Kamis, 03 Februari 2011

PERCAKAPAN 17 KUASAILAH NAFSUMU MAKA DUNIA AKAN MENJADI MILIKMU

PERCAKAPAN 17
KUASAILAH NAFSUMU MAKA DUNIA AKAN MENJADI MILIKMU

________________________________________

Ke mana pun engkau memandang, apakah ke bumi, atau ke surga, atau bahkan perut bumi, apa pun yang engkau temukan di mana saja, terdiri dari gabungan lima unsur, hanya lima unsur itu. Tidak ada lainnya lagi. Apa pun yang pernah engkau inginkan, apa pun yang pernah engkau pakai, apa pun yang pernah engkau hilangkan, berjuta-juta benda ini tidak lain dan tidak bukan hanyalah perubahan wujud dari lima unsur tersebut. Sepanjang masa benda-benda yang tak tepermanai banyak dan ragamnya ini terus menerus berubah; semua benda itu bersifat sementara, tak henti-hentinya berubah dari satu nama dan bentuk ke nama dan bentuk lainnya.
Kembang yang mekar hari ini menjadi kering besok. Kembang yang kering besok akan busuk beberapa hari kemudian. Makanan yang dimasak hari ini akan basi besok. Besok lusa makanan ini beracun. Setelah busuk makanan itu tidak bisa dikembalikan seperti semula. Rupa cantik hari ini menjadi buruk besok. Bahkan atom-atom yang menjadikan bulan dapat berakhir di bumi, dan atom-atom yang menjadikan zat di bumi mungkin pindah ke bulan. Sekali setiap tujuh tahun seluruh atom yang terdapat dalam badan manusia mengalami perubahan total. Sungguh bodoh kalau engkau mengira bahwa badan dan indera yang terbuat dari lima unsur ini kekal abadi, atau pun benda apa saja yang terbuat dari lima unsur tersebut mempunyai nilai yang lestari. Hanya indera luar yang menginginkan benda-benda tidak kekal semacam itu.
Gita mengajarkan bahwa hal yang tidak kekal ini yang engkau namakan badan, pikiran, dan indera, terdiri dari 24 asas. Ia terdiri dari panca indera yang wadak, yaitu telinga, kulit, mata, lidah, dan hidung, yang disebut karma indriya dalam bahasa Sanskerta. Kelima indera tersebut mencapai objek melalui alat indera yang sangat halus yang bernama jnana indriya. Jnana indriya terdiri dari bunyi, sentuhan, penglihatan, rasa, dan bau. Karma indriya dan jnana indriya tidak terpisahkan; tanpa yang halus yang kasar tidak berfungsi. Misalnya, mungkin engkau mempunyai mata, tetapi tidak punya penglihatan, mungkin engkau mempunyai telinga, tetapi tidak punya pendengaran, mungkin engkau mempunyai lidah, tetapi tidak dapat merasakan.
Di samping indriya, ada lima selubung atau kosha. Selubung ini dapat dianggap sebagai beberapa badan yang saling menembusi satu sama lain dalam keadaan yang secara berturut-turut makin halus, masing-masing lebih halus daripada yang mendahuluinya. Selubung yang paling kasar adalah selubung makanan yang terdiri dari badan jasmani. Kemudian selubung vital yaitu nafas dan tenaga. Berikutnya selubung pikiran dan perasaan yaitu badan halus yang berhubungan dengan pikiran dan perasaan yang lebih rendah. Setelah itu, selubung budi, yaitu badan yang lebih halus yang berhubungan dengan pikiran yang lebih tinggi dan intuisi. Selubung terakhir ialah selubung kebahagiaan, ini merupakan badan yang terhalus, di luar segala aspek pikiran; di sini hanya tabir ketidaktahuanlah yang menutupi atma. Di samping asas yang telah dijelaskan sebelum ini, juga ada lima kekuatan vital atau prana yang menghidupkan semua fungsi badan; salah satu diantaranya berhubungan dengan pernapasan, yang lain dengan pembuangan atau pembersihan, yang ketiga dengan sirkulasi, yang keempat dengan pencernaan, dan yang kelima dengan aliran ke atas yang menghidupkan pusat-pusat yang lebih tinggi.
