Kamis, 03 Februari 2011

PERCAKAPAN 1 CINTA KASIH DAN KEWAJIBAN JALAN MENUJU KESEMPURNAAN

PERCAKAPAN 1
CINTA KASIH DAN KEWAJIBAN JALAN MENUJU KESEMPURNAAN
Jika engkau menginginkan kebahagiaan dan kedamaian, engkau harus memberikan kasih. Hanya melalui kasih engkau akan mendapatkan kebahagiaan sejati. Hanya melalui kasih engkau akan memperoleh ketentraman batin. Kasih hidup dengan memberi dan memaafkan. Karena itu, kembangkanlah kasihmu, hiduplah dalam kasih. Kata-kata Sai ini adalah pancaran kasih yang mengalir kepadamu.
________________________________________

Perwujudan Cinta Kasih
Di dunia ini ada bermacam-macam ilmu pengetahuan, tetapi pengetahuan tentang atma melebihi semua ilmu pengetahuan yang bersifat duniawi. Pengetahuan mengenai diri yang sejati ini adalah pengetahuan yang utama dan suci. Pengetahuan duniawi memungkinkan engkau memperoleh sejumlah kesenangan duniawi yang sementara sifatnya, tetapi hanya dengan pengetahuan mengenai diri yang sejati engkau akan dapat mewujudkan kedamaian dan kebahagiaan abadi yang merupakan sifatmu yang sesungguhnya.
Pengetahuan mengenai diri yang sejati tidak berbeda dengan pengetahuan mengenai Tuhan Yang Maha Esa, keduanya adalah pengetahuan spiritual yang sama, suatu pengetahuan suci. Pengetahuan ini memungkinkan engkau melihat keesaan dalam kebhinekaan yang terdapat di sekelilingmu, ia memungkinkan engkau melampaui alam duniawi ini dan mencapai kekekalan yang selama ini sedang engkau cari. Apakah yang menjadi dasar pengetahuan utama ini? Dasar itu adalah kesucian pikiran.
Engkau menyucikan pikiran dengan berbagai perbuatan yang suci. Bila engkau bergaul dengan orang-orang yang berjiwa spiritual, bila dalam kehidupan sehari-hari tingkah lakumu terpuji, dan engkau selalu giat mengerjakan pekerjaan yang baik dan mulia, maka pikiranmu akan menjadi suci. Dengan demikian engkau akan mampu membedakan antara yang kekal dan yang sementara, antara hal yang berguna dan yang menghambat kemajuan spiritualmu. Untuk ini kitab-kitab suci dapat dijadikan petunjuk. Dengan mengkaji ajaran ini secara sungguh-sungguh dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, kegiatanmu akan menjadi perbuatan yang bajik, menjadi suci.
Mungkin engkau memiliki pengetahuan duniawi yang sangat tinggi, mungkin juga engkau seorang akademikus dan seorang ilmuwan besar, tetapi semua gelar serta prestasimu itu tidak dapat memberimu pengetahuan yang sejati. Agar benar-benar bijaksana dan dapat melenyapkan kesedihan hatimu, engkau harus mengenal dirimu sendiri. Engkau harus menyadari diri yang kekal. Engkau tidak dapat melenyapkan kesedihan dengan cara lain apa pun juga. Hanya pengetahuan mengenai diri yang sejati itulah dapat membuat engkau mengatasi segala penderitaan serta kesengsaraan dan menganugerahkan kebahagiaan. Bila engkau mendalami atmawidya 'pengetahuan atma' ini engkau akan mencapai kebahagiaan abadi. Siapakah yang berhak mempelajari pengetahuan suci ini? Apakah anak kecil boleh mempelajarinya, atau orang-orang tua belaka? Apakah pengetahuan itu hanya boleh diajarkan kepada kaum pria saja, ataukah wanita juga berhak mempelajarinya? Sesungguhnya setiap orang berhak mempelajari pengetahuan utama ini.
