan dan buah-buahan. 16. Umbul-umbul dan bendera hendaknya dipakai untuk menghias semua penjuru tempat itu. 17. Sebuah tempat duduk yang dihias istimewa hendaknya dibuat khusus sebagai simbol tempat untuk Dewa Shiva sedang menyaksikan pembacaan itu. Selain itu juga harus disediakan sebuah tempat duduk untuk orang suci yang akan menceritakan semua itu. 18. Tempat yang baik juga harus disediakan untuk para tamu yang hadir untuk mendengarkan kisah suci itu sesuai dengan kedudukan mereka. Sedangkan untuk para pendengar biasa hendaknya disediakan tempat yang biasa namun harus nyaman bagi mereka. 19. Setiap orang hendaknya menampakkan wajah kebahagiaan. Semua hal yang mengacaukan suasana pikiran mereka hendaknya dibuang jauh-jauh. Mereka harus datang dengan senyum dan pergi dengan senyum puas. 20. Orang yang menceritakan hendaknya menghadap ke utara sedangkan yang mendengarkan menghadap ke timur. Jangan khawatir jika kaki saling bertemu. 21. Atau pendengar dan pembaca juga bisa saling berhadapan satu sama lain. 22. Selama duduk di ataas podium atau tempatnya memberikan ceramah, orang yang menceritakan Purana itu tidak boleh bersujud pada siapapun sebelum tempat acara pembacaan itu selesai. 23. Siapapun dia, seorang pemuda, anak-anak, orang tua, orang yang kuat, lemah, atau sarjana ternama dalam bidang kitab suci, pantas mendapatkan kehormatan jika ia telah mendengarkan isi kitab Shiva purana. 24. Jangan pernah menganggap rendah mereka yang telah mempelajari kitab suci purana ini karena orang seperti itu, kata-katanya akan selalu bagaikan sapi pemenuh keinginan atau Kamadhenu. 25. Selain karena kelahirannya ditakdirkan untuk menjadi seorang guru, seseorang juga bisa menjadi guru karena gelar tertentu yang di perolehnya. Namun diantara guru-guru itu yang teragung adalah mereka yang telah mempelajari kitab suci Shiva purana. 26. Siapa lagi yang pantas untuk menjadi seorang guru melebihi mereka yang dapat memberikan pembebasan pada mereka selama bertahun-tahun telah mengalami lahir berulang-ulang? 27. Orang yang menjadi penutur dari kitab purana ini akan menjadi orang yang amat mahir dalam berbagai pengetahuan purana. 28. Mereka yang cerdas dalam menceritakan kisah purana hendaknya memulai penceritaan Shiva purana ini pada saat fajar menjelang dan melanjutkannya tidak kurang dari 7,5 jam setelah dimulai. 29. Kisah suci ini hendaknya tidak diceritakan pada orang yang berhati jahat atau ditempat-tempat dimana pekerjaan kotor dilakukan. Juga tidak diperkenankan membacakannya pada orang yang senang berdebat dan berargumentasi. 30. Kisah suci ini hendaknya tidak diceritakan dihadapan orang-jahat, atau tempat yang ditinggali oleh para penjahat dan mereka yang melakukan pekerjaan jahat. 31. Sang penutur hendaknnya mendapat waktu sekitar 48 menit pada siang harinya untuk memberikan kesempatan padanya untuk makan dan sebagainya. 32. Sehari sebelumnya, sang penutur hendaknya mendapatkan bagian atau sekedar penghargaan alakadarnya agar ia bisa melakukan pekerjaanya dengan baik. Dan pada siang harinya hendaknya ia diberikan kesempatan untuk melakukan pemujaan sehari-hari. 33. Seorang sarjana terpelajar dibidang purana hendaknya juga berada disamping sang penutur utama agar bisa membantunya. Ia bertanggung jawab untuk memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang kurang jelas kepada para pendengar. 34. Untuk menghindari segala rintangan yang mungkin akan menghadang maka sebaiknya penyelenggara melakukan puja Gananatha terlebih dahulu (20). Selain itu dewa Shiva dan kitab Shiva purana itu juga harus dipuja sebagaimana mestinya. 35. Kisah Shiva purana ini harus didengarkan dengan penuh perhatian. Para pendengar hendaknya adalah mereka yang cerdas dan memiliki kesucian pikiran, perasaan senang dan syukur. 