Di samping keduapuluh asas ini, ada empat aspek pikiran yaitu: (1) pikiran yang lebih rendah atau bagian yang berpikir, di sebut manas, (2) intelek yang intuitif dan kemampuan timbang menimbang atau kearifan yang disebut buddhi, (3) kesadaran diri pribadi atau ego, disebut ahamkara, dan (4) wadah perasaan dan ingatan, disebut chitta. Semuanya ini bersama dengan atma yang merupakan dasarnya menjadi 25. Sangkhya menjelaskan tentang berbagai asas ini yang membentuk setiap individu. Bab ini disebut Sangkhya Yoga karena menolong engkau menyadari atma, yaitu kenyataan yang esa yang mendasari ke 24 asas tubuh ini, yang sebenarnya hanya merupakan perwujudan ketidaktahuanmu. Ke-24 asas inilah yang merupakan ilusi sehingga engkau tampak sebagai makhluk yang terpisah. Bila engkau terus melewatkan hidupmu dengan menggantungkan diri pada ke-34 kemampuan ini, yang mengalami perubahan dengan tiada putusnya, bagaimana engkau bisa mencapai kebahagiaan abadi yang merupakan sifatmu yang sejati dan yang sama sekali tidak terpengaruh oleh kesementaraan ini?
Segala kegembiraan yang engkau alami sekarang ini hanya akan menyebabkan duka di kemudian hari. Sukacita ini timbul dan tenggelam; ia tidak kekal. Krishna menandaskan bahwa kita tidak boleh berkiblat kepada indera dan membiarkan diri hanyut olehnya. Betapapun tinggi pendidikanmu, apa pun pangkatmu, apa pun jabatanmu, kalau engkau tidak bisa mengendalikan nafsu, engkau tidak akan memperoleh ketenangan batin. Ketenangan batin hanya dapat diperoleh dengan mengendalikan nafsu. Mungkin engkau mengira bahwa mengendalikan nafsu sangat sulit bagimu, tetapi dalam bab Sangkhya Yoga Krishna mengajarkan beberapa cara agar engkau berhasil menguasai nafsu.
Krishna mengatakan bahwa ada dua tipe manusia: Arya dan bukan-Arya. Arya adalah orang yang mengikuti jalan yang benar, jalan yang suci, jalan yang mulia. Mereka bergaul dengan orang-orang mulia dan menerapkan ajaran mereka. Sebagai hasilnya, mereka menghayati kebenaran spiritual dan menikmati kehidupan rohani. Berlawanan dengan mereka adalah orang yang berpikiran buruk, berhati jahat, diliputi kegelapan batin, dan menempuh kehidupan yang tidak terpuji. Itulah sifat bukan-Arya (anarya). Tingkah laku mereka yang jahat sangat bertentangan dengan tingkah laku orang Arya, seperti gelap lawan terang. Karena itu, kedua kelompok itu dapat digambarkan sebagai dewa dan setan, makhluk terang dan makhluk gelap. Kata Krishna, "Arjuna, sampai saat ini Aku menganggap engkau Arya, tetapi Aku melihat engkau menempuh jalan yang keliru. Engkau tenggelam dalam kegelapan; engkau hanyut dalam ketidaksucian. Keliru kalau menyebut engkau seorang Arya; engkau memperlihatkan sifat sebagai bukan-Arya".
Krishna memberi Arjuna beberapa peringatan untuk membangkitkan semangatnya agar berusaha keras menjadi seorang Arya. Beliau berkata kepadanya, "Penyebab utama kesedihanmu adalah sikap keterikatanmu, dan sumber keterikatanmu adalah ketidaktahuan. Akibat ketidaktahuan-mu itulah maka engkau dikuasai oleh nafsu. Jika engkau ingin membebaskan diri dari keterikatan dan rasa sedih itu engkau harus mengendalikan inderamu. Engkau harus mengerti benar sifat-sifat organ indera. Dalam perjalanan hidup, panca indera itu sangat penting; mereka laksana kuda yang menarik keretamu ke tempat tujuan. Namun, hanya bila engkau mampu mengendalikan kuda-kuda tersebut, kereta dan pengendaranya bisa selamat. Jika engkau biarkan kuda tak terkendali, pasti kereta dan penumpangnya akan mengalami kecelakaan. Karena itu, jika engkau ingin sampai ke tempat tujuan dengan selamat, kendalikanlah sepenuhnya kuda itu, yaitu panca inderamu".