Dengan mempelajari ilmu pengetahuan duniawi mungkin engkau menjadi terkenal dan dapat memenuhi aspirasi keduaniawianmu, tetapi dengan pengetahuan atma engkau akan menjadi orang yang pantas menerima rahmat Tuhan. Engkau akan mengalami kebahagiaan abadi. Untuk mendapatkan pengetahuan ini kasta, kepercayaan, warna kulit, atau jenis kelamin tidak menjadi masalah. Termasuk kasta apakah Resi Walmiki yang arif bijaksana yang dulunya adalah perampok? Dalam keluarga manakah Resi Narada dilahirkan sedangkan ibu beliau adalah seorang pembantu rumah tangga? Tuhan akan datang kepada orang yang sungguh-sungguh berbhakti kepada-Nya. Tuhan melihat apa yang ada di dalam hati, bukan keadaan luarnya.
Filsafat cinta kasih mempunyai tempat yang penting dalam kehidupan umat manusia. Krishna bersabda, "Mereka yang mengabdi kepada-Ku dengan penuh cinta kasih, mereka itulah yang amat Kucintai." Namun ini tidak berarti bahwa engkau harus mengabaikan pengetahuan duniawi. Untuk memperoleh pengetahuan duniawi pun engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh. Percayalah kepada dirimu sendiri, yakinlah bahwa engkau akan dapat memenuhi tugas yang merupakan tujuan kedatanganmu sebagai manusia. "Kepercayaan pada diri sendiri dan kepercayaan kepada Tuhan merupakan rahasia keagungan," demikian kata Vivekananda. Pertama binalah rasa percaya pada diri sendiri. Ini berarti percaya pada ke-dewata-an dalam dirimu. Pengetahuan duniawi akan memberimu papan dan pangan sedangkan atmawidya akan memberimu kesadaran mengenai kenyataan diri yang sejati.
Tetapi, tanpa sedikit pengetahuan duniawi, engkau tidak akan dapat memperoleh pengetahuan yang abadi. Engkau tidak boleh mengabaikan bidang pengetahuan duniawi. Harus ada kombinasi yang seimbang antara budaya, pengetahuan duniawi, dan pengetahuan spiritual. Walmiki dan Wyasa adalah ilmuwan besar dalam bidang pendidikan duniawi dan sangat dihormati oleh seluruh masyarakat. Mereka menulis kitab-kitab suci seperti misalnya Ramayana dan Mahabharata, tetapi mereka pun ahli dalam pengetahuan duniawi. Jika tidak demikian bagaimana mungkin beliau mampu menulis kitab-kitab klasik sehebat itu?
Segala sesuatu di dunia ini berasal dari Tuhan. Bila semua ini berasal dari Dia, apakah yang mungkin engkau persembahkan kepadaNya? Satu-satunya yang dapat kau persembahkan kepada-Nya adalah cinta kasihmu. Hanya itulah yang diharapkan-Nya dari engkau. Karena itu, ada seorang penyair besar yang bernyanyi, "Tuhan yang terkasih, Engkau ada di mana-mana. Engkau memenuhi alam semesta ini. Bagaimana aku dapat membuat tempat pemujaan untuk-Mu? Engkau bersinar cemerlang bagaikan jutaan matahari. Bagaimana aku mempersembahkan pelita yang kecil kepada-Mu? Engkau berada dalam segala makhluk. Bagaimana aku dapat menyebut-Mu dengan nama tertentu? Bila seluruh semesta ini ada dalam perut-Mu, bagaimana aku mempersembahkan makanan bagi-Mu? Yang dapat kupersembahkan kepada-Mu hanyalah cinta kasihku, dan kuserahkan diriku kepada-Mu karena Engkau adalah samudra kasih."
