Kamis, 03 Februari 2011

PERCAKAPAN 5 MENCARI TUHAN YANG BERSEMAYAM DALAM HATIMU

PERCAKAPAN 5
MENCARI TUHAN YANG BERSEMAYAM DALAM HATIMU
Di dalam Gita Tuhan menyatakan, "Orang yang Kucintai ialah orang yang tidak mementingkan diri sendiri, melepaskan segala keterikatan, dan bersikap sama dalam suka dan duka."
________________________________________

Sangat sulit bagi orang awam yang mencari kebenaran untuk mencapai keseimbangan seperti itu dan untuk melepaskan diri dari keterikatan serta rasa keakuan. Bagi orang yang berkeluarga hal ini hampir tidak mungkin. Mereka dapat memuja Tuhan melalui enam belas jenis pemujaan seperti dijelaskan dalam kitab-kitab suci. Namun, sangat sulit bagi mereka untuk menghancurkan keakuan dan meniadakan segala rasa individualitas. Mengapa demikian? Memang sulit menghilangkan keakuan selama engkau membedakan keinginanmu dengan perintah dan keinginan Tuhan. Kalau engkau menyadari keEsaan Tuhan yang meliputi segala sesuatu, engkau tidak akan mempunyai kesulitan untuk mengikuti-Nya. Jika engkau menyadari bahwa Tuhan bersemayam dalam bentuk Jyothi, 'cahaya yang selalu bersinar' dalam semua manusia, di mana-mana, maka akan mungkin bagimu menguasai keakuan dan keterikatanmu. Nyala yang bersinar terang ini ada di dalam dirimu. Yang Esa yang melindungi seluruh umat manusia adalah bagian yang utuh dari wujudmu sendiri.
Sejak zaman dahulu orang selalu bertanya apakah Tuhan ada atau tidak. Kalau engkau telah yakin bahwa Dia ada, langkah selanjutnya adalah mencari jalan untuk mencapai-Nya. Seperti pada masa lalu, masalah bagaimana dan di mana menemukan Tuhan tetap merupakan pertanyaan yang membingungkan umat manusia masa kini. Untuk mencari jawaban masalah ini, banyak resi pada zaman dahulu berusaha keras dengan menggunakan segala keahlian dan tapanya, agar mendapatkan jalan keluar. Para resi itu mengemukakan di mana mereka mencari dan bagaimana mereka dapat mengetahui adanya Tuhan Yang Mahacemerlang. Akhirnya mereka menyatakan kepada dunia luas:
"Oh manusia, kami telah berhasil melihat dan memahami prinsip adikodrati itu yang ada di luar dunia yang kasat mata ini. Bukannya di dunia atau di ruang angkasa, tetapi dalam dirimu sendirilah Tuhan yang penuh kebahagiaan dapat ditemukan. Dalam pandangan batinmu, dalam jiwamu, dalam hati yang suci dalam badan inilah Ia bersemayam."
Inilah penemuan besar mereka bahwa Tuhan bersemayam dalam badan kita sendiri. Dalam bahasa sanskerta, sarira berarti yang mudah binasa yaitu badan. Tuhan disebut Sarira, yaitu yang tinggal dalam badan yang tidak kekal. Ia disebut juga Dehi, artinya yang mengenakan wujud sementara. Dalam Gita Ia disebut juga Kshetrajña 'yang mengetahui Ksetra' yaitu yang tidak bergerak dan tidak mengetahui dirinya sendiri. Untuk menembus tirai kebodohan yang menutupi kebenaran dirimu, engkau harus berusaha menemukan Tuhan Yang Kekal yang bersemayam cemerlang dalam badan kasarmu. Engkau juga harus berusaha menemukan Tuhan yang bersemayam sebagai dasar segala ciptaan penghuni kelima unsur yaitu ether, udara, api, air, dan tanah.
Untuk mendapatkan intan engkau harus menggali jauh ke dalam tanah. Engkau tidak menemukannya bergantungan di pohon. Begitu pula engkau tidak akan menemukan permata yang sangat berharga ini yaitu Tuhan, tergeletak di luar dan mudah dilihat oleh semua orang. Dengan bantuan ajaran para mahatma, engkau harus berusaha mencarinya di dalam dirimu. Badan kita bukan barang biasa. Ia adalah pura Tuhan atau kereta yang membawa Tuhan. Dalam dunia yang boleh dianggap sebagai desa yang besar, Tuhan diarak dalam kereta yang disebut badan (raga) ini.