Krishna memberikan nama baru bagi panca indera, yaitu matraha yang berarti 'yang mengukur dan menilai'. Apa yang dimaksud dengan mengatakan bahwa panca indera mempunyai kemampuan menilai? Misalnya, apakah yang menentukan bahwa suatu makanan pahit atau manis? Lidahlah yang mengukur dan menentukan rasa makanan, menentukan manis atau pahit. Atau engkau bisa menggambarkan wajah seseorang dengan mengatakan bahwa romannya biasa, tetapi hidungnya mancung. Apa yang mengukur panjang hidung itu? Yang menentukan adalah mata. Begitu juga telinga menentukan apakah satu musik itu indah atau tidak. Dengan cara itulah semua panca indera mengukur berbagai macam sifat yang berbeda. Matraha juga mempunyai arti lain, yaitu 'terbatas'. Bagaimana batas ini berlaku pada indera? Tuhan memberi engkau hidung sehingga dapat menghidu dan bernafas, menarik dan mengeluarkan nafas. Engkau harus mempergunakan hidung untuk hal-hal yang telah dikhususkan dan berbahagialah. Jika engkau menggunakannya dengan baik berarti engkau menjalankan perintah Tuhan karena hidungmu engkau pakai sebagaimana mestinya.
Dengan bertingkah laku yang baik dan menaati perintah Tuhan, engkau akan selalu mendapat hasil yang baik. Jika hidungmu tidak engkau gunakan untuk bernafas atau menghidu hal-hal yang baik, melainkan untuk menyedot tembakau, maka engkau tidak menggunakannya sebagaimana kehendak Tuhan, dan engkau tidak mematuhi perintah Tuhan. Mengenai lidah engkau diingatkan Tuhan, "Anakku, pergunakanlah lidahmu untuk berbicara dengan lembut dan jangan menyakiti hati orang lain. Gunakanlah kata-kata yang menyenangkan mereka". Perhatikan pula fungsi lidah yang lain. Gunakanlah lidah untuk makan makanan yang sehat dan sattvik. Makanlah makanan yang bervitamin dan mengandung protein. Sebaliknya, jika engkau menggunakan lidah atau indera pengecap untuk merokok, untuk minum-minuman keras, untuk makan daging kambing, dan sebagainya, berarti engkau menyalahgunakan lidah dan mengingkari perintah Tuhan. Dengan cara itu engkau harus menggunakan semua alat indera untuk tugas-tugas tertentu yang telah ditetapkan oleh Tuhan, itu berarti engkau memenuhi maksud yang ditentukan untuk setiap indera. Tingkah laku yang teratur ini akan membantu engkau mencapai tujuan hidupmu.
Bila alat indera ini kontak dengan objeknya, mereka akan mengukur sifat-sifat yang berbeda. Misalnya, indera peraba mengukur sifat panas dan dingin, sebagai akibatnya, engkau mengalami rasa senang atau sedih. Hanya dengan memiliki alat indera itu engkau tidak merasa senang atau sedih. Bila alat indera itu kontak dengan objeknya, barulah engkau akan mengalami kegembiraan atau kesedihan. Sekarang engkau berada di sini, ini berarti telingamu pun ada di sini. Andaikata ada sesuatu yang terjadi di kampungmu, entah baik entah buruk, engkau tidak akan merasa bahagia atau pun sedih, senang atau susah, selama telingamu tidak mendengar berita itu. Kemudian engkau menerima telepon dan engkau tahu apa yang terjadi di kampung. Jika berita itu baik, engkau merasa gembira, jika beritanya buruk engkau merasa sedih. hanya bila indera bersentuhan dengan objeknya engkau akan merasa gembira atau sedih.