Demi kepuasan manusiawi engkau memberikan nama dan wujud kepada Tuhan, tetapi sesungguhnya Ia sama sekali tidak berwujud. Namun, Ia mengambil suatu wujud sehingga engkau dapat memuja-Nya dan mengagumi-Nya, berbhakti dan mencintai-Nya dan dengan demikian memenuhi cita-cita spiritualmu. Untuk kepuasanmu sendirilah engkau memberi nama serta wujud kepada Tuhan dan menggunakan hal ini untuk memuja-Nya. Apa pun juga wujud Tuhan yang kau pilih dan kau ikuti, semua yang memuja-Nya dengan hati yang penuh kasih akan dikenang selamanya. Ramakrisna Paramahamsa*) bukan seorang cendekiawan dalam masalah duniawi, ia hampir buta huruf, tetapi pikiran dan perasaannya selalu tenggelam dalam pemujaan pada Ibu Dewi dengan hati yang senantiasa penuh kasih. Ia tidak berminat pada jenis pendidikan lain. Ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk memuja Tuhan sebagai Ibu Dewata dan hidup hanya dengan uang lima rupi sebulan; itu sudah cukup untuk memenuhi semua keperluannya. Walau ia tidak berpendidikan tinggi dalam pengetahuan duniawi, kini seluruh dunia menghormatinya dan di mana-mana kita dapat menemukan misi Ramakrisna. Ia disanjung di seluruh dunia.
Demikian pula seorang perampok seperti Ratnakara menjadi Walmiki yang agung karena cintanya kepada Tuhan. Prahlada adalah putra raksasa, namun ia menjadi termashyur dan suci karena kasihnya kepada Tuhan. Dengan selalu menyebut nama Rama, Hanuman menjadi makhluk yang mulia dan dihormati di seluruh India. Jatayu adalah seekor burung, teman Dasaratha, ayah Sri Rama, tetapi karena cintanya yang tak terhingga kepada Rama, ketika meninggal ia manunggal dengan Tuhan. Pengabdian kepada Tuhan tidak membedakan kasta, kepercayaan, jenis kelamin, atau perbedaan-perbedaan lain. Setiap orang mempunyai hak yang sama.
Bab keduabelas adalah bagian yang paling penting dalam Bhagawad Gita. Itulah sebabnya hari ini kita mulai dengan bab tersebut, yaitu Bhakti Yoga atau jalan kebhaktian. Bhakti itu bukanlah mengulang-ulang nama Tuhan. Bhakti adalah pengabdian, cinta yang murni dan abadi bagi Tuhan. Bhakti bersifat tanpa pamrih sedikit pun, sekedar tanpa keinginan duniawi apa pun juga. Ia murni, permanen, dan abadi. Kasih yang suci itu harus senantiasa diamalkan dalam hidupmu sehari-hari.
Pertama, engkau harus mengetahui Siapakah engkau sebenarnya. Apakah engkau badan raga? Jika engkau adalah badan raga lalu mengapa engkau berkata, "Ini badanku?" Jika engkau menyebutnya "badanku", tentu engkau berbeda dari raga itu. Jika engkau berkata, "hatiku", maka itu berarti engkau berbeda dengan hatimu. Hatimu adalah suatu objek yang kau miliki, engkau pemiliknya. Dalam kehidupan duniawi kita menyatakan, "Ini kakakku, ini adikku, ini pikiranku, badanku, akal budiku". Unsur yang tidak berubah dalam semua pernyataan itu adalah kata "ku". Aku yang sejati yang menimbulkan kata ku ini sesungguhnya adalah kesadaran terdalam yang berada pada setiap manusia dan dalam segala sesuatu. itulah yang dinamakan caitanya yaitu kesadaran Tuhan.
Kesadaran ada di mana-mana memenuhi segala sesuatu. Ia ada dalam dirimu, di sekitarmu, di bawahmu, di atasmu, dan di sampingmu. Sesungguhnya kesadaran itu adalah engkau. Chaitanya terdapat di mana-mana, pada segala benda di dunia. Tetapi untuk menyadari atau menghayati hal ini, pikiranmu harus di arahkan ke dalam batin. Engkau harus bersikap mawas diri dan mencari kesunyataanmu dengan menyadari bahwa engkau bukan ini, engkau bukan itu. "Neti, Neti, Neti." Bukan ini, bukan ini, bukan ini". Engkau bukan pikiran, engkau bukan raga, engkau bukan akal budi. Lalu siapakah engkau?" Jawabnya, "Aku adalah Aku...Aham Aham." Inilah jalan yang benar untuk mencapai kesadaran diri. Jalan ini hanya dapat berkembang dari jalan cinta kasih, jalan pengabdian. Tidak ada jalan lain untuk mencari Tuhan.