Tidak baik bila engkau tidak mempedulikan badan atau mengabaikannya atau menggunakannya secara tidak pantas atau untuk berbuat jahat. Badan ini harus digunakan hanya untuk melakukan kegiatan yang suci dan tidak mementingkan diri sendiri. Engkau harus menjaganya dengan baik serta menyucikannya dengan menggunakannya untuk melakukan tugas-tugas suci. Sudah tentu badan ini lembam, tetapi di dalamnya hidup aspek kesadaran suci. Badan bisa dibandingkan dengan perahu yang dapat menolongmu menyeberangi lautan samsara 'lautan kehidupan duniawi'. Badan ini tidak kau dapat dengan mudah. Karena kebajikan yang tak terhingga banyaknya dan kelahiran-kelahiran dalam wujud yang lain, engkau dapat memperoleh wujud badan manusia ini. Jika badan tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya, berarti engkau menyia-nyiakan seluruh kebajikan yang telah kau peroleh dalam kehidupan-kehidupan sebelumnya yang tak terhitung lagi banyaknya.
Merupakan kemujuran yang luar biasa bahwa engkau lahir sebagai manusia. Karena itu, perahu suci yang dapat membawamu ke tempat tujuan ini harus digunakan dengan seksama sehingga dapat menyeberangi lautan samsara dengan selamat. Dalam samudra ini hidup buaya-buaya yang amat mengerikan, serta berbagai makhluk lain yang menakutkan dan berbahaya bagimu. Buaya-buaya yang mengancam itu melambangkan enam musuh manusia yaitu kemarahan, ketamakan, nafsu birahi, kebencian, kecongkakan, dan iri hati. Mereka menghuni setiap tahap lautan kehidupan duniawi yang tak dapat diduga ini. Samudra itu sendiri merupakan campuran unsur-unsur yang berlawanan seperti kegembiraan dan kesedihan, hal yang menarik dan hal yang menjijikkan; bila engkau berada dalam samudra kehidupan ini, amat sulit mengatakan kapan engkau akan mendapat kebahagiaan dan kapan engkau akan jatuh ke lembah kesedihan.
Bila engkau dikelilingi oleh demikian banyak buaya, cara yang terbaik untuk menyelesaikan perjalanan dengan selamat ialah dengan melihat kesatuan dalam segala sesuatu. Engkau harus yakin sepenuhnya bahwa prinsip ketuhanan, Tuhan dalam wujud nyata yang cemerlang, ada dalam setiap manusia dan setiap benda. Kalau engkau menyadari keberadaan Tuhan dalam setiap makhluk, dan menyadari kesatuan dalam semua yang tampak sebagai kebhinekaan ini, maka engkau tidak akan dapat lagi membenci orang lain. Karena itu Gita memberikan tempat utama pada petunjuk yang menyatakan "Adveshta sarva bhutanam" 'janganlah membenci makhluk apa pun juga'.
Berbagai macam pemujaan ritual seperti menyanyikan kidung kerohanian, melakukan japa dan mengulang-ngulang nama Tuhan, akan tampak sangat remeh bila engkau telah menyadari keberadaan Tuhan dalam setiap hati manusia. Hanya bila engkau tidak mengetahui keberadaan ini, engkau mementingkan berbagai pelaksanaan ibadah. Namun sebelum engkau menguasai teknik berenang, engkau perlu menggunakan berbagai alat bantu agar dapat mengapung sewaktu belajar berenang. Bila engkau telah pandai berenang, alat-alat itu tidak diperlukan lagi. Demikian pula berbagai jenis ibadah diperlukan hingga engkau benar-benar mengerti arti Gita. Kalau engkau telah memahami inti dari Gita yang indah ini, semua ritual pemujaan akan tampak sepele.
Dalam bab Bhakti Yoga 'jalan pengabdian', telah dijelaskan semua sifat mulia seorang bhakta yang membuatnya dikasihi Tuhan. Di situ ditekankan bahwa sifat-sifat yang terpuji ini akan bersemi bila keenam musuh manusia dikuasai. Dapatkah hal ini dilakukan dengan mudah? Ya, keenam musuh manusia itu dapat ditaklukkan bila engkau menyadari kebenaran bahwa Tuhan Yang Maha Esa berada di mana-mana dalam kelima unsur alam dan Dialah yang menggerakkan semua makhluk. Sebelum engkau menyadari hal ini dan mengalaminya, engkau tidak akan memperoleh kepuasan yang sejati dalam apa pun juga yang kau kerjakan.