Ada banyak sekali objek indera di dunia, tetapi engkau harus menjaga agar alat inderamu tidak berhubungan dengan terlalu banyak objek. Objek-objek itu tidak kekal. Kalau terjerat ke dalam hal-hal yang kecil atau remeh, seluruh hidupmu akan tidak berarti dan tidak suci. Engkau dapat melihat contoh ini pada beberapa binatang atau serangga yang menjadi korban akibat salah satu atau dua alat inderanya. Misalnya, jika seekor rusa mendengar musik yang merdu, ia lalu sangat tertarik dan dapat dengan mudah ditangkap.
Karena itu, rusa terikat oleh suara. Gajah yang besar dapat dijinakkan melalui indera atau alat peraba, karena itu ia terbelenggu akibat sentuhan. Dengan cara ini banyak binatang dapat diikat dan dikuasai melalui alat indera yang berbeda-beda. Umpamanya jika kelekatu melihat cahaya, ia tertarik pada cahaya itu lalu terikat dan binasa karenanya. Begitu pula ikan makan umpan lalu tertangkap karena terikat pada rasa. Dan lebah memasuki kembang karena tertarik oleh baunya, lalu terperangkap pada malam hari ketika daun-daun bunga itu menutup. Masing-masing binatang tadi terikat oleh kelima inderanya, karena itu ia lebih rendah daripada semua binatang ini. Ada sebuah cerita tentang hal itu.
Pada suatu hari Dakshina Murthi mengadakan perjalanan. Ia menganggap masing-masing dari kelima unsur alam adalah gurunya. Pada suatu ketika ia pergi ke tepi pantai; ia menikmati ombak dan berbagai hal yang menarik di laut. Sementara ia melepaskan pandangannya, ombak pun datang dan membawa serta kotoran ke tepi. Ia melihat pada saat kotoran jatuh ke laut, ombak datang dan mendorong serta membuangnya ke pantai. Dakshina Murthi berpikir, "Mengapa laut yang begitu dalam dan luas perlu menghempaskan kotoran yang begitu kecil ke tepi? Tidak dapatkah laut itu menelannya?" Lalu ia bermeditasi. Dalam meditasi itu ia mengerti bahwa jika laut membiarkan setiap kotoran yang jatuh tinggal dalam air, maka kotoran ini lama kelamaan akan menumpuk dan pada suatu ketika akan menutup seluruh lautan dan mencemarinya. Ia menyimpulkan bahwa sejak semula lautan pasti telah bertekad tidak akan membiarkan kotoran, debu, atau sampah apa pun juga masuk ke dalamnya, dengan demikian laut tetap bersih dan suci.
Demikian pula sejak permulaan engkau harus menjaga agar gagasan dan ide buruk jangan sampai masuk ke dalam pikiranmu, betapapun kecilnya. Kotoran sekecil apa pun tidak boleh dibiarkan memasuki hatimu. Sebelum kotoran itu melekat engkau harus segera membuangnya. Jika engkau membiarkannya dengan anggapan bahwa kotoran itu tidak berarti karena kecil dan tidak akan membahayakan maka kotoran itu akan tumbuh dalam hatimu. Karena itu, jika engkau mengerti fungsi alat-alat indera dan belajar menggunakannya dengan tepat, engkau akan mendapat manfaatnya dan tidak akan terganggu. bila engkau terikat oleh alat indera itu, engkau tidak akan memperoleh kebahagiaan ataupun kedamaian pikiran. Ada cerita lagi untuk menggambarkan hal ini.
Ada seorang raja besar yang mempunyai lima istri, tetapi mereka tidak pernah mau mendengar kata raja. Ia mungkin raja bagi setiap orang, tetapi ia tidak merajai istri-istrinya. Karena itu, ia sangat menderita. Sebuah mahkota menghias kepalanya, tetapi di dalam kepalanya hanya ada aneka kecemasan. "Aku diperbudak istri-istri ini dan aku amat menderita", pikirnya. "Di dunia ini adakah orang yang tidak takut pada istrinya? Kalau ada, bagaimana ia mengendalikannya? Bagaimana caranya agar tidak dikuasai oleh istri?" Untuk menanyakan hal ini secara langsung kepada setiap penduduk tentu dianggap kurang layak. Karena itu, ia memutuskan untuk mengadakan rapat umum dan mengundang semua laki-laki supaya hadir. Dua tenda berukuran besar didirikan di alun-alun. Tenda yang satu di pinggir sebelah kiri dan yang lain di pinggir sebelah kanan.
