Selasa, 24 Agustus 2010

Isvara

Oleh : I W Sudarma (Shri Danu D.P)

Om Swastyastu


Ada tiga isu filosofis menyangkut hal ini, dimana kita akan dapat melihat pandangan Ramanuja sendiri menjadi lebih jelas tentang Tuhan, The Ultimate Reality dan kritik yang diajukannya.



1.Isu I. Apakah Brahman sebagai Ultimate Reality sama dengan Isvara atau Tuhan pribadi yang kita pahami sebagai pencipta dan controller dari alam semesta? Merupakan isu yang krusial pada metafisika Vedanta yang menimbulkan pertanyaan: Apakah ada dua realitas ? Kalau ya maka lebih jauh : Apakah yang satu karena merupakan Being murni, lebih tinggi dan yang lainnya lebih rendah, sehingga agak kurang realitis. Apakah Brahman adalah nirguna, Being yang transenden yang tak terbedakan, ataukah Saguna, Tuhan yang memiliki sifat-sifat?



2.Isu II. Brahman sebagai penyebab materiil alam semesta apakah mengalami perubahan ataukah ia menampakkan diri sebagai fenomena alam semesta yang memiliki kebodohan kosmis (avidya). Masih berkaitan kontoversi besar pada vedanta, apakah apakah vivarta-vada,teori tentang penampakan ilusi dari Brahman berupa fenomena alam hanya sebagai yang perlu dicurigai atau dipertahankan? Hal ini melibatkan pengujian kritis dari doktrin advidya seperti yang di rumuskan oleh Advaita Vedanta dan isu alam semesta bersifat ilusi.



3.Isu III. Apakah mungkiin utuk membuktikan eksistensi dari Tuhan dengan orgumentasi logis tanpa mengacu pada kesaksian kitab suci?. Mengacu pada kontroversial penganut nyaya dengan penganut vedanta. Apakah benar eksistensi Tuhan dapat dibuktikan dengan argumentasi logis ? Menurut Nyaya :Eksistensi Tuhan dapat di buktikan secara logika sedangkan kaum Vedanta menyatakan bahwa: Kitab suci adalah satu-satunya otoritas untuk mengerti hakekat dari eksistensi Tuhan.



A. Bukti adanya Tuhan :

Mereka yang tidak menerima eksistensi Tuhan berargumentasi bahwa “konsep Tuhan sebagai pencipta alam semesta tidak dapat dipertahankan karena Tuhan tidak memiliki badan untuk mencipta alam semesta. Agumentasi tidak absah karena dalam Sruti Tuhan, Isvara dapat mencipta alam semesta dengan keinginannya tanpa bantuan badan. Belum ada peryataan-peryataan para atheis yang dapat membuktikan bahwa Tuhan tidak ada. Kalau demikian Sruti atau pengungkapan lewat kitab suci adalah satu satunya otoritas untuk mengetahui adanya Tuhan. Pandangan Advata Vedanta (Sankara) : Brahman sebagai realitas Transendental mengembangkan dirinya sendiri, melampaui pembicaraan dan pemikiran.Tuhan tidak dapat di dekati lewat intelek kita. Brahman bersifat avedya melewati semua pengetahuan empiris dan kognitif kita. Menurut Para Waisnawa: Adalah tidak benar bahwa Brahman tidak bisa dicapai dan tidak bisa di ketahui lewat teks kitab suci. Disamping kitab suci yang menyatakan Tuhan melewati pembicaraan dan pemikiran,masih banyak lagi teks-teks yang menyatakan bahwa Brahman dapat diketahui lewat Sruti bahwa semuaVeda berbicara masalahTuhan. Argumentasi Impersonalist : Brahman, atman yang dijelaskan dalam upanisad-upanisad tidak berkaitan langsung dengan Brahman, tetapi secara tidak langsung. Seperti halnya sinar bulan yang jatuh pada dahan pohon dapat membantu membawa pengetahuan tentang bulan. Argumentasi Vitistadvaita Ramanuja : Teks dalam upanisad yang berhubungan dengan argumentasi hakekat Brahman mengacu secara langsung kepada Brahman yang lebih tinggi, tidak kepada Brahman yang lebih rendah. Bila argumentasi di tunjukan langsung hanya pada Brahman yang lebih rendah maka pernyataaan tentang Brahman yang lebih tinggi menjadi tidak absah sehinggga konsekwensinya adalah eksistensi dari Brahman akan dipertanyakankan. Adalah tidak mungkin mempertahankan Brahman yang tidak dapat di ketahui. Akan lebih masuk akal dan logis menerima bahwa cara mengetahui Brahman melalui kitab suci. Dengan kata lain kitab sucilah satu-satunya otoritas untuk membuktikan adanya Tuhan.



B. Hakekat dari the ultimate reality

Menurut Ramanuja: bahwa the ultimate reality dari Brahman mengacu pada upanisad-upanisad adalah kepribadian Tuhan YME dalam agama. Ramanuja menolak teori dua Brahman seperti pemikiran Sankara dimana ,Brahman yang lebih tinggi (para) yang tidak memiliki atribut dan Brahman yang lebih rendah (apara) yang memiliki atribut-atribut, merupakan realitas yang lebih rendah. Brahman yang di katakana dalam teks Vedanta sutra jelas-jelas pencipta alam semesta yang di kwalifikasikan dengan sifat-sifat yang bertuah, yang gaib yang merupakan realitas dari kepribadian Tuhan dalam agama. Ramanuja mengatakan bahwa Brahman yang di maksud adalah Purusottama,Supreme person atau Supreme Self yang sempurna dan memiliki atribut-atribut bertuah, yang gaib yang tak terbatas. Dalam Mahopanisad I.1.dinyatakan: “eko ha vai Narayana asit: Narayana sendiri telah ada sejak awal” sesuai dengan prinsip dari tatabahasa yang di ajarkan oleh Panini kata” Narayana di nyatakan sebagai nama khusus yang hanya di aplikasikan pada Being yang tertentu saja, tidak kepada entitas lain, seperti kata “Brahman”. Brahman yang ada dalam upanisad-upanisad, pencipta alam semesta sama dengan Narayana. Subala upanisad :Narayana adalah antaratman yang merupakan inner controller dari segala yang ada dalam alam semesta



C. Teori tentang Nirguna Brahman

Teori dua Brahman yang diajarkan, yaitu para Brahman yang lebih tinggi dan Apara Brahman atau Saguna Brahman adalah Brahman yang lebih rendah. Nirguna Brahman yang mempergunakan kekuatan teks Nirguna sruti dan Saguna Brahman mempergunakan kekuatan teks Saguna sruti. Kaum Impersonalist: Nirguna sruti keabsahannya lebih tinggi di bandingkan dengan Saguna sruti. Menurut Sri Ramanuja dalam Sri Bhasya tidak menerima teori dua Brahman. Ia menolak konsep Nirguna Brahman dan ultimate reality yang pada dasarnya hanyalah Savisesa Brahman yang sama dengan kepribadian Tuhan YME dalam agama.



D.Tuhan dan sifat-sifatnya.

Menurut Ramanuja Brahman adalah savisesa artinya memiliki badan (vigraha), sifat (guna) dan peralatan (vibhuti). Badan Tuhan bersifat rohani yang bebas dari pengaruh karma. Dengan badan ini memungkinkan bagi penyembahnya untuk mendekatinya untuk menyembahnya untuk bermeditasi padanya. Setiap entitas di alam semesta baik secara fisik maupun ontologis terdiri dari dua aspek yaitu aspek substantif atau svarupa dan aspek atributif atau aspek svabhava. Svarupa Brahman menurut Ramanuja memilki lima sifat yaitu : satyam yaitu eksistensi yang absolut dan tak terkondisikan, jnana yaitu abadi dan berpengetahuan tak terbatas (Tait. Up. I.1 satyam jnanam anantam brahma), anantam yaitu kekuatan yang tak terbatas, anandam yaitu kebahagiaan tanpa akhir (Tait. Up. I.1 anandam brahmano vidvan), amalam yaitu bebas dari ketidaksempurnaan. Jadi entitas yang memiliki lima sifat ini disebut svarupa dari Brahman. Dalam Tait. Up. III.1 Brahman adalah : yato vaimani bhutani jayante, yena jatani jivanti, yat prayanty abhisamvisanti tad vijijnasasva tad brahmeti artinya bentuk itu dari mana segalanya lahir,dimana mereka hidup dan lahir dan dimana mereka akan masuk setelah mati itulah Brahman. Disini mengacu kepada Brahman sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur alam semesta. Dalam Vedanta Sutra juga dikatakan bahwa : janmady asya yatah. Masih ada 6 sifat lainnya lagi dari Isvara yaitu jnana, bala, aisvarya, virya, sakti, tejas.



E. Lima manifestasi dari Tuhan.

Menurut Ramanuja ada lima bentuk dari Brahman yaitu : Para atau bentuk yang transenden, Vyuha sebagai Vasudeva, Sankarsana, Pradyumna adan Aniruddha, Vibhava inkarnasi Tuhan sebagai Kurma, Matsya, Varaha, Rama dll, Archa yaitu memasuki substansi yang menjadi pilihan penyembah di tempat persembahyangan, Antaryami yaitu Beliau bersemayam dalam hati kita sebagai obyek meditasi. Isvara sebagai pencipta alam semesta bertujuan untuk peduli terhadap penderitaan manusia dan untuk olah raga rohani bagi Tuhan. Kalau memang demikian mengapa Tuhan menciptakan menciptakan alam semesta yang penuh dengan penderitaan manusia ? Hampir semua pemikiran di India mengatakan bahwa semua itu disebabkan kerena “karma” dari masing-masing individu yang berbeda-beda.



F. Kausalitas Material dari Brahman

Problem utama dari Vedanta adalah bagaimana memberikan penjelasan yang memuaskan bahwa Brahman adalah penyebab material. Upanisad memang mendukung pemikiran ini bahwa Brahman adalah penyebab material dari alam semesta dan hampir semua Vedanta menerimanya. Ada tiga jawaban mengenai kausalitas dari Brahman : 1. Brahman itu sendiri merubah dirinya menjadi alam semesta. Brahma-parinama-vada dari Yadavaprakasa dan Bhaskara, 2. Brahman menyatu dengan cit dan acit dalam wujud sangat kecil yang merupakan penyebab material dari alam semesta, yang merupakan modifikasi dari teori Brahma-parinama-vada inilah pemikiran Ramanuja, 3. Brahman adalah dasar dari penampakan ilusi alam semesta yang merupakan penyebab material, ini adalah teori vivarta-vada dari Advaita Sankara.
Om Santih Santih Santih Om
=======
"Your Hand On Works But Your Heart On God "
=======