Jika dalam mulutmu ada garam, maka juice manis apa pun yang kau minum akan tetap terasa asin. Pertama keluarkan garam itu dan bersihkan mulutmu, maka engkau akan dapat merasakan manisnya. Jika garam sudah tidak ada, engkau dapat menikmati sepenuhnya kelezatan juice yang kau minum. Demikian pula halnya jika engkau dapat menyingkirkan sifat-sifat buruk yang ada pada dirimu seperti kebencian, kemarahan, kecemburuan, kecongkakan, keserakahan, dan keakuan, maka engkau akan dapat merasakan manisnya belas kasihan, manisnya pengorbanan, manisnya kedermawanan, manisnya kesetiakawanan, dan manisnya cinta Tuhan.
Pertama-tama berusahalah memahami apa sebenarnya arti pengabdian sejati. Bhakti atau pengabdian artinya cinta kepada Tuhan. Bhakti terdiri dari kata Bha yang berarti Bhagawan, Tuhan, dan akti berarti anurakti 'cinta'. Jika kedua hal ini, cinta dan Tuhan digabung, engkau mendapatkan pengabdian sejati, sebagaimana makna kata bhakti. Bila engkau menanam pengabdian, engkau mengembangkan kemampuan untuk berkorban. Engkau berkembang dalam cinta kasih. Kemudian segala yang engkau butuhkan akan diberikan kepadamu. Cinta kasih adalah nafas kehidupan manusia. Tanpa kasih engkau tidak dapat hidup. Sesungguhnya, engkau memberikan cinta kasih hanya kepada sang atma, dirimu sendiri, bukan pada orang lain. Tetapi cinta suci kepada Yang Esa ini dibelokkan kepada raga. Di mana-mana di dunia ini kita temukan penyakit bawaroga, yaitu penyakit menyamakan diri dengan badan jasmani.
Sebagian besar pengalaman yang kau hadapi dalam hidup ini lebih merupakan wujud penyakit daripada wujud kebahagiaan. Misalnya penyakit kelaparan, makananlah obat penyakit itu. Bila engkau memberikan makan sebagai obat lapar maka penyakit itu akan lenyap. Engkau menganggap makan adalah suatu kenikmatan, tetapi sebenarnya adalah obat. Engkau memasak bermacam-macam makanan yang enak dan beranggapan bahwa rasanya memberi kenikmatan, tetapi itu tidak benar. Kadang-kadang obat diberikan dalam bentuk campuran yang mengandung sesuatu yang enak supaya rasanya manis. Demikian pula untuk penyakit lapar engkau mendapat campuran bermacam-macam makanan, tetapi sesungguhnya makanan apa pun juga adalah obat belaka.
Rasa haus juga penyakit. Bila engkau merasa haus engkau minum air yang dingin, maka penyakit itu sembuh. Demikian pula enam musuh manusia, nafsu amarah, iri hati, kecemburuan, egoisme, kebencian, dan keserakahan, semuanya adalah penyakit. Ada perbuatan-perbuatan yang berfungsi sebagai obat. Berpikir bahwa engkau menikmati bermacam-macam kesenangan adalah keliru, sebenarnya engkau mengidap berbagai penyakit. Sebelum engkau menyadari bahwa penghuni badan adalah Tuhan, engkau akan terus menderita penyakit-penyakit ini dan merana.
Segala kegiatan rohani (seperti menyanyikan bhajan dan melakukan japa) dapat dilakukan hanya dengan bantuan badan. Semua pendidikan yang telah kau peroleh, kau dapatkan dengan bantuan badan. Sifat-sifat Tuhan yang agung dan luar biasa kau pelajari melalui jasa badan. Dengan menjadikan badan sebagai dasar, engkau harus berusaha melihat Tuhan di dalamnya. Jangan terus beranggapan bahwa Tuhan ada di alam yang lain. Ia ada dalam badan kita sendiri. Dosa tidak berada di suatu alam yang jauh, hal itu tergantung pada perbuatan yang kau lakukan dengan badanmu. Baik kebajikan maupun kebatilan merupakan hasil perbuatan yang kau lakukan dengan bantuan badan. Engkau harus mencari terus menerus, berusahalah sungguh-sungguh, menemukan Tuhan dalam badanmu sendiri.