Raja mengumumkan bahwa tenda pertama untuk orang yang mampu menguasai istrinya, dan yang kedua untuk orang yang dikuasai istrinya. Semua orang laki-laki di negeri itu datang berbondong-bondong ke ibu kota; semuanya langsung masuk ke tenda yang kedua. Raja pergi ke tempat itu dan melihat bahwa tenda yang besar itu, yang disediakan bagi orang yang dikuasai oleh istri, penuh sesak. Ia agar terhibur karenanya setelah mengetahui bahwa ia buka satu-satunya orang yang dikendalikan oleh istri. Tetapi sebelum pertemuan dimulai ia melihat satu orang kesepian menunggu dalam tenda pertama yang diperuntukkan bagi orang yang dapat mengendalikan istri. Tenda yang besar itu kelihatan kosong melompong kecuali satu orang itu. Raja sangat senang melihatnya. Ia menghampirinya dan mengatakan bahwa ia sangat senang karena dalam kerajaannya sekurang-kurangnya ada satu orang yang bisa menguasai istrinya.
Raja bertanya, "Ceritakanlah kepadaku apa rahasianya sehingga engkau dapat menguasai istrimu?" Orang itu menjawab, "Tidak Tuanku, tidak demikian. Saya tidak menguasai dia. Sayalah yang dikuasai sepenuhnya oleh istri saya". Raja berkata, "Kalau begitu, mengapa engkau masuk dalam tenda ini?" Jawab orang itu, "Istri saya menyuruh saya agar masuk ke tenda ini, bukan yang lain, maka itu saya di sini. Istri saya dengan tegas memerintahkan supaya saya tidak masuk ke tenda yang ditempati oleh orang-orang yang diperbudak istri, tetapi menyuruh saya ke tenda ini". Raja sangat marah kepada orang itu dan memerintahnya, "Engkau harus segera pergi! Apa pun alasannya engkau tidak bisa diam di tenda ini! Ikutlah bersama orang-orang itu di tenda yang kedua!" Warga itu pucat pasi ketakutan. Ia berlutut dan memohon dengan sangat kepada Maharaja dengan menangkupkan tangan sebagai tanda memohon, "Oh Raja, dengarlah permohonan saya. Tuanku boleh menghukum saya. Tuanku boleh berbuat sekehendak Hati Tuanku terhadap saya. Tetapi saya tidak bersedia mengingkari istri saya dan pindah ke tenda lain". Maka raja menyadari bahwa tidak ada seorangpun dalam kerajaannya yang tidak diperbudak istrinya.
Raja ini adalah pikiran, ia tidak pernah mampu memuaskan semua istrinya, yaitu indera. Mata meminta, "Bawa aku ke tempat yang indah-indah". Lidah menghendaki makanan yang enak-enak. Telinga memerintah agar lagu yang paling merdu dimainkan. Kulit hanya ingin merasakan sentuhan yang menyenangkan. Dan hidung mau mencium wangi-wangian yang terbaik di dunia. Siapa yang mampu memuaskan semua nafsu indera itu? Diantara mereka tidak ada koordinasi dan kerja sama. Jika engkau menyerah kepada alat indera, mereka akan menimbulkan kesulitan yang besar. Dari sekarang engkau harus mencari jalan untuk menguasai nafsu-nafsu itu sepenuhnya, maka engkau akan mencapai sesuatu yang benar-benar berguna. Pahlawan sejati di atas bumi ini adalah orang-orang yang benar-benar mampu mengendalikan hawa nafsunya.