36. Baik pencerita atau pendengar, yang terlalu banyak melakukan aktivitas, atau mereka yang menjadi korban enam indera rasa yaitu nafsu, kemarahan dan sebagainya (21), tidak akan mendaptkan pahala apa-apa. 37. Dengan menanggalkan segala kekhawatiran, mengesampingkan urusan rumah tangga dan berkonsentrasi pada cerita, pada saat cerita itu sedang dibacakan maka ia akan mendapatkan pahala yang penuh. 38. Para pendengar yang dipenuhi dengan rasa keyakinan dan welas asih, yang tidak tergesa-gesa melakukan kegiatan lain selama atau setelah pembacaaan itu pikiran yang murni dan tertuju pada isi kitab itu maka ia akan mendapatkan pahala yang besar. 39. Orang yang bertemperamen jahat yang tidak dengan sungguh-sungguh mendengarkan cerita itu maka ia tidak akan mendapatkan pahala apa- apa. 40. Mereka yang tidak menghormati kitab purana ini dengan persembahan, sesuai dengan kemampuan mereka adalah orang bodoh. Meskipun mereka mendengarkan cerita ini, mereka tidak akan tersucikan.Mereka akan selalu merasa kekurangan. 41. Mereka yang tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan untuk pembaca dan pendengar, akan menghadapi keadaan yang sebalik nya.Mereka akan mendapatkan segala hal dalam hidupnya akan berantakan ditengah kemewahan yang ia dapatkan. 42. Para keturunan mereka itu akan menjadi orang yang merusak nama baik generasi pendahulu mereka. 43. Mereka yang memakan daun sirih selam pembacaan kitab Shiva purana ini, maka Yama aka datang untuk memaksanya memakan kotorannya sendiri. 44. Mereka yang mendengarkan isi kitab ini dengan posisi duduk yang berada diatas penutur dan para pendengar maka ia akan masuk neraka dimana ia akan mengalami berbagai siksaan.dan lahir menjadi burung gagak. 45. Mereka yang mendengarkan kisah ini dengan posisi duduk Virasana (22), akan jatuh kelubang neraka, dan setelah mendapatkan berbagai penyiksaan disana maka ia akan lahir sebagai pepohonan yang beracun. 46. Mereka yang mendengarkan kisah ini tanpa bersujud terlebih dahulu pada yang menceritakannya maka ia akan jatuh ke neraka dan setelah mendapatkan hukuman maka ia akan lahir menjadi pohon Arjuna. 47. Mereka yang sebenarnya tidak sakit namun mendengarkan kisah ini dengan posisi tubuh terbaring maka ia akan masuk neraka dan setelah menjalani hukuman maka ia akan lahir sebagai ular piton. 48. Mereka yang mendengarkan kisah ini dengan duduk pada posisi yang sama dengan sang penutur maka ia dinyatakan melakukan dosa mengotori ranjang sang guru dan ia akan masuk neraka. 49. Mereka yang menghina atau berbicara kotor terhadap sang penutur dan kitab ini maka ia akan lahir menjadi seekor anjing dan harus menjalani derita selama beratus-ratus kehidupan. 50. Mereka yang menginterupsi atau berargumen tentang isi kitab ini, ketika cerita sedang dibacakan maka ia akan lahir menjadi keledai setelah sebelumnya menjalani hukuman di neraka. 51. Mereka yang tidak pernah mendengarkan cerita yang menyucikan jiwa dari kitab suci, akan masuk neraka, dan setelah menjalani hukuman disana maka ia akan lahir menjadi seekor babi hutan. 52. Perusuh atau mereka yang sengaja membuat gara-gara pada saat pembacaan kitab suci dilakukan akan masuk neraka. Dan setelah menjalani hukuman disana selama jutaan tahun maka ia akan lahir kembali menjadi babi peliharaan. 53. Setelah mengetahui hal ini maka mereka yang menjadi pendengar hendaknya selalu berpikiran murni,dan penuh Bhakti terhadap jalannya penceritaan serta cukup cerdas untuk memahami isi kitab suci itu. 54. Untuk menghindari adanya halangan ditengah pembacaan itu maka hendaknya dilakukan puja Ganesha sebelum pembacaan itu dimulai.Setiap hari selama periode waktu pembacan kitab ini hendaknya dilakukan upacara penebusan. 55. Mereka hendaknya memuja sembilan planet (23) dan dewa-dewa “Sarvatobhadra”.Ia juga harus memuja kitab yang dibacakan sesuai dengan aturan puja Shiva. 56. Pada akhir upacara hendaknya ia melakukan puja pada kitab shiva purana sebagaimana layaknya mereka memuja Shiva sendiri, dengan tenang, khidmat dan tangan tercakupkan. 57. Doa yang dipakai, “Anda adalah Maheswara srimat Sivapurana.Anda telah hamba terima untuk hamba dengarkan. Semoga anda berkenan kepada hamba. 58. Keinginan hamba ini harus anda penuhi semoga pembacaaan ini berjalan tanpa halangan hingga akhir upacara. 59. Hamba telah tenggelam dalam samudra keduniawian. Mohon angkatlah hamba, hamba sangat menderita. Dengan kaki dan tangan yang terikat oleh karma maka jadikanlah hamba budakMu Shankara.” 60. Panitia penyelenggara hendaknya berkata demikian, pada Shiva purana yang di anggap sebagai Shiva sendiri, dengan kata-kata yang membangkitkan welas asih beliau. Maka selanjutnya ia boleh memulai pemujaan terhadap sang penutur yang dalam hal ini hendaknya adalah mereka yang telah mahir dan memiliki tingkat kesucian yang tinggi. 61. Ia juga harus memuja sang penutur sebagaimana puja terhadap Shiva dilakukan dan mempersembahkan bunga, buah, pakaian, perhiasan dan sebagainya. 62. Dihadapan para penutur ia hendaknya mengambil sumpah untuk akan selalu menjaga pikirannya suci lahir dan bathin selama pembacaan hingga selesai sesuai dengan kemampuannya. 63. “Tuan sang penutur yang mewakili Bhagavan Vyasa, karena mahir dalam segala kesusastraan Shiva, maka mohon hilangkanlah ketidaktahuan hamba dengan memberikan cahaya spiritual dari kisah yang suci ini” 64. Setelah itu ia hendaknya mengundang lima brahmana untuk mengucapkan mantra Shiva Pancarna (24). 65. Demikianlah tuan rshi, hamba telah memberitahu anda tentang aturan untuk mendengarkan dan membacakan kitab Shiva purana. Setelah itu, apa lagi yang ingin anda ketahui? 20.Gananatha :Sebuah gelar untuk Shiva dan putranya yaitu Ganesha .Namun Gananatha yang dimaksud disini adalah sebuah gelar untuk Ganesha Sebelum memulai sebuah ritual adalah sebuah keharusan untuk memuja beliau terlebih dahulu. 21.Sdvikara :Enam penyebab dari kehancuran adalah Kama (nafsu), Lobha (keserakahan), Krodha (kemarahan), Mada (kemabukan), Moha (Kebingungan), Matsarya (irihati). 22.Virasana : juga disebut sebagai Paryanka bandha. Sembilan planet yang dimaksudadalah Matahari, Bulan, Mars, Merkury, Juopiter, Venus, Rahu, dan Ketu. 23.Pancarna mantra “Namah Shivaya”Mantra yang terdiri dari lima suku kata Devanagari di tujukan untuk dewa Shiva” BAB VII SHIVA PURANA (Gambaran tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan bagi mereka yang ingin mendengarkan isi kitab suci Shiva purana dan juga pemujan yang dilakukan oleh mereka yang bertindak sebagi penutur”) Saunaka berkata : 1. Rshi Suta, yang amat bijaksana, anda adalah yang terbaik diantara para penyembah Shiva dan orang yang paling terberkati. Anda telah menceritakan kisah yang amat berharga ini. Tuan rshi mohon ceritakanlah pada kami apa kiranya yang menjadi aturan bagi mereka yang menjadi peyelenggara dari upacara pembacaan kitab Shiva purana ini. 2. satu bagian dengan sloka 1 Suta berkata : 3. Saunaka, dengarkanlah apa yang menjadi kewajiban para penyelenggara penceritaan kisah Shiva purana ini. Jika kalian anda mendengarkannya dengan penuh bhakti maka hasil yang didapatkan dari mendengarkan kisah ini akan menjadi lebih istimewa. Tidak akan ada halangan dalam mencapai keberhasilan jika ini sudah anda pahami. 4. Mereka yang belum mendapatkan inisiasi dari seorang guru tidak diperkenankan untuk mendengarkan kisah ini. Oleh karena itulah mereka yang ingin mendengarkan kisah ini hendaknya mendapatkan inisiasi terlebih dahulu. 5. Orang yang menyelenggarakan upacara penceritaaan ini hendaknya makan satu kali sehari yaitu pada saat pembacaan selesai. Selama hari yang telah ditentukan ia tidak boleh melakukan hubungan intim (brahmacarya). Ia hanya boleh tidur diatas tanah dan makan dengan tempat makanan yang dibuat dari daun. 6. Orang yang memiliki kekuatan yang lebih untuk melakukan puasa hendaknya berpuasa hingga upacara pembacaan diakhiri dan ia harus mendengarkan kisah Shiva purana dengan penuh bhakti. 7. Ia hanya boleh meminum susu atau mentega selama pembacaan itu berlangsung.Ia juga diperkenankan memakan buah-buahan, jika tidak kuat melakukan puasa penuh. 8. Ia juga boleh memakan Havisyana (nasi yang dimasak bersama mentega) satu kali sehari dan tetap mempertahankan kemampuannya untuk mendengarkan kisah itu hingga selesai. Diet atau puasa yang dilakukan pada saat itu menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing dan senantiasa dipertahankan selama penceritaan berlangsung. 9. Jika seseorang tidak sanggup melakukan puasa maka disini tidak dianjurkan untuk memaksakan diri. Jika sarana memadai maka sebaiknya para pendengar disediakan jamuan alakadarnya. 10. Para penyelenggara hendaknya menghindari jamuan yang berisikan makanan yang sulit dicerna, terlalu pedas, berisikan bawangmerah atau putih, merica, serta segala jenis daging dan ikan. 11. Satu bagian dengan sloka 10. 12. Satu bagian dengan sloka 10. 13. Mereka hendaknya menghindari enam musuh dalam diri, tidak menghina orang suci bagaimanapun keadaannya. 14. Ia tidak boleh memandang wanita yang sedang dalam perioda menstruasi.Tidak boleh bercakap-cakap dengan orang -orang rendah dan jahat seperti mereka yang Atheis, menghina Veda dan sebagainya. 15. Para penyelengara hendaknya senantiasa menegakkan kejujuran, kesucian, kasih sayang, membatasi pembicaraan, kokoh hatinya, kerendahan hati, berpikiran luas dan berbagai sifat bajik lainnya. 16. Para penyelenggara hendaknya mendengarkan cerita itu dengan hati yang terbuka dan tanpa keinginan.Jika ia memiliki keinginan maka keinginan itu akan dipenuhi, namun jika ia tidak memiliki keinginan tertentu maka ia akan mencapai pembebasan. 17. Orang yang serba kekurangan, yang serakah, pendosa, orang yang bernasib malang, dan mereka yang tidak memiliki keturunan hendaknya ikut mendengarkan kisah ini. 18. Tujuh jenis wanita jahat termasuk wanita yang hanya memiliki satu keturunan hendaknya datang untuk ikut mendengarkan kisah ini. 19. Laki, perempuan, tua muda, semuanya harus ikut mendengarkan kisah ini, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. 20. Hari-hari yang dipakai untuk membacakan kisah Shiva purana ini hendaknya sebagai hari yang amat berharga, jauh lebih berharga daripada upacara manapun. 21. Persembahan atau sumbangan yang diberikan pada hari pembacaan ini akan menghasilkan pahala yang besar meskipun jumlahnya sedikit. 22. Setelah melakukan semua tugasnya, seorang penyelenggara upacara ini hendaknya melakukan upacara Udyapana (dimaksudkan sebagai upacara penutupan). 23. Upacara Udyapana ini jauh lebih berharga daripada upacara Catur dashi, Orang-orang kaya yang ingin memperbanyak kekayaan mereka hendaknya melakukan upacara ini. 24. Bagi para penyembah yang mungkin kekurangan materi tidak diharuskan untuk melakukan upacara ini. Mereka cukup terberkati dengan hanya mendengarkan kisah ini dengan penuh bhakti. Karena bagi penyembah Shiva yang bijak dan taat tidak akan pernah menginginkan benda-benda materi. 25. Setelah penceritaan Siva purana itu selesai dilakukan maka para pendengar hendaknya melakukan upacara yang dimaksud. 26. Tuan Rshi, upacara itu hendaknya dilakukan tepat didepan kitab suci shiva purana. 27. Kain dan tali sutra yang baru hendaknya dipersiapkan untuk membungkus kembali kitab ini. 28. Mereka yang melakukan persembahan ini akan menjadi seorang yogi yang memiliki pengetahuan tentang Tuhan dalam setiap kelahirannya. 29. Berbagai benda-benda persembahan, baik berupa pakaian, makanan emas uang dan sebagainya hendaknya dipersembahkan bagi sang penutur. 30. Mereka yang menyediakan sebuah tempat khusus untuk kitab purana yang terdiri dari kain karpet, kulit kijang, kain sutra, bantalan empuk, maka ia akan mencapai surga setelah meninggal nantinya, menikmati semua kenikmatan duniawi, tinggal dialam Brahma selama durasi satu kalpa, dan akhirnya akan mencapai alam Shiva. 31. satu bagian dengan sloka 30 32. Setelah melakukan persembahan pada kitab itu sebagaimana yang telah ditentukan, setelah memberikan persembahan pada pendeta atau penutur utama tadi maka hendaknya diberikanlah persembahan pada sarjana yang ikut membantu menceritakan kisah itu, dengan sejumlah uang. 33. satu bagian dengan sloka 32 34. Makanan atau berbagai benda berharga lainnya hendaknya diberikan pada para brahmana yang berkunjung dan ikut mendengarkan kisah itu. Setelahnya maka hendaknya diadakan pesta sesuai dengan kemampuan yang melibatkan nyanyian dengan berbagai alat musik. 35. Para pendengar , pada keesokan harinya hendaknya membaca ajaran Gita yang diajarkan oleh Shiva kepada Sri Ramachandra. 36. Jika diantara para pendengar adalah pelaku rumah tangga maka ia hendaknya melakukan upacara Homa dengan Havi (mentega murni) sebagai persembahannya setelah upacara itu selesai. 37. Homa itu dilakukan hendaknya disertai dengan Rudrasamhita atau mantra gayatri yang identik dengan purana (Shiva purana) ini. 38. Ini juga bisa dilakukan dengan Mulamantra dari Shiva yang terdiri dari lima suku kata. Jika ia tidak bisa melakukan upacara itu maka ia boleh menugaskan seorang brahmana untuk melakukan upacara itu. 39. Untuk menghindari kekurangan atau kelebihan maka ia hendaknya melakukan pungulangan seribu nama Shiva dengan penuh bhakti. 40. Jika hal itu telah dilaksanakan sebagaimana mestinya maka pahala yang didapatkan tentunya juga akan sangat besar karena tidak ada hal yang lebih agung dari upacara dan mendengarkan kitab suci Shiva purana ini, di ketiga dunia. 41. Setelah upacara maka ia hendaknya memberikan makan pada sebelas orang brahmana dan setelahnya ia berkewajiban untuk memberikan Dhaksina pada mereka. 42. Jika ia mau, maka hendaknya ia membuat sebuah patung singa yang terbuat dari tiga ‘Pala’ emas dan menuliskan nama dari purana yang diceritakan padanya dan memberikannya pada guru kerohaniannya beserta persembahan lainnya. 43. satu bagian dengan sloka 42 44. satu bagian dengan sloka 42 45. Rsih Saunaka, dengan kekuatan persembahan yang ia berikan dan pahala dari purana yang didengarkannya maka ia akan mendapatkan berkah dari Shiva.dan terbebas dari belenggu kehidupan. 46. Jika upacara ini dilakukan maka semua pahala yang dijanjikan dalam purana ini akan didapatkan baik kenikmatan duniawi maupun pembebasan. 47. Demikianlah aku telah menceritakan padamu keagungan tentang dari Shiva purana yang memberikan segala keinginan. Apa lagi yang ingin kau ketahui tentang Shiva purana ini? 48. Shiva purana memiliki keistimewaan tertentu dibandingkan dengan puran-purana yang lainnya. Purana ini khusus mengagungkan Shiva. Ajarannya akan memberikan pemenuhan segala keinginan lahir dan bathin. 49. Mereka yang selalu bermeditasi kepada Shiva, mereka yang lidahnya selalu mengucapkan nama suci Shiva, akan dengan mudah menyeberagi samudra kehidupan. 50. Hamba berlindung pada Shiva yang agung, yang merupakan lautan kebahagiaan yang tanpa batas,yang tidak terpengaruhi oleh ketiga guna. Yang sanggup memanifestasikan diri didalam ataupun tanpa dunia ini didalam ataupun diluar jangkauan pikiran, Shiva yang wujudnya diliputi oleh ide-ide mental maupun ekspresi verbal.