Kata orang, "Carilah, carilah dan hal itu akan kau temukan." Jika engkau mencari Dia dalam badanmu dengan kesungguhan hati, engkau pasti akan menemukan-Nya. Jika engkau mencari sesuatu dalam ruangan yang penuh barang, hanya dengan kesungguhan engkau akan dapat menemukan barang yang kau cari. Tanpa berusaha mencari barang itu tidak akan pernah kau temukan. Hanya bila engkau mengetuk pintu, pemilik rumah akan membukanya. Ibumu pun baru akan menghidangkan makan kalau engkau minta. Karena itu, engkau harus meminta dan terus meminta, ketuk pintu dan ketuklah terus, kejar dan kejar terus, cari dan carilah terus.
Barangkali engkau merasa telah lama mengetuk pintu tetapi tidak ada yang membukanya. Lihatlah apakah pintu itu benar yang kau maksudkan? Apakah engkau mengetuk pintu kebebasan atau pintu keterikatan? Apakah engkau mengetuk pintu kediaman Tuhan atau pintu tempat setan? Siapakah yang kau datangi? Kepada siapakah engkau berlindung? Apakah engkau minta kepada Yang Maha Pemurah dan Maha Pengampun yang datang dalam wujud manusia dan memberikan hidupnya sebagai contoh panutan? Apakah engkau minta kepada ibu alam semesta? Apakah engkau minta makanan dari Dia ataukah engkau minta makanan dari setan?
Barangkali engkau memandang Tuhan, tetapi engkau tidak memohon ketuhanan itu sendiri. Tentu engkau memanjatkan doa kepada Tuhan, tetapi yang kau mohon adalah barang-barang yang sepele dan hal yang bersifat duniawi. Engkau menghadapi pohon yang mengabulkan segala keinginan dan engkau hanya minta bubuk kopi yang tidak berarti. Engkau harus memohon pohon itu agar menganugerahi engkau prinsip adikodrati yang akan memenuhi dirimu dengan kebahagiaan abadi selama-lamanya.
Engkau harus senantiasa menambah dan meningkatkan bhaktimu dengan keyakinan bahwa Tuhan ada dalam badanmu sendiri. Jika engkau ingin mencari dan menemui Tuhan yang ada dalam dirimu, engkau harus mengarahkan pandanganmu ke dalam batin. Bagaimana engkau harus merindukan Tuhan? Engkau harus menangis seperti anak sapi memanggili induknya yang telah meninggalkannya bersama kawanan sapi lain. Engkau harus meratap seperti wanita setia yang kehilangan suami dan menangis sedih karena berpisah. Engkau harus menjerit memohon kepada Tuhan seperti suami istri yang tidak punya anak memohon dengan sangat agar dikaruniai anak. Begitulah sebaiknya engkau berdoa kepada Tuhan, penuh kasih serta pengabdian dan rindu ingin menghayati keberadaan-Nya dalam dirimu.
Tetapi sekarang kebanyakan doamu penuh dengan kata-kata yang muluk tanpa perasaan. Dalam benakmu ada sesuatu dan pada bibirmu ada sesuatu yang lain. Hanya bila engkau menyelaraskan gagasan dalam pikiranmu dengan perkataanmu, maka perkataanmu akan menjadi doa dan membawa hasil. Dan hanya bila engkau menerapkan doa itu dalam pengamalan nyata, ia akan menjadi ibadah. Bila engkau mencapai satunya pikiran, perkataan, dan perbuatan, maka engkau menjadi seorang mahatma, 'jiwa yang agung'.
Engkau harus mawas diri apakah engkau mengikuti jalan satunya pikiran, perkataan, dan perbuatan ini. Jika engkau memeriksa dirimu sendiri dengan jujur, engkau akan mengakui bahwa hampir selalu ketiga unsur itu mengikuti arah yang berbeda, tidak ada kesatuan. Kalau pikiran lain, kata-kata lain, dan perbuatan lain pula, maka engkau memiliki sifat-sifat orang jahat atau duratma, bukan sifat-sifat seorang mahatma. Ketidakserasian seperti itu akan merugikan engkau dan menjauhkan engkau dari Tuhan.