Bila organ-organ indera itu meminta, jangan kau dengarkan. Tetapi engkau harus menyuruh pikiran minta pendapat akal budi. Apa pun yang menjadi keputusan budi, pikiran akan memerintahkan kepada alat indera, dan indera harus mematuhinya. inilah cara yang benar untuk menguasai nafsu. Orang yang mendasarkan hidupnya pada pikiran yang rendah akan hancur dan lebih jelek daripada binatang. Orang bijaksana akan melandasi hidupnya dengan pikiran yang luhur, dengan akal budi, kemampuan timbang menimbang, ketajaman pikiran, dan intuisi, atau apa yang disebut buddhi. Orang yang mengikuti budinya menjadi manusia utama. Jika engkau melandasi hidup dengan budimu, ia akan membawamu langsung ke tujuan akhir. Tetapi, jika hidupmu dilandasi oleh pikiran dan perasaan semata-mata, maka setiap saat akan terjadi perubahan-perubahan baru sehingga sulit meramalkan apa yang akan terjadi terhadap dirimu dan kemana arah tujuanmu. Ini sama dengan menyeberangi sungai yang deras atau lautan yang diamuk badai dengan perahu kecil. Engkau tidak tahu kapan kapalmu akan kebanjiran dan kapan bencana akan menyergap engkau.
Ada seorang ulama besar bernama Hazrat Muhammad. Ia adalah orang yang amat saleh dan benar-benar bijaksana. Ia mampu mengendalikan nafsu sepenuhnya. Pada suatu hari diketahuilah bahwa akhir hayatnya akan segera tiba; semua muridnya berkumpul di dekat tempat tidurnya. Ia menderita sakit tenggorokan yang sudah parah dan berusaha mati-matian untuk menguasai rasa sakitnya. Rupanya ia ingin mengatakan sesuatu, namun tidak bisa bicara. Murid-muridnya ingin sekali mengetahui amanat apa yang hendak disampaikan oleh guru mereka pada saat-saat terakhir hidupnya di dunia. Mereka mencoba membantu dan memohon, "Swami, Anda ingin mengatakan sesuatu kepada kami, silahkan katakan apa itu". Maka setelah menghimpun segenap kekuatannya, dengan susah payah Muhammad mampu berbicara, "Anak-anakku, selama ini aku selalu diikuti oleh maya 'kekuatan khayal'. Maya berkata kepadaku, 'Semua orang lain menjadi budakku, tidak seorangpun mampu membebaskan dirinya dari kekuasaanku, namun entah bagaimana engkau telah mampu menaklukkan aku'. Lalu aku menjawab, 'Maya, jangan mengatakan bahwa aku telah menaklukkan engkau sama sekali bila masih ada sisa hidup dan nafas beberapa saat padaku. Sebelum menghembuskan nafas yang terakhir sulit dikatakan bahwa seseorang telah menguasai engkau sepenuhnya'. Anak-anakku terkasih, sampai saat ini aku telah berhasil menaklukkan maya, tetapi aku tidak tahu apakah aku masih mampu terus menguasainya hingga nafasku yang terakhir. Pada saat-saat terakhir ini, untuk membebaskan diriku dari maya, aku selalu mengingat Tuhan dan berdoa kepada-Nya dengan sepenuh hatiku". Kemudian ia pun terdiam dan dengan itu ia mengakhiri hidupnya.
Sebagaimana dipaparkan dalam cerita ini, engkau harus waspada hingga menghembuskan nafas terakhir, tidak menyerah kepada hawa nafsu. Untuk mencapai atma engkau harus mengendalikan indera. Karena itu, pengendalian indera merupakan bagian yang penting pada jalan pengetahuan yang diajarkan oleh Krishna dalam Sangkhya Yoga. Bila engkau mampu mengendalikan inderamu sepenuhnya, dengan mudah engkau dapat menguasai bhakti yoga, karma yoga, jnana yoga, dan yoga-yoga lain. Mula-mula mungkin engkau menemukan kesulitan. Bila engkau belajar mengendarai mobil, pertama-tama engkau harus berlatih di lapangan. Hanya setelah engkau menguasai mobil dan teknik mengendarainya, engkau bisa lewat di jalan raya dan jalan-jalan sempit dalam kota. Jika engkau mencoba mengendarai mobil di tengah-tengah lalu lintas kota sebelumnya, tidak saja sulit bagimu, tetapi juga berbahaya. Begitu juga setelah engkau menguasai nafsu dan tidak tergiur oleh daya tarik duniawi maka engkau akan mampu menghadapi situasi apa saja tanpa kekhawatiran atau kesulitan. Untuk menguasai nafsu engkau harus mempunyai pandangan yang luas; lakukan penyelidikan batin dengan penuh semangat untuk menemukan apakah atma dan apa anatma. Setelah memiliki kemampuan timbang menimbang ini, engkau dapat bergerak dengan selamat di dunia sambil tetap mengingat tujuan.
Indera yang terus bergoncang tidak akan pernah memberimu kebahagiaan abadi. Hanya bila engkau mendapat pengetahuan atma engkau akan mengalami kebahagiaan sejati. Pendidikan dan pengetahuan lain hanya dapat membantu engkau menambah penghasilan. Pendidikan sejati hanyalah pengetahuan atma. Dengan pengetahuan atma itu engkau akan dapat menikmati kesatuan segala ciptaan. Bila engkau dapat menghayati persamaan dirimu dengan ketuhanan yang ada dalam segala ciptaan maka tidak akan ada lagi pertentangan yang timbul dari kesadaran rasa perbedaan. Bila engkau menghayati bahwa segala sesuatu adalah Tuhan, bahwa alam semesta ini tiada lain melainkan Tuhan, maka engkau bahkan akan menghentikan kebiasaan timbang menimbang karena bila segala sesuatu telah dihayati sebagai kemanunggalan, masalah timbang menimbang tidak ada lagi.
Seperti telah Swami katakan sebelum ini, indera dapat sangat berbahaya; indera-indera itu bisa menjadi seperti kuda liar. Bila engkau tidak mengekangnya, ia akan lari membawa kereta semaunya. Kendalikanlah inderamu dengan bantuan pikiran. Kuasailah indera perasa, indera penghidu, indera penglihatan, indera pendengaran, indera peraba, dan semua kesan serta pengaruh inderamu. Berkali-kali Swami telah mengingatkan engkau agar tidak melihat atau mendengar terlalu banyak. Karena bila engkau melihat sesuatu dan mendengar tentang itu engkau akan mulai memikirkan soal itu. Kalau engkau memikirkan sesuatu engkau mempunyai keterikatan pada benda itu dan ingin memilikinya. Bila engkau membicarakan suatu hal tertentu maka engkau memikirkan wujudnya. Karena itu, apa pun benda itu, pertama-tama engkau harus bertanya dalam hati, "Apakah ada cacat dan celahnya?" Jika engkau menyadari cacatnya, engkau tidak akan mempunyai keterikatan kepadanya. Jika engkau ingin mencapai Tuhan, engkau harus membebaskan dirimu dari pandangan yang keliru, rabaan yang keliru, ucapan yang keliru, dan pendengaran yang keliru.
Latihan rohani dimulai dengan pengendalian lidah. Alasannya ialah karena lidah mempunyai dua fungsi. Mata hanya punya satu kemampuan yaitu melihat. Begitu pula telinga hanya punya satu kemampuan yaitu mendengar, dan hidung punya satu kemampuan saja yaitu menghidu. Tetapi lidah mempunyai dua kemampuan; ia dapat berbicara dan merasakan. Karena itu, engkau harus melakukan usaha khusus untuk mengendalikannya. Engkau tidak berhak mencela orang lain; engkau tidak punya hak untuk memikirkan hal-hal yang buruk tentang orang lain; jauh lebih baik bila engkau memikirkan kekuranganmu sendiri. Lihatlah hal-hal yang baik pada diri orang lain dan singkirkan hal-hal yang buruk dari dirimu. Jika engkau belum mampu menilai dirimu sendiri, bagaimana mungkin engkau akan mampu menilai orang lain? Pertama-tama sempurnakan dulu hidupmu sendiri. Hanya setelah engkau menyelamatkan dirimu sendiri engkau akan dapat membantu menyelamatkan orang lain. Karena itu, janganlah menggunakan kata-kata yang jahat kepada orang lain, atau memandang orang lain dengan pandangan yang jahat, atau memikirkan yang buruk tentang orang lain. Isilah waktumu hanya dengan pikiran yang baik, mendengarkan hal yang baik, dan berbicara yang baik.
Untuk melakukan pengendalian diri engkau harus melakukan latihan rohani. Latihan yang terus menerus dan ketidakterikatan sangat penting untuk pengendalian inderamu. Bila engkau menyadari bahwa segala sesuatu ini tidak kekal, engkau akan dapat mengendalikan inderamu dan mempunyai rasa tidak terikat. Kalian adalah arya, bukan anarya. Ikutilah jalan yang benar dan kembangkan kesucian batinmu. Hanya bila engkau memiliki sinar kebijaksanaan yang tak kunjung padam dalam dirimu, engkau akan dapat menolong orang lain dengan pikiran yang baik, pandangan yang baik, dan nasehat yang baik. Orang yang berbuat demikian benar-benar memiliki sifat Tuhan. Orang yang menunjukkan sifat yang bertentangan dengan sifat Tuhan adalah setan. Setan hanya menyukai kegelapan. Lenyapkanlah kegelapan dan isilah dirimu dengan cahaya terang. Jika engkau menempuh jalan terang maka apa pun juga masa lalumu, Tuhan akan menerima engkau dan melimpahkan rahmat-Nya kepadamu.
Wibhisana, adik raja raksasa, menyerahkan diri kepada Rama dan mengabdi kepada-Nya. Sugriwa, panglima angkatan perang yang berpihak kepada Rama, ketika melihat Wibhisana, memperingatkan Rama, "Ia adik Rawana. Ia seorang raksasa. Ia mencintai kegelapan. Karena berselisih dengan kakaknya ia meninggalkan kakaknya. Jangan percaya kepadanya dan jangan melindunginya. Berbahaya mempercayai seorang adik yang menjadi musuh kakaknya". Rama tersenyum dan berkata, "Sugriwa, bukankah engkau juga musuh kakakmu sendiri, Bali? Sebelum mencela orang lain sadarilah kekuranganmu sendiri terlebih dahulu". Selanjutnya Rama menyatakan, "Aku akan melindungi siapa saja yang datang kepada-Ku dan menyerahkan dirinya kepada-Ku dan berkata, 'Aku milik-Mu'. Aku tidak peduli siapa dia". Sugriwa menjawab, "Swami, Swami melindunginya dan Swami menjanjikan bahwa bila perang selesai dan Rawana kalah, Swami akan menjadikannya raja Langka. Tetapi misalkan Rawana sendiri sekarang datang dan menyerahkan dirinya kepada Swami. Kerajaan apa yang akan Swami berikan kepadanya?" Rama menjawab, "Jika Rawana memilki gagasan begitu mulia dan menyerahkan diri kepada-Ku, Aku akan menyuruh saudara-Ku Bharata turun tahta dan menjadikan Rawana raja negara Ayodhya. Aku tidak pernah minta apa-apa kepada siapapun. Minta tolong bukan cara hidup-Ku. Tetapi bila Rawana mempunyai pikiran yang baik seperti itu, Aku bersedia meminta agar Bharata menyerahkan tahtanya". Semua Avatar menunjukkan pikiran yang suci serta pandangan yang luas dan dengan demikian memberikan teladan kepada seluruh dunia.
Sifat utama yang menjadi landasan segala perbuatan luhur dan hidup bahagia tanpa kekhawatiran adalah pengendalian nafsu. Krishna berkata, "Tidak ada yang tidak bisa engkau capai bila engkau mampu menguasai nafsu. Dunia ini sendiri dapat engkau ciptakan. Tetapi bila engkau diperbudak oleh indera dan terperangkap dalam hawa nafsu maka engkau menjadi budak seluruh dunia. Karena itu, Arjuna, jadikanlah nafsu-nafsu itu budakmu; hanya dengan demikianlah engkau akan dapat mengemban misi-Ku. Bangkitlah Arjuna! Belajarlah mengendalikan inderamu. Jangan membiarkan dirimu mabuk kesenangan atau kusut hati karena sedih. Sebab utama kesedihan ini adalah ketidaktahuan. Engkau tidak tahu perbedaan antara kebenaran dan bayangan, antara atma dan anatma, tetapi, mulailah dari sekarang membedakan antara kedua hal itu maka engkau akan mampu mengendalikan inderamu dan seluruh dunia ini akan menjadi milikmu".