Ke mana pun engkau memandang, yang tidak bersifat telah mengambil sifat. Tuhan ada di mana-mana, tetapi tanpa bantuan nama dan wujud engkau tidak dapat memahami yang tidak bersifat dan tidak berwujud. Narayana ada di mana-mana, tetapi sebelum engkau mampu mencapai kesadaran itu, engkau harus mengembangkan cinta dan bhaktimu pada Tuhan yang mengenakan wujud. Karena itu, mula-mula engkau menempuh jalan bhakti pada jenjang yang terendah dan memuja Tuhan dengan nama dan wujud. Kemudian secara berangsur-angsur engkau meningkat ke tahap yang lebih tinggi. Engkau mengalihkan pikiran dan perasaanmu dari dunia lahiriah dan memuja yang tidak berwujud hingga akhirnya engkau menyadari kesunyataanmu sendiri. Itulah yang disebut kesadaran diri yang sejati.
Tanpa bunga engkau tidak dapat memperoleh buah. Proses masaknya bunga hingga menjadi buah muda dan kemudian menjadi buah yang ranum merupakan proses kesadaran diri. Pada tahap berbunga, jalan yang ditempuh adalah karma, jalan aktivitas. Bila tumbuh menjadi buah muda disebut jalan bhakti, jalan pengabdian. Bila buah itu menjadi ranum dan penuh dengan madu kebijaksanaan, maka jalan itu menjadi jnana, jalan pengetahuan diri yang sejati. Pada waktu itu, melalui cinta dan bhakti, bunga karma telah mengubah dirinya menjadi buah kebijaksanaan yang manis. Dengan melakukan kerja yang baik dan pemujaan engkau maju menuju ketidakterikatan dan kebijaksanaan. Oleh sebab itu, di samping pemujaan engkau juga harus melakukan sejumlah pekerjaan yang baik. Tetapi engkau harus berusaha untuk melakukan setiap kegiatan demi cinta kepada Tuhan, dan mempersembahkan segala perbuatanmu kepada-Nya.
Selama engkau berada di dunia ini, engkau harus mempelajari pengetahuan duniawi dan mempraktekkan apa yang telah kau kaji. Berkarya sangat penting bagi manusia karena melalui kerja dan kegiatan engkau belajar menyelaraskan pikiran, perkataan, dan perbuatan. Pada orang yang berjiwa besar seperti Mahatma selalu terdapat satunya kata, pikiran, dan perbuatan. Mula-mula engkau menginginkan hasil kegiatanmu. Pada taraf pertama, ketika masih mempunyai keinginan yang besar, engkau tidak akan sanggup melaksanakan nishkama karma, yaitu melaksanakan segala kegiatan tanpa keinginan untuk menikmati hasil kerjamu. Namun lambat laun engkau akan bersikap tidak mementingkan diri sendiri dan sama sekali tidak mendambakan hasil karyamu itu. Dengan demikian lama kelamaan pekerjaanmu akan berubah menjadi pemujaan. Kemudian engkau akan melakukan segala sesuatu demi cinta kepada Tuhan.
Kebenaran itu satu, tetapi kaum arif bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama. Ke-Tuhan-an itu satu, selalu Esa, tetapi banyak nama yang selama ini telah digunakan untuk menyebutkan kenyataan yang mutlak itu. Dari satu Ia menjadi banyak. Anak yang baru lahir disebut bayi. Kemudian ia tumbuh menjadi orang tua. Kelak kemudian hari dalam hidupnya ia menjadi kakek atau nenek. Tetapi semua ini adalah makhluk yang satu dan sama. Demikian pula kenyataan mutlak tadi selalu satu dan sama. Untuk memahami evolusi dari yang Esa menjadi beraneka namun tetap berpengertian satu, engkau harus selalu merenungkan kesatuan yang ada di balik keanekaragaman ini. Hanya bila engkau menyadari kesatuan ini, Yang Esa yang mendasari semua nama dan wujud yang berubah-ubah itu, engkau akan mencapai sesuatu yang benar-benar berarti.
Perwujudan cinta kasih.
Engkau harus mempunyai pengertian yang baik tentang Bhagawad Gita dan menghayatinya. Apakah ini sari ajaran Gita? Ada yang mengatakan karma yoga, jalan kegiatan yang suci. Yang lain menyatakan bhakti yoga, jalan pengabdian. Bahkan ada juga yang mengatakan jnana yoga, jalan ilmu pengetahuan. Pendapat-pendapat ini tidak seluruhnya benar. Untuk memahami kepribadian seseorang yang sebenarnya, engkau harus memiliki pandangan yang utuh tentang kebenaran; dengan melihat kaki saja engkau tidak dapat mengetahui pribadi yang utuh. Bhagawad Gita mulai dengan ayat yang kata pertamanya adalah Dharmakshetra. Jadi, ia mulai dengan kata dharma yang dalam hubungan ini berarti kegiatan atau kewajiban yang bajik. Ayat penutup pada Gita berakhir dengan kata mama yang artinya 'kepunyaanku'. Bila digabungkan kedua kata itu menjadi mamadharma 'kewajibanku' atau 'pekerjaanku'. Kata itu meringkas seluruh ajaran Gita. Hal ini berarti engkau harus melaksanakan kewajiban yang telah ditentukan bagimu sejauh kemampuanmu serta sebaik dan sesempurna mungkin mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan tahap hidupmu.
Jika engkau seorang murid, engkau harus belajar dengan baik. Jika engkau yang berumah tangga, engkau harus melaksanakan tanggung jawab keluarga dan pekerjaan dengan baik. Jika engkau seorang pensiunan, engkau harus melaksanakan kewajiban yang sesuai untuk tahap kehidupan itu, dan jika engkau telah meninggalkan keduniawian untuk menekuni dan merenungkan kesunyataan, maka engkau harus tetap berpegang pada jalan itu. Jika engkau menjalankan dharmamu sebaik-baiknya, melaksanakan tugasmu dengan jujur dan sungguh hati, kebingungan dan kesengsaraan akan lenyap. Arjuna harus melaksanakan tugasnya dalam medan laga. Tetapi ia diliputi oleh keterikatan dan maya, maka ia pun menderita. Sri Krishna mengajarnya untuk membebaskan diri dari maya dan keterikatan itu. Ketika Krishna telah menyudahi ajaran-Nya, Beliau bertanya kepada Arjuna, "Apakah keterikatan dan kekaburan batinmu telah lenyap?" Arjuna menjawab, "Keterikatanku telah lenyap sama sekali. Segala pikiran yang keliru telah musnah."
Keterikatan adalah moha, kebebasan adalah moksha. Selama engkau masih menderita keterikatan, moksha tak mungkin dapat kau capai. Selama engkau memiliki kekaburan batin, engkau tetap dalam keadaan terbelenggu. Moksha bukan kesenangan duniawi. Moksha bukan ruangan ber-AC atau kursi yang mewah, melainkan adalah penghancuran keterikatan dan kekaburan batin. Moksha terdiri dari moha dan ksaya atau pemusnahan moha secara total, penghancuran seluruh kekaburan batin dan keinginan duniawi.
Engkau harus menjadi teladan bagi umat manusia dan melakukan tugasmu dengan sempurna. Pelajarilah ayat-ayat Gita dan amalkan ajaran mulia yang terkandung di dalamnya, maka engkau akan diberkati dengan rahmat Tuhan. Banyak pengabdi yang membuang-buang waktu mereka. Mulai hari ini perbaikilah dirimu, jangan mebuang-buang waktu. Waktu adalah Tuhan. Pelajarilah satu ayat setiap hari dan ulang-ulanglah sambil merenungkan artinya yang dalam. Bila telah kau pahami, hal itu harus kau laksanakan dan kau amalkan. Hanya dengan cara ini engkau akan dapat mencapai kesempurnaan akhir yang merupakan ciri manusia sejati.
_________________
*) Ramakrishna Paramahamsa: 1836 - 1886; seorang yang agung dari Bengal, India Timur; guru Swami Vivekananda.