Apa pun juga pikiranmu, hal itu akan menimbulkan hasil yang setimpal. Besar kecilnya kue tergantung pada banyak sedikitnya tepung. Rasa yang tertinggal di mulut tergantung pada hidangan yang baru saja engkau makan. Begitu pula apa yang kau rasakan dalam hati akan tercermin pada caramu berbicara dan berperilaku. Pertama kali engkau harus berusaha menyucikan perasaanmu. Engkau harus menyucikan cinta kasihmu. Untuk melakukan itu engkau harus mengembangkan kshama 'kesabaran', yaitu ketawakalan dan pengendalian diri dalam segala situasi, sehingga memberikan kebaikan bagi semua bahkan pada mereka yang mungkin ingin mencelakakan dirimu. Tidak ada yang lebih tinggi daripada sifat kesabaran ini. Kesabaran sama dengan kebenaran, kesabaran adalah inti kebajikan, kesabaran adalah sari pati Weda, kesabaran adalah tanpa kekerasan yang diamalkan, kesabaran adalah kepuasan batin, kesabaran adalah belas kasihan, sesungguhnya kesabaran adalah segala-galanya. Hanya bila engkau membina kesabaran dan ketawakalan engkau akan dapat mencapai Tuhan.
Sekarang karena hal-hal yang sepele engkau marah dan tegang. Sifat ini sangat berbahaya; kemarahan dapat menghancurkan hidupmu. Bila engkau marah, engkau tidak dapat mencapai apa pun juga yang berarti. Engkau dianggap memuakkan dan dicemoohkan. Engkau akan kehilangan harta kekayaanmu. Semua kehormatan yang telah kau nikmati akan hancur menjadi abu. Kemarahanmu bahkan dapat memisahkan engkau dari orang-orang yang dekat denganmu. Karena marah engkau kehilangan segala sesuatu dan hidupmu sendiri tersia-siakan. Karena itu, dalam Bhagawad Gita, Krishna mengajarkan cinta kasih dan pentingnya meningkatkan cinta kasih itu untuk melawan kebencian, kecemburuan, kemarahan, dan semua sifat buruk lain yang sangat membahayakan dirimu.
Cinta kasih tidak mengenal kebencian.
Cinta kasih tidak mementingkan diri sendiri.
Cinta kasih jauh dari kemarahan.
Cinta kasih tidak pernah mengambil; Ia selalu memberi.
Cinta kasih adalah Tuhan.
Jika engkau ingin dekat Tuhan, engkau harus mengembangkan sifat suci cinta kasih ini. Hanya dengan cinta kasih engkau akan dapat menghayati Tuhan, karena Dia adalah cinta kasih itu sendiri.
Jika engkau ingin melihat bulan tidak perlu memakai lilin atau obor. Cahaya bulan itu sendiri sudah cukup untuk melihat bulan. Jika engkau ingin melihat Tuhan, engkau hanya perlu membenamkan dirimu dalam cinta kasih. Penuhilah dirimu dengan kasih, engkau pasti akan mencapai Tuhan. Tetapi selama cinta kasih ini belum benar-benar mantap dalam dirimu engkau masih memerlukan kegiatan rohani seperti bhajan, japa, dan bentuk pemujaan lainnya. Jika kasih itu telah berkembang, upacara-upacara tersebut tidak perlu lagi. Meskipun bulan bersinar terang engkau tidak akan dapat melihatnya jika matamu terpejam. Begitu pula bila matamu masih terpejam dan belum melihat kehadiran Tuhan yang penuh kasih dalam dirimu, maka perbuatan baik, termasuk kegiatan-kegiatan rohani akan membantu membuka matamu dan memperjelas pandangan sehingga engkau dapat melihat Tuhan dan menikmati kasih-Nya. Inilah makna ajaran Krishna dalam Bhagawad Gita.
Bila engkau mendengarkan kata-kata yang mulia itu dan betul-betul memahaminya serta mengamalkannya, engkau akan dapat mencapai tujuanmu yang suci. Swami telah memberikan kesempatan ini sehingga sekurang-kurangnya satu jam setiap hari engkau dapat menggunakan waktumu dengan bijaksana dan memperoleh manfaat dari ajaran yang